Memandang Nusantara Melalui Lensa Keberlanjutan: Arah Baru bagi Indonesia

Oleh: Ashahra Aprilia Puspaanggraini | PPTI 19 | 2702364244
Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan konsep pembangunan berkelanjutan. Wawasan Nusantara, yang telah lama menjadi dasar dalam pemahaman dan pengelolaan wilayah Indonesia, kini menjadi kunci penting dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Wawasan ini tidak hanya memandang Indonesia sebagai sebuah negara, tetapi juga sebagai bagian integral dari dunia yang lebih luas, dengan segala potensi dan tantangannya.
Pembangunan berkelanjutan mengintegrasikan tiga pilar utama: ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dalam konteks Indonesia, pilar ekonomi berkelanjutan dapat dilihat dalam upaya untuk mencapai pertumbuhan yang inklusif, mengurangi kemiskinan, dan menciptakan lapangan pekerjaan. Sosial, dalam hal ini, mencakup upaya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang merata, mengatasi kesenjangan antar daerah, serta memastikan hak asasi manusia dihormati dan dilindungi. Sedangkan pilar lingkungan menuntut kita untuk menjaga dan melestarikan alam serta sumber daya alam yang sangat melimpah di Indonesia.
Indonesia memiliki tantangan yang cukup besar dalam mencapainya, terutama dalam hal pengelolaan sumber daya alam. Negara ini memiliki lebih dari 17.000 pulau, dengan hutan tropis yang menjadi rumah bagi berbagai spesies langka. Namun, masalah seperti deforestasi, kerusakan lingkungan, dan konversi lahan untuk pertanian dan industri mengancam keberlanjutan ekosistem tersebut. Oleh karena itu, Indonesia perlu memanfaatkan pendekatan berbasis keberlanjutan dalam setiap kebijakan dan strategi pembangunan yang ada. Keberlanjutan bukan hanya menjadi tujuan, tetapi juga bagian dari filosofi yang harus diterapkan dalam pengelolaan sumber daya alam dan manusia.
Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan mengoptimalkan sektor energi terbarukan. Indonesia, dengan potensi energi surya dan angin yang melimpah, memiliki peluang besar untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan. Dengan ini, Indonesia tidak hanya dapat mencapai SDGs terkait dengan energi terbarukan (SDG 7), tetapi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mengurangi polusi yang merusak lingkungan.
Selain itu, pengelolaan sampah dan daur ulang juga menjadi salah satu perhatian utama dalam menjaga keberlanjutan. Indonesia menghadapi masalah serius terkait dengan pengelolaan sampah plastik yang mencemari lautan dan pantainya. Program pengelolaan sampah yang lebih baik, seperti yang tercermin dalam Program Nasional Pengurangan Sampah Plastik, sangat penting untuk memastikan bahwa Indonesia dapat memenuhi target-target SDGs yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan (SDG 14 dan 15).
Di sisi sosial, pemberdayaan masyarakat lokal dan pembangunan yang berbasis pada potensi daerah sangat penting dalam menciptakan pembangunan yang merata. Otonomi daerah menjadi instrumen yang efektif untuk mendukung pembangunan yang lebih terfokus dan sesuai dengan kebutuhan lokal. Melalui pemberdayaan masyarakat, Indonesia dapat mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan kesempatan (SDG 1, 10). Salah satu contoh sukses dari pemberdayaan masyarakat lokal adalah program desa mandiri yang berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Di tingkat global, Indonesia juga memainkan peran penting dalam mempromosikan keberlanjutan. Dengan menjadi bagian dari berbagai perjanjian internasional, seperti Kesepakatan Paris dalam upaya mengatasi perubahan iklim, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk berkontribusi terhadap pencapaian SDGs. Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam bidang ekonomi hijau dan teknologi ramah lingkungan, yang dapat membuka peluang baru dalam perdagangan internasional dan meningkatkan daya saing global.
Untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, Indonesia memerlukan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Pemerintah memiliki peran penting dalam menciptakan kebijakan yang mendukung keberlanjutan, memberikan insentif untuk investasi dalam energi terbarukan, serta memperkuat penegakan hukum terkait dengan perlindungan lingkungan dan hak asasi manusia. Sektor swasta, di sisi lain, harus bertanggung jawab dalam menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan dan mendukung inovasi teknologi yang ramah lingkungan. Masyarakat juga berperan dalam perubahan perilaku, seperti mengurangi konsumsi energi dan mengelola sampah secara lebih bijak.
Dalam konteks ini, penting bagi Indonesia untuk memandang pembangunan melalui lensa keberlanjutan, yang tidak hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga memperhatikan keadilan sosial dan kelestarian lingkungan. Keberlanjutan yang tercapai akan memberikan Indonesia pondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Referensi
United (2020). Transforming our world: the 2030 Agenda for Sustainable Development. United Nations.
- Kementerian PPN/Bappenas. (2019). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas.
- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). (2020). Indonesia’s Sustainable Development Goals (SDGs) Report 2020. Jakarta: Bappenas.
- World (2020). Indonesia’s Path to Sustainable Growth: Environmental and Social Considerations. World Bank Report.
- UNDP (2020). Sustainable Development Goals in Indonesia: Progress and Challenges