Ayo Membangun Integritas Pribadi

Oleh: Dr. Adie Erar Yusuf, M.Arts
Integritas pribadi adalah pondasi untuk membangun kepercayaan dan relasi yang harmonis dengan orang lain. Covey (2021) menyatakan bahwa integritas adalah kemampuan untuk menyelaraskan tindakan, nilai, dan komitmen, bahkan ketika menghadapi tantangan. Dalam kehidupan sehari-hari, integritas mencakup kejujuran, tanggung jawab, dan konsistensi dalam berbagai lingkungan mulai dari keluarga, tempat kerja, hingga masyarakat. Seorang yang memiliki integritas akan tercermin melalui perilaku atau tindakan atau sikapnya. Hal ini dapat diketahui melalui karakteristik atau ciri-ciri tertentu seperti memiliki sikap jujur, tulus, dan dapat dipercaya, bertindak transparan dan konsisten, menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela, bertanggung jawab atas hasil kerja, memiliki sikap objektif (news.detik.com/berita/d-6561771/). Artikel ini membahas bagaimana membangun integritas pribadi berupa kebiasaan jujur, tulus, dapat dipercaya, dan bertanggungjawab dalam kehidupan sehari-hari.
Kejujuran adalah inti dari integritas. Brown (2019) menekankan bahwa membangun kebiasaan jujur dimulai dari tindakan kecil, seperti berkata benar, mengakui kesalahan, dan tidak mengambil keuntungan yang bukan hak kita. Kebiasaan ini menciptakan kepercayaan diri serta kepercayaan dari orang lain. Misalnya, mengembalikan barang yang dipinjam meskipun tidak diminta menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai kejujuran. Beberapa contoh kisah teladan integritas tokoh bangsa yang bisa menjadi acuan kita antara lain 1) Ir. Sukarno Pantang Ambil Fasilitas Negara, 2) Mesin Jahit Istri Mohammad Hatta, 3) Kesederhanaan Hidup H. Agus Salim, 4) Tambalan di Kemeja Mohammad Natsir, 5) Ketika Sri Sultan Hamengku Buwono IX Ditilang, 6) Hoegeng Iman Santoso Menutup Toko Kembangnya, 7) Kisah Bensin Mobil Dinas Baharuddin Lopa (https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220517- )
Menjaga Integritas pribadi dapat dilakukan melalui lingkungan keluarga, masyarakat dan tempat kerja sebagai berikut:
- Integritas di keluarga berarti menjadi teladan bagi anggota keluarga lain. Anak-anak belajar dari perilaku orang tua. Ketika orang tua konsisten dengan nilai-nilai yang diajarkan, seperti menghormati orang lain atau tidak berbohong, mereka memberikan dasar moral yang kuat bagi anak-anaknya (Goleman, 2020).
- Di lingkungan tetangga, integritas tercermin dalam sikap peduli, menghormati hak orang lain, dan menjaga privasi mereka. Dalam masyarakat, integritas berarti tidak menyebarkan informasi palsu dan berkontribusi pada kesejahteraan bersama. Misalnya, seorang warga yang menjaga kebersihan lingkungannya meskipun tidak diawasi menunjukkan integritas dalam tindakan nyata.
- Di tempat kerja, integritas melibatkan profesionalisme, transparansi, dan etika kerja yang tinggi. Covey (2021) menekankan bahwa karyawan yang menjaga integritas tidak hanya menjadi individu yang dapat diandalkan tetapi juga mendorong budaya organisasi yang sehat. Contohnya adalah tidak mengambil keuntungan dari kelemahan sistem atau tidak memanipulasi data untuk keuntungan pribadi.
Integritas dalam kehidupan sehari dapat ditunjukkan dengan perilaku dan kepribadian seperti dapat dipercaya dan jujur, memiliki komitmen, bertanggungjawab, menepati ucapan, setia, menghargai waktu, memiliki prinsip setia pada nilai-nilai kehidupan. Adapun contoh kebiasaan yang merefleksikan integritas pribadi yang tinggi antara lain apabila diundang datang tepat waktu, mengklarifikasi komitmen yang tidap dapat dipenuhi, memenuhi tanggungjawab yang diberikan, mampu mengelola stress dan tekanan yang merusak integritas, mengklarifikasi masalah dan tindakan yang dibahas dan mengkomunikasikan dengan jelas (gramedia.com/literasi/apa-itu-integritas/ ).
Membangun integritas pribadi membutuhkan upaya konsisten untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai moral dalam semua aspek kehidupan. Kejujuran, konsistensi, dan keberanian untuk menerima kritik adalah langkah penting dalam membangun kepercayaan dari keluarga, masyarakat, hingga lingkungan kerja.