Keadilan Iklim: Suara Anak Muda dalam Kebijakan Global

Oleh: Patricia Mary N. Manurung | 27023C4074 | PPTI 18

Greta Thunberg adalah seorang aktivis lingkungan asal Swedia yang dikenal karena keberaniannya dalam menyuarakan isu perubahan iklim. Sejak remaja, ia telah menggerakkan jutaan anak muda di seluruh dunia untuk mendesak para pemimpin global agar mengambil langkah yang nyata dalam mengatasi krisis iklim. Greta juga menyoroti ketidakadilan generasi dalam pengambilan Keputusan, di mana kebijakan yang dibuat saat ini akan berdampak besar pada masa depan anak muda, tetapi mereka malah jarang dilibatkan secara aktif.

Melalui gerakan Fridays for Future, Greta mengajak generasi muda untuk berpartisipasi dalam aksi damai demi menuntut kebijakan lingkungan yang lebih tegas. Gerejakan ini sejalan dengan tujuan SDG 13 yang menekankan pentingnya aksi mendesak untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya. Greta menegaskan bahwa para pemimpin dunia sering mengabaikan suara anak muda, generasi yang nantinya akan merasakan dampak dari keputusan yang diambil saat ini. Sebagai aktivis, Greta telah berbicara di berbagai forum internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Konferensi Perubahan Iklim. Ia secara tegas mengkritik lambatnya repons pemerintah dan Perusahaan dalam menangani krisis iklim serta menuntut mereka untuk bertidak berdasarkan data.

Dampak krisis iklim tidak dirasakan secara merata di seluruh dunia. Negara-negara berkembang yang berkontribusi lebih sedikit terhadap emisi karbon, sering kali mengalami konsekuensi yang lebih parah.

Bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan badai tropis semakin sering terjadi di wilayah yang memiliki sumber daya terbatas untuk beradaptasi. Negara-negara maju yang selama ini telah mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan memiliki tanggung jawab moral untuk membantu negara berkembang dalam menghadapi perubahan iklim. Sayangnya, bantuan yang diberikan masih sangat terbatas dan tidak selalu sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Generasi muda memegang peran penting dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan. Suara anak muda harus didengar dalam pengambilan keputusan lingkungan agar kebijakan yang dihasilkan lebih inklusif dan berkelanjutan. Dengan perspektif yang segar dan inovatif, mereka dapat menghadirkan solusi kreatif untuk mengatasi permasalahan iklim. Dengan dukungan media sosial dan teknologi digital, generasi muda memiliki kekuatan untuk menyuarakan aspirasi mereka kepada pemimpin dunia dan masyarakat luas.

Oleh karena itu, kebijakan yang mendorong keterlibatan anak muda dalam pembuatan keputusan harus diperkuat.

Keadilan iklim adalah tentang memastikan bahwa kebijakan yang diambil saat ini tidak merugikan generasi mendatang. Greta Thunberg telah membuktikan bahwa suara anak muda dapat membawa perubahan dalam kebijakan global. Negara-negara berkembang yang paling terdampak oleh krisis iklim juga perlu mendapatkan dukungan yang lebih adil dari negara maju. Oleh karena itu, generasi muda harus diberi ruang dalam proses pengambilan keputusan agar kebijakan yang dihasilkan lebih adil dan berkelanjutan. Dengan demikian, tujuan SDG 10 (Mengurangi Kesenjangan) dan SDG 16 dapat tercapai melalui keadilan iklim yang lebih merata di seluruh dunia.

Yustinus Suhardi Ruman