Apakah Anda Punya Literasi Digital?

Oleh : William Angjaya |2702364345 | PPTI 18

Perkataan seseorang adalah kekuatan orang tersebut. Kita hidup di masa dimana perkataan seseorang di media sosial adalah kebenaran absolut, atau sebuah validasi dari pemikiran atau tindakan, tanpa mencari tahu lebih lanjut. Jika anda baru saja setuju dengan kalimat tersebut, maka saya berhasil membuktikan kekuatan saya, dan anda memiliki literasi digital yang belum diasah.

Literasi digital adalah gabungan dari literasi teknologi dan literasi informasi. Literasi teknologi adalah pemahaman tentang alat teknologi dan kemampuan dalam menggunakannya. Literasi informasi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memproses, dan menggunakan informasi digital secara optimal. Literasi digital ini adalah kemampuan yang wajib dimiliki oleh semua orang, apalagi karena penggunaan teknologi yang tidak terhindari, dan banyak informasi yang muncul di media digital yang tidak diaudit. Literasi digital memberikan keuntungan bagi mereka yang memilikinya, yaitu dapat menambah wawasan individu, meningkatkan kemampuan untuk berpikir kritis, menambah pengetahuan atas kosakata baru, meningkatkan daya fokus, hingga konsentrasi individu.

Sebelumnya, apa hubungan dari literasi digital dan perkataan adalah kekuatan? Kita tidak dapat menyangkal bahwa mayoritas orang memiliki akses pada media digital, sehingga orang-orang akan terekspos terus menerus dengan perkataan orang lain. Informasi informasi yang bermunculan di media digital bisa dibuat oleh siapapun, bahkan secara anonim. Kita sebagai konsumen informasi media digital, tentunya tidak akan tahu agenda apa yang tersembunyi dari informasi yang kita terima. Disinilah masalah muncul, dimana semua orang memiliki kekuatan yang sama, yaitu perkataan di media digital, yang bisa disalahgunakan untuk memanipulasi orang lain dengan produk seperti pornografi, cyber bullying, ujaran kebencian, hoax, intoleransi, dan menurut saya yang paling banyak apalagi pada masa sekarang adalah pemberian pendapat yang tidak berdasar yang sengaja memancing emosi orang lain. Para penyalahguna kekuatan ini tentunya tidak akan bertanggung jawab atas perkataan mereka di media digital, apalagi jika disebarkan secara anonim atau menggunakan identitas palsu yang tidak bisa diverifikasi identitasnya.

Disinilah juga, literasi digital berperan, yaitu sebagai sebuah trait yang akan aktif secara otomatis ketika mendapatkan informasi dari media digital. Individu yang memiliki literasi digital akan selalu menjadi orang yang berpikir dan bertanya kebenaran dari informasi yang ia dapatkan dari media digital. Mari ambil contoh salah satu penyalahgunaan kekuatan perkataan di media digital, yaitu pendapat tidak berdasar dengan tujuan memanipulasi emosi orang lain. Jika anda memiliki literasi digital, ketika anda bertemu dengan konten seperti ini dengan bentuk video singkat yang paling umum, anda bisa melakukan beberapa hal; skip konten tersebut agar tidak memberikan engagement, memberikan komentar dengan jawaban pembenaran untuk membantu orang lain tidak terpengaruh oleh pendapat tersebut, memilih opsi untuk blokir pengguna, atau yang lebih ekstrim yaitu melaporkan konten tersebut. Dari contoh ini, menjadi jelas bahwa setiap individu harus memiliki literasi digital sebagai bentuk pertahanan diri dari perkataan orang lain yang tidak membawa manfaat bagi individu tersebut. Mulailah belajar tentang literasi digital, dan anda akan berterimakasih kepada diri sendiri.

Yustinus Suhardi Ruman