Gen Z: Jangan Mengabaikan Integritas

Oleh: Dr. Adie Erar Yusuf, S.Pd. M.Arts
Generasi Z (1997-2012) adalah kelompok demografis yang memiliki karakteristik unik terkait teknologi, nilai-nilai sosial, dan pola pikir mereka. Generasi Z (Gen Z) dikenal juga sebagai generasi strawberi yang luar biasa tetapi mudah tertekan (emosional dan baper). Oleh karena itu, penting untuk menularkan nilai integritas kepada Gen Z ini, dengan fokus pada pendidikan nilai-nilai etika, menjadi teladan yang konsisten, dan mewariskan kehormatan untuk masa depan. Survei menunjukkan Gen Z akan setia pada perusahaan yang transparan mengenai jenjang karier, peluang mentoring, serta jenjang karir yang harus ditempuh untuk mencapai posisi tertentu. Gen Z juga memiliki dorongan kuat untuk sukses, yang dipengaruhi oleh pengalaman orang tua mereka pada krisis ekonomi 1998. (https://mediaasuransinews.co.id/ekonomi-bisnis/ ). Artikel ini membahas bagaimana menularkan integritas dan kejujuran kepada generasi mendatang terutama Gen Z, agar tidak mengabaikan integritas dan kejujuran.
Gen Z yang merupakan anak-anak dan remaja saat ini, tumbuh di tengah kemajuan teknologi yang sangat pesat. Mereka sangat bergantung pada internet dan media sosial dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan akses tak terbatas ke informasi dan koneksi sosial secara global, mereka memiliki pandangan dunia yang lebih terbuka, tetapi juga menghadapi tantangan besar terkait ketidakpastian identitas dan dampak sosial media terhadap kepribadian mereka (Smith, 2020).
Pendidikan nilai-nilai etika dan integritas kepada Gen Z sangat penting, karena tanpa bimbingan yang jelas tentang apa yang benar dan salah, mereka dapat terjerumus ke dalam pola pikir yang serba cepat dan pragmatis, yang sering kali mengabaikan prinsip moral yang kuat. Sebagai contoh, fenomena hoaks dan disinformasi di media sosial menunjukkan betapa pentingnya pendidikan etika dalam dunia digital yang penuh dengan informasi yang tidak terverifikasi (Johnson, 2019). Penanaman nilai-nilai integritas harus dilakukan sejak dini melalui pendidikan keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial. Seperti yang diungkapkan oleh Pérez & González (2020), keluarga dan guru memiliki peran penting dalam mengajarkan nilai kejujuran, tanggung jawab, dan komitmen kepada generasi muda. Menjadi teladan yang konsisten adalah kunci dalam menularkan integritas kepada generasi muda. Gen Z sangat dipengaruhi oleh perilaku orang dewasa di sekitar mereka, terutama orang tua dan guru. Menurut Chang (2022), integritas bukan hanya diajarkan melalui kata-kata (words), tetapi melalui tindakan (walk the talk). Jika orang dewasa menunjukkan perilaku jujur, transparan, dan bertanggung jawab, maka nilai-nilai ini lebih mudah diterima dan diinternalisasi oleh generasi muda. Misalnya, orang tua yang selalu berbicara jujur kepada anak-anak mereka, bahkan dalam situasi yang sulit, akan menanamkan prinsip integritas dalam diri anak. Begitu juga dengan guru yang tidak hanya mengajarkan teori etika, tetapi juga memberi contoh dalam perilaku mereka sehari-hari. Mengajarkan kehormatan kepada Gen Z berarti mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia yang penuh dengan tantangan moral dan etika. Kehormatan tidak hanya berarti menjaga nama baik diri sendiri, tetapi juga melibatkan tanggung jawab terhadap orang lain. Pendidikan tentang pentingnya kejujuran, menghormati perbedaan, dan memperjuangkan keadilan sosial harus menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan di sekolah dan universitas (Tanner, 2021).
Menularkan integritas kepada Gen Z menjadi tanggung jawab kita semua, baik sebagai orang tua, pendidik, maupun tokoh masyarakat. Pendidikan nilai-nilai etika yang kuat sangat penting untuk membantu mereka mengembangkan karakter yang solid dalam menghadapi tantangan digital dan sosial. Menjadi teladan yang konsisten dalam menunjukkan integritas adalah langkah pertama yang harus diambil oleh semua pihak yang berperan dalam kehidupan Gen Z.