TikTok di Era Digital: Manfaat Besar atau Tantangan Baru?

Oleh: Matthew Raditya Arya Pradana || 2702363815

TikTok adalah aplikasi asal China yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi Bytedance. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya untuk membagikan video pendek yang kreatif dan menarik. Kehadiran TikTok menimbulkan beragam opini di masyarakat. Di satu sisi, banyak orang senang dengan hadirnya TikTok karena mereka bisa melepas penat dengan menonton video pendek dan menarik. Selain itu, bagi para pelaku usaha, TikTok dianggap sebagai peluang besar untuk meningkatkan penghasilan mereka.

Namun, di sisi lain, muncul berbagai kontroversi terkait dampaknya terhadap masyarakat. Beberapa pihak mengkhawatirkan kebiasaan scrolling berlebihan dapat mengurangi produktivitas, terutama di kalangan generasi muda. Usaha offline seperti toko juga mengalami penurunan pendapatan karena hadirnya fitur TikTok Shop. Industri lokal pun terancam hancur karena masuknya barang-barang impor yang bahan bakunya lebih murah daripada produk lokal.

Dengan berbagai manfaat dan tantangan yang ditimbulkan, pertanyaannya adalah, apakah kehadiran TikTok ini menghadirkan manfaat dan peluang yang besar atau justru menjadi tantangan baru bagi masyarakat kita saat ini?

TikTok telah menjadi platform yang memberikan ruang bagi masyarakat untuk berekspresi dan berkreasi. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat melepas penat dengan menikmati berbagai konten hiburan, mulai dari video komedi, musik, hingga tutorial singkat yang bermanfaat. Selain sebagai hiburan, TikTok juga menjadi wadah bagi individu untuk mengekspresikan bakat mereka, seperti menari, bernyanyi, menggambar, atau bahkan berbagi ilmu dalam berbagai bidang.

Lebih dari sekadar hiburan, TikTok juga melatih kreativitas penggunanya dalam menciptakan konten yang menarik. Dengan fitur pengeditan video yang mudah digunakan, siapa pun dapat menjadi content creator dan menyampaikan ide-ide unik mereka kepada audiens yang lebih luas. Bahkan, banyak individu yang awalnya hanya membuat video untuk bersenang-senang, kini berhasil membangun karier sebagai kreator digital berkat konsistensi dan kreativitas mereka.

Selain sebagai platform hiburan, TikTok juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi melalui fitur TikTok Shop, brand awareness, dan peluang bagi content creator. Dengan adanya TikTok Shop, pelaku usaha dapat memasarkan produk mereka melalui video pendek yang interaktif, memungkinkan pelanggan untuk melihat produk secara langsung sebelum membeli. Model pemasaran ini membuat pengalaman belanja lebih menarik dan meningkatkan keterlibatan konsumen.

Menurut penelitian, TikTok Shop telah membantu meningkatkan penjualan UMKM di Indonesia dengan menjangkau pelanggan yang lebih luas melalui strategi pemasaran digital. Namun, pada 4 Oktober 2023, TikTok memutuskan untuk menutup layanan TikTok Shop di Indonesia, yang menyebabkan banyak UMKM kehilangan sumber pemasukan mereka. Hal ini sempat menimbulkan kebingungan di kalangan pelaku usaha yang sebelumnya mengandalkan platform ini untuk berjualan.

Tidak lama setelah itu, pada 12 Desember 2023, TikTok Shop kembali diaktifkan di Indonesia, memberikan harapan baru bagi pelaku UMKM. Dengan fitur pembayaran yang aman dan sistem pengiriman yang lebih terjamin, TikTok Shop kini menjadi peluang yang lebih menjanjikan bagi pelaku usaha mikro untuk membangun brand awareness dan menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan memanfaatkan fitur-fitur inovatif dalam platform ini, UMKM dapat bersaing secara lebih efektif di era digital.

Namun, di balik berbagai manfaat yang telah dijelaskan, TikTok juga menghadirkan tantangan yang perlu diperhatikan, terutama terkait dampaknya terhadap produktivitas dan industri lokal. Dengan konten yang terus diperbarui dan algoritma yang dirancang untuk mempertahankan perhatian pengguna, TikTok dapat membuat seseorang menghabiskan waktu lebih lama dari yang mereka sadari.

Penggunaan TikTok yang berlebihan memiliki dampak negatif terhadap produktivitas, terutama dalam aktivitas akademik dan tanggung jawab sehari-hari. Penelitian berjudul “Accelerating Dynamics of Collective Attention” yang dipublikasikan oleh Nature Communications menunjukkan bahwa penggunaan TikTok dalam durasi yang panjang dapat menurunkan fokus dan rentang perhatian seseorang. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam berkonsentrasi pada tugas-tugas yang membutuhkan fokus jangka panjang.

Selain itu, kebiasaan scrolling tanpa henti tidak hanya menguras waktu, tetapi juga dapat berdampak buruk pada kesehatan mental. Konsumsi konten secara terus-menerus dapat meningkatkan tingkat stres, mengganggu pola tidur, dan bahkan menurunkan motivasi dalam menyelesaikan tugas di dunia nyata. Jika tidak dikendalikan, kebiasaan ini dapat mengurangi produktivitas seseorang dalam bekerja, belajar, maupun menjalani aktivitas sehari-hari.

Selain menurunkan produktivitas, TikTok juga membawa tantangan besar bagi industri lokal, terutama dengan munculnya persaingan tidak sehat antara produk lokal dan impor. Kehadiran TikTok Shop memang memberikan peluang bagi UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas, namun di sisi lain, keberadaan platform ini juga menimbulkan berbagai permasalahan yang mengancam keberlangsungan bisnis lokal.

Pakar Komunikasi dari Universitas Pancasila (UP), Diana Anggraeni, menyoroti bahwa 90-95 persen produk yang dijual di TikTok Shop merupakan produk impor. Dominasi barang impor ini membuat pelaku UMKM lokal kesulitan bersaing, terutama karena harga produk impor cenderung lebih murah akibat perbedaan biaya produksi dan skala ekonomi yang lebih besar. Tanpa regulasi yang ketat, industri lokal berisiko kehilangan pangsa pasar mereka karena kalah dalam persaingan harga.

Selain itu, muncul pula kekhawatiran mengenai praktik predatory pricing, yaitu strategi penetapan harga yang tidak wajar dengan diskon besar-besaran untuk menarik konsumen. Dosen Pascasarjana Ilmu Komunikasi UPH, Dr. Johanes Herlijanto, menyatakan bahwa apabila praktik ini terus berlanjut, maka UMKM dan industri lokal berisiko mengalami kerugian besar, bahkan bangkrut. Hal ini dikarenakan pelaku usaha kecil tidak mampu bersaing dengan harga yang ditekan secara agresif oleh pihak yang memiliki modal lebih besar.

Dengan demikian, hadirnya TikTok memang membawa dampak yang kompleks bagi masyarakat. Di satu sisi, aplikasi ini memberikan manfaat sebagai sarana hiburan dan kreativitas, serta membuka peluang ekonomi melalui fitur seperti TikTok Shop. Pengguna dapat mengekspresikan diri, melatih kreativitas, dan bahkan memperoleh pendapatan dari platform ini. Bagi pelaku UMKM, TikTok juga menjadi alat pemasaran yang efektif dalam meningkatkan visibilitas produk mereka.

Namun, di sisi lain, TikTok juga menghadirkan berbagai tantangan yang tidak bisa diabaikan. Penggunaan berlebihan dapat berdampak negatif terhadap produktivitas individu, terutama dengan menurunnya rentang perhatian dan meningkatnya kebiasaan scrolling tanpa henti. Selain itu, industri lokal menghadapi persaingan tidak sehat akibat dominasi produk impor dan praktik predatory pricing, yang berpotensi merugikan UMKM dan ekonomi dalam negeri.

Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk lebih bijak dalam memanfaatkan TikTok, serta bagi pemerintah untuk mengembangkan regulasi yang dapat melindungi industri lokal. Dengan keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan kesadaran akan dampaknya, masyarakat dapat merasakan manfaat TikTok tanpa mengorbankan produktivitas dan keberlanjutan ekonomi nasional.

Di sisi pemerintah, diperlukan regulasi yang lebih ketat untuk melindungi industri lokal. Misalnya, pemerintah dapat menerapkan kebijakan yang membatasi dominasi produk impor di platform TikTok Shop, seperti menetapkan kuota untuk produk lokal atau memberikan insentif bagi UMKM yang memanfaatkan platform ini. Selain itu, perlu ada pengawasan terhadap praktik predatory pricing untuk memastikan persaingan yang adil antara produk lokal dan impor.

Kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan platform TikTok juga dapat dilakukan untuk menciptakan ekosistem yang lebih seimbang. Misalnya, TikTok dapat memberikan pelatihan dan dukungan teknis bagi UMKM lokal agar mereka dapat bersaing secara lebih efektif. Selain itu, kampanye untuk mendukung produk lokal dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membeli produk dalam negeri juga perlu digalakkan.

Dengan keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan kesadaran akan dampaknya, masyarakat dapat merasakan manfaat TikTok tanpa mengorbankan produktivitas dan keberlanjutan ekonomi nasional. Dengan langkah-langkah konkret ini, TikTok tidak hanya menjadi platform hiburan dan kreativitas, tetapi juga alat yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Daftar Pustaka

Alziqraf, M. C., Saurina, N. R., Maulana, N. S., & Perawati. (2024). Dampak Kecanduan Aplikasi TikTok terhadap Produktivitas dan Pendeknya Rentang Perhatian terhadap Remaja. Jurnal Psikologi dan Sosial.

Hendra. (2024, November 15). Ketagihan Scrolling TikTok Bikin Produktivitas Menurun, Kok Bisa? Madiun Today. Diakses dari https://madiuntoday.id/berita/2024/11/15/ketagihan- scrolling-tiktok-bikin-produktivitas-menurun-kok- bisa#:~:text=Menurut%20penelitian%20berjudul%20“Accelerating%20Dynamics,fokus%20 dan%20rentang%20perhatian%20penggunanya.

Ihsan, D. (2023, November 17). Kehadiran TikTok Shop, Pakar UP: Ada Dampak Positif dan Negatif bagi Indonesia. Kompas.com. Diakses dari https://www.kompas.com/edu/read/2023/11/17/075919971/kehadiran-tiktok-shop-pakar-up- ada-dampak-positif-dan-negatif-bagi-indonesia.

Rannaesa, G. P. (2023). Dampak Positif TikTok Bagi Remaja. Kumparan.com. Diakses dari https://kumparan.com/gheona-priscilla/dampak-positif-tiktok-bagi-remaja-1zQAQ9BZgLm.

Munjazim. (2023). Mendorong Pertumbuhan UMKM Lokal: Pengaruh Positif TikTok Shop dalam Era Digital. Kompasiana. Diakses dari https://www.kompasiana.com/munjazim97967/66267f07c57afb4dd5053102/mendorong- pertumbuhan-umkm-lokal-pengaruh-positif-tiktok-shop-dalam-era- digital#:~:text=Pengaruh%20Positif%20dari%20TikTok%20Shop,terhadap%20penjualan%2 0UMKM%20di%20Pekanbaru.

Syah, I. (2023). Dampak Kembalinya TikTok Shop Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Mikro. Kompasiana. Diakses dari https://www.kompasiana.com/irmansyah7294/657ede42c57afb19c84a6b52/dampak- kembalinya-tiktok-shop-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-mikro.

Samudra, B. (2023, Oktober 6). Penutupan TikTok Shop dan Dampaknya bagi UMKM dan Ekonomi Indonesia. Kompas. Diakses dari https://katanetizen.kompas.com/read/2023/10/06/100347785/penutupan-tiktok-shop-dan- dampaknya-bagi-umkm-dan-ekonomi-indonesia?page=all.

Matthew Raditya Arya Pradana