Blockchain dan DeFi: Solusi Inklusi Keuangan Dan Transparansi untuk Pertumbuhan Ekonomi yang Merata

Oleh: Shean Finnegan | PPTI 19 | 2702363916

Teknologi blockchain dan sistem keuangan terdesentralisasi atau decentralized finance (DeFi) telah menjadi sorotan penuh dalam beberapa tahun terakhir sebagai inovasi yang berpotensi mengubah cara kerja dari keuangan global. Kedua teknologi ini menawarkan solusi untuk dua masalah utama dalam sistem keuangan tradisional yaitu inklusi keuangan dan transparansi sehingga dari solusi tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merata. Solusi yang ditawarkan oleh teknologi tersebut sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 16 (transparansi dan akuntabilitas), 10 (mengurangi kesenjangan ekonomi) dan 8 (mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif).

Menurut laporan World Bank (2021), sekitar 1,4 miliar orang dewasa masih belum memiliki akses ke layanan keuangan dasar, termasuk rekening bank dan instrumen keuangan lainnya yang penting untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Ketidakhadiran layanan keuangan tersebut sering kali disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya infrastruktur perbankan di daerah terpencil, biaya administrasi yang tinggi, dsb. Teknologi blockchain dan sistem keuangan terdesentralisasi (DeFi) menawarkan solusi dengan menyediakan akses yang lebih luas ke layanan keuangan tanpa bergantung pada perantara seperti bank atau lembaga kredit dengan hanya bermodalkan koneksi internet dan perangkat digital. Studi oleh Chen et al. (2022) dalam jurnal Finance Research Letters menunjukkan bahwa platform DeFi telah berhasil meningkatkan inklusi keuangan di negara-negara berkembang dengan mengurangi biaya transaksi dan menghilangkan kebutuhan untuk identifikasi formal. Selain itu, karena DeFi beroperasi di atas jaringan blockchain yang bersifat otomatis dan berbasis kontrak pintar (smart contract), biaya transaksi dapat diminimalkan, sehingga lebih terjangkau bagi individu dengan daya finansial yang terbatas.

Transparansi telah menjadi salah satu keunggulan utama teknologi blockchain dimana semua transaksi yang dicatat pada blockchain bersifat publik dan dapat diverifikasi oleh siapa saja, sehingga mengurangi untuk terjadinya risiko tindakan korupsi dan penipuan. Hal ini sangat berbeda dengan sistem keuangan tradisional yang kurang transparan dan bergantung pada pihak ketiga untuk memastikan integritas atau keaslian transaksi. Penelitian oleh Tapscott (2016) dalam buku Blockchain Revolution menyoroti bagaimana transparansi blockchain dapat meningkatkan kepercayaan dalam sistem keuangan, terutama di negara-negara dengan tingkat korupsi yang tinggi, yang pada akhirnya akan mendorong partisipasi ekonomi yang lebih luas. Selain itu, studi oleh Nakamoto (2008) dalam whitepaper Bitcoinnya menjelaskan bagaimana blockchain dapat menciptakan sistem keuangan yang lebih adil dan transparan dengan menghilangkan kebutuhan akan perantara yang sering kali memperlambat proses serta menambah biaya transaksi atau hambatan birokrasi yang rumit.

Lebih dalam lagi, teknologi blockchain dan DeFi tidak hanya memberikan akses keuangan yang lebih luas, tetapi juga memiliki potensi besar untuk memberdayakan individu dan usaha kecil agar lebih aktif berpartisipasi dalam ekonomi global. Bagi banyak orang yang tidak memiliki akses ke modal tradisional, DeFi dapat menjadi jalan keluar yang memungkinkan mereka mendapatkan pinjaman, melakukan investasi, atau menyimpan aset dalam bentuk digital tanpa harus melewati proses verifikasi yang rumit. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Catalini dan Gans (2020) dalam Journal of Economic Perspectives, dijelaskan bahwa blockchain dapat mengurangi kesenjangan ekonomi dengan menyediakan akses yang lebih adil ke modal dan layanan keuangan. Dengan memanfaatkan blockchain, usaha kecil dan menengah (UKM) dapat memperoleh sumber pendanaan melalui mekanisme baru seperti pinjaman berbasis smart contract atau crowdfunding berbasis token, yang tidak hanya lebih cepat tetapi juga lebih transparan dibandingkan dengan pinjaman bank. Dengan demikian, adopsi teknologi blockchain dan DeFi dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan inklusif, selaras dengan poin-poin SDGs yang ingin dicapai.

Meskipun potensinya sangat besar, perlu diingat bahwa blockchain dan DeFi juga masih menghadapi beberapa tantangan, antara lain regulasi yang belum jelas, risiko keamanan, dan volatilitas pasar. Namun, dengan perkembangan regulasi dan teknologi yang terus berlanjut, masa depan blockchain dan DeFi terlihat menjanjikan. Penelitian oleh Zetzsche et al. (2020) dalam European Business Organization Law Review menekankan pentingnya kerangka regulasi yang seimbang untuk memastikan bahwa inovasi ini dapat berkembang secara berkelanjutan sehingga kolaborasi peran antara pemerintah, industri, dan akademisi diperlukan untuk memastikan bahwa potensi DeFi dapat diwujudkan secara optimal.

Referensi:

Catalini, C., & Gans, J. S. (2020). Some Simple Economics of the Blockchain. Journal of Economic Perspectives.

Chen, Y., et al. (2022). Decentralized Finance (DeFi) and Financial Inclusion: Evidence from Developing Countries. Finance Research Letters.

Nakamoto, S. (2008). Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System.

Tapscott, D., & Tapscott, A. (2016). Blockchain Revolution: How the Technology Behind Bitcoin Is Changing Money, Business, and the World.

World Bank. (2021). The Global Findex Database 2021: Financial Inclusion, Digital Payments, and Resilience in the Age of COVID-19.

Zetzsche, D. A., et al. (2020). Decentralized Finance. European Business Organization Law Review.

Shean Finnegan