IISMA: Program Bermanfaat atau Pemborosan Anggaran Negara?

Oleh : Ricky Gunawan | PPTI 19 | 2702363903
Saat ini sedang hangat diperbincangkan di media sosial mengenai kabar tentang penutupan beberapa program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam hal riset dan teknologi. Mulai dari Magang dan Studying Independently Certified (MSIB) hingga Penganugerahan Mobilitas Mahasiswa Internasional Indonesia (PMMII), tercakup banyak rumor yang tersebar mengenai kemungkinan diakhiri program-program tersebut di masa pemerintahan yang baru. Masalah ini telah menimbulkan banyak pembahasan menarik tentang seberapa efektif program-program unggulan MBKM seperti IISMA yang selama ini diminati oleh banyak mahasiswa karena memberikan kesempatan untuk kuliah di luar negeri. Sekarang akankah ISMA dihapuskan?
IISMA atau Penghargaan Mobilitas Mahasiswa Internasional Indonesia adalah salah satu inisiatif utama di bawah MBKM (Merdeka Belajar – Kampus Merdeka). IISMA merupakan program beasiswa yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa Indonesia untuk belajar di universitas luar negeri sebagai pertukaran pelajar selama satu semester pendidikan tinggi internasional sejak tahun 2020 Program ini ditujukan khusus bagi mahasiswa sarjana dan vokasi dengan tujuan meningkatkan kompetensi dan kualitas daya saing mahasiswa Indonesia melalui pengalaman akademik dan pemahaman budaya yang luas. Dari program ini, menciptakan pertukaran budaya antara siswa serta mengembangkan pengetahuan melalui pendidikan lintas internasional sukses dilaksanakan baik dalam negeri maupun luar negri. Melalui program ini,Banyak mahasiswa merasakankedubesana menghadirikuliah di luar dengan menimba ilmu. Meskipun tujuannya positif dan mendapat banyakdukunganr program ini juga memicu kritik karena anggaran yang diperlukan untuk menjalaninya cukup besar sehingga menimbulkan pertanyaan apakah IISMA benar-benar memberikan dampak positif bagi pendidikan Indonesia atau justru menjadi pemborosan anggaran negara. Sehingga muncul pertanyaan “Apakah IISMA benar-benar memberikan dampak positif bagi pendidikan Indonesia, atau justru menjadi pemborosan anggaran negara?”
Berdasarkan sasarannya, program IISMA dapat dikatakan sebagai program yang positif yang mendukung kemajuan pendidikan di Indonesia secara signifikan. Program ini juga seiring dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terutama terkait dengan SDGs keempat mengenai Pendidikan Berkualitas dimana salah satu SDGs adalah SDGs ke-4 yaitu “Quality Education”. SDG ini memiliki tujuan utamanya adalah memberikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas kepada semua orang. Melalui program IISMA ini pemerintah ingin memberikan kesempatan kepada mahasiswa Indonesia untuk belajar di universitas-universitas terbaik di dunia dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan dan daya saing mereka tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga global. Program ini juga membuka peluang bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang di Indonesia untuk mendapatkan pendidikan internasional yang berkualitas serta memperluas pengetahuan dan jaringan mereka secara internasional. Selain itu, IISMA juga mendukung pengembangan berbagai keterampilan profesional yang krusial dalam dunia kerja seperti komunikasi, kepemimpinan, dan pemecahan masalah. Program ini juga memberikan kesempatan kepada banyak mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dan pengalaman internasional yang biasanya sulit didapat dengan biaya pribadi mereka sendiri. Selain berfokus pada pendidikan, lulusan dari program IISMA juga dapat mengembangkan keterampilan akademik dan non-akademik yang relevan dengan dunia kerja, sehingga turut mendukung pencapaian SDG ke-8 terkait Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Para alumni yang telah meraih pengalaman serta wawasan luas melalui program IISMA akan mampu meningkatkan keterampilan mereka, sehingga secara tidak langsung membantu mereka dalam memperoleh pekerjaan yang layak melalui program ini.
Walaupun program ini mendukung perkembangan pendidikan bagi mahasiswa dan juga membantu dalam meningkatkan SDM yang kompetitif, tetap tidak bisa dipungkiri bahwa aplikasi ini membutuhkan dana yang besar dari pemerintah. Di antara program MBKM lainnya, ISMA adalah salah satu program yang memerlukan anggaran terbesar. Ini disebabkan oleh fakta bahwa ISMA tidak hanya memberikan beasiswa untuk satu semester, tapi juga memberikan tunjangan bagi para penerima beasiswa tersebut, termasuk biaya hidup, akomodasi, asuransi kesehatan, tiket pesawat, dan juga biaya pengurusan visa. Menurut data yang diberikan oleh Kemendikbudristek menunjukkan bahwa anggaran untuk program IISMA dari tahun 2020 hingga 2022 mencapai nominal sebesar Rp399,43 miliar. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan anggaran program MBKM lainnya yang lebih berbasis dalam negeri sedangkan ISMA berbasis di luar negeri. Selain itu, kapasitas jumlah peserta IISMA juga jauh lebih rendah dibandingkan program MBKM lainnya sehingga tak sedikit orang yang merasa program IISMA hanya memberikan dampak langsung pada kelompok mahasiswa tertentu akibat kuotanya yang terbatas. Bukan hanya masalah terbatasnya kuota dan biaya yang tinggi yang menjadi perhatian di IISMA, tetapi juga tidak semua lulusan program tersebut memilih untuk tetap berada di dalam negeri setelah lulusnya program tersebut yang mengundang pertanyaan tentang seberapa efektif investasi negara dalam jangka panjang.
Secara garis besar, ISMA ialah program pemerintah yang menawarkan banyak manfaat yang sangat penting bagi pelajar di Indonesia. Dengan membuka pintu akses ke pendidikan internasional, meningkatkan daya saingg secara global, serta mendukung pengembangan keterampilan profesionall ISMA sangat bermanfaat bagi para mahasiswa yang ingin mengembangkan dirinya. Selain itu program ISMA ini juga sejalan dengan SDGs ke-4 dengan meningkatkan mutua pendidikan dan memperluas kesempatan kerja para pelajar Indonesia. Namun hal ini juga membutuhkan biaya yang besar.
Permasalahannya adalah terbatasnya kuota ISMA, di manaa partisipan yang diterima hanya sedikit. Ini juga memunculkan pertanyaan mengenai seberapa efektifnya dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu, jika program tersebut terus berlangsung secara konsisten, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh untuk menjamin bahwa investasi yang telah dikelola oleh pemerintah benar-benar memberikan dampak yang optimal bagi pendidikan dan pengembangan SDM di Indonesia.
Daftar Pustaka :
- United Nations (n.d.) ‘Sustainable Development Goals’, United Nations Department of Economic and Social Affairs. Tersedia di: https://sdgs.un.org/goals (Diakses: 9 Februari 2025).
- com, 2025. Belum Dibuka Lagi, Apakah Magang Merdeka dan IISMA Akan Lanjut?, Detik.com, tersedia di : https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-7727078/belum-dibuka-lagi-apakah-maga ng-merdeka-dan-iisma-akan-lanjut (Diakses 09 Februari 2025).
- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2023, ‘Indonesian students enthusiastic to register for the IISMA program’, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Tersedia di: https://partnership.kemdikbud.go.id/article/read/indonesian-students-enthusiastic-to-regis ter-for-the-iisma-program (Diakses: 10 Februari 2025).
- Sari, D. P. (2023) ‘The contribution of Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) on the development of employability skills of undergraduate students in Indonesia’, Jurnal Integrasi Sains dan Media, 20 Agustus. Tersedia di: https://jurnal.integrasisainsmedia.co.id/index.php/JIMS/article/view/108/118 (Diakses: 10 Februari 2025).
- Rainer, (2024) ‘Mengupas anggaran pendidikan untuk IISMA, sudahkah tepat sasaran?’, GoodStats, 5 Januari. Tersedia di: https://goodstats.id/article/mengupas-anggaran-pendidikan-untuk-iisma-sudahkah-tepat-s asaran-IWNuX(Diakses: 11 Februari 2025).