Gen Z bagi Perekonomian Nusantara: Problematika atau Potensi?
Oleh: Kalista Gabriela Willies | 2702363475 | PPTI 17
Generasi Z (Gen Z), yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, kini mulai mendominasi dunia kerja dan konsumsi. Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, hasil riset menyatakan bahwa Gen Z berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui e-commerce, gig economy, startup berbasis teknologi, dan ekonomi kreatif. Namun, di sisi lain, data menunjukkan angka pengangguran di kalangan Gen Z pada tahun 2024 yang mencapai hampir 10 juta orang atau sekitar 50 persen dari total pengangguran di Indonesia. Kontradiksi ini menimbulkan pertanyaan: apakah kehadiran Gen Z benar-benar menjadi pendorong ekonomi, atau justru menjadi suatu tantangan bagi ekonomi bangsa?
Indonesia perlu mempercepat digitalisasi di berbagai sektor agar tetap kompetitif dalam persaingan global. Gen Z, sebagai generasi yang akrab dengan teknologi, berperan besar dalam transformasi ini, terutama dalam bisnis, e-commerce, dan startup. Banyak dari mereka juga memanfaatkan media sosial untuk mengembangkan industri content creation, serta ekonomi kreatif lainnya, seperti desain grafis, dan game development. Selain itu, dengan kemampuan belajar cepat dan adaptasi tinggi, Gen Z membawa perspektif baru dalam dunia kerja, memperkenalkan cara kerja berbasis teknologi, seperti AI, cloud computing, dan otomatisasi yang lebih efisien dibandingkan cara konvensional.
Namun, karakteristik Gen Z yang cenderung fast-paced dan lebih mengutamakan fleksibilitas kerja juga menghadirkan tantangan bagi ekonomi Indonesia. Tingginya tingkat turnover di kalangan pekerja muda membuat perusahaan harus terus-menerus merekrut dan melatih karyawan baru sehingga pada akhirnya meningkatkan biaya operasional. Selain itu, kecenderungan terhadap gaya kerja yang kurang konvensional membuat mereka dinilai kurang disiplin dan profesional sehingga dapat menghambat produktivitas, terutama di sektor yang menuntut stabilitas dan kerja sama tim. Di sisi lain, media sosial turut mendorong pola konsumsi yang lebih berorientasi pada pengalaman daripada investasi jangka panjang, yang berpotensi menurunkan tingkat tabungan nasional dan memengaruhi ketahanan ekonomi negara dalam jangka panjang.
Untuk mengatasi tantangan sekaligus mengoptimalkan potensi Gen Z, pemerintah, dunia pendidikan, dan sektor industri perlu menerapkan berbagai solusi. Peningkatan literasi keuangan penting agar mereka lebih bijak dalam mengelola keuangan dan mengurangi gaya hidup konsumtif. Sistem pendidikan juga harus lebih selaras dengan kebutuhan industri, menekankan keterampilan praktis, disiplin, dan profesionalisme agar lulusan lebih siap menghadapi dunia kerja. Di sisi lain, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang fleksibel dan menarik guna meningkatkan loyalitas karyawan. Pemerintah dan sektor swasta juga perlu mendukung kewirausahaan melalui akses permodalan dan pelatihan bisnis. Selain itu, kampanye dan modernisasi sektor industri dapat menarik minat Gen Z untuk terlibat dalam sektor-sektor strategis, seperti manufaktur, pertanian, dan energi, yang masih menjadi pilar utama perekonomian nasional.
Di samping itu, Gen Z sendiri tentunya perlu mengambil langkah aktif untuk meningkatkan kontribusi mereka terhadap perekonomian Indonesia. Mereka harus mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri, seperti komunikasi, manajemen waktu, dan problem-solving, agar lebih siap bersaing di dunia kerja. Literasi keuangan juga krusial agar mereka dapat mengelola penghasilan dengan bijak, mengurangi gaya hidup konsumtif, dan mulai berinvestasi untuk masa depan. Dalam dunia kerja, membangun etos kerja yang kuat, meningkatkan loyalitas, serta menghargai profesionalisme akan membantu mereka berkembang secara berkelanjutan. Sementara itu, bagi yang tertarik menjadi wirausahawan, inovasi, pemanfaatan teknologi, dan pembangunan bisnis berkelanjutan harus menjadi fokus utama.
Gen Z memiliki peran yang signifikan dalam perekonomian Indonesia. Akan tetapi, tantangan seperti rendahnya tingkat profesionalisme, kurangnya disiplin, dan gaya hidup konsumtif perlu diatasi. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan, dan industri sangat penting untuk mengoptimalkan potensi mereka. Lalu, bagi Gen Z sendiri, sekaranglah waktu yang tepat untuk bangkit, berkarya, dan membawa ekonomi Nusantara bersaing di mata dunia.
Referensi:
https://jli.staiku.ac.id/index.php/st/article/view/11
https://kumparan.com/raidahraq/pengangguran-generasi-z-krisis-atau-peluang-24E4EG3ZZJC/2