“Tidur Sebagai Penyembuh”

Oleh: Dr. Iwan Irawan

Kurangnya jam tidur pada seseorang mungkin tidak akan berefek secara langsung apabila hanya dilakukan dalam kurun waktu semalam. Namun, akan berbeda cerita ketika seseorang terus menerus mengurangi jam tidurnya. Jam tidur manusia pada umumnya, yaitu 7 hingga 8 jam dalam sehari. Jika manusia tidur kurang dari jam tersebut maka akan berdampak pada kesehatan tubuh mereka. Mengapa manusia butuh tidur?

Hal ini dikarenakan tubuh kita perlu di restart atau ketika kita tertidur, maka tubuh akan memproses organ-organ kita sehingga ketika bangun tidur tubuh akan terasa lebih fresh. Selain itu, tidur yang cukup juga memiliki berbagai manfaat baik bagi kesehatan tubuh. Diantaranya, meningkatkan metabolisme tubuh, meningkatkan daya ingat, menjaga berat badan agar tetap ideal, mengontrol gula darah, meningkatkan konsentrasi dan produktivitas, serta menjaga kesehatan jantung.

Akan tetapi, tidak sedikit orang mengabaikan hal ini. Faktanya kurang tidur dapat menyebabkan berbagai penyakit bagi tubuh manusia, seperti insomnia dan penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular merupakan gangguan pada  jantung dan pembuluh darah, selain itu daya ingat menurun, munculnya tanda penuaan dini, mudah sakit dan susah sembuh serta menurunnya performa seks. Berkebalikan dengan hal itu, terlalu sering tidur juga tidak baik bagi tubuh kita. Beberapa penyakit yang dapat terjadi ketika kita terlalu banyak tidur, yakni obesitas, sakit kepala, sakit punggung, diabetes, gangguan mental, hingga penyakit jantung. Oleh karena itu, inilah pentingnya kita memperhatikan kualitas tidur.

Saya menjadi teringat dengan sebuah buku yang berisikan tentang sebuah kesaksian hidup seorang wanita yang bernama Anita Moorjani yang menceritakan kisah dirinya sembuh dari sakit penyakit yang mematikan akibat pikiran positip sebelum tidur. Dalam buku “Dying to be me”, sebuah kisah yang menyadarkan kita semua tentang siapa diri kita sesungguhnya, untuk apa kita hidup di dunia, dan bagaimana harusnya kita mengatasi ketakutan dan kebencian  yang sangat memengaruhi kehidupan.

Pada tahun 2006 seorang wanita di Singapura bernama Anita Moorjani mengalami koma selama 30 jam karena penyakit kanker sel darah putih yang dideritanya. Seluruh organ tubuhnya tidak lagi berfungsi dan harapan hidupnya sangat kecil. Namun tanpa diduga ia sadar dari komanya, sehingga dokter kembali melanjutkan pengobatan.

Seperti sebuah keajaiban, sejak peristiwa tersebut ia berangsur membaik. Hampir 70% kanker yang dideritanya menyusut dan sirna dalam hitungan hari. Bahkan dalam lima bulan ia dinyatakan sembuh dan hanya membutuhkan fisioterapi selama beberapa bulan berikutnya. Pengalaman ini ditulisnya dalam buku berjudul “Dying to be Me” yang menjadi salah satu buku best seller versi New York Times”

Apa yang ia rasakan ketika mengalami koma tersebut?  Anita Moorjani bercerita bahwa ketika koma seolah ia mendapatkan pencerahan tentang penyebab semua penyakit ini. Yaitu kebiasaannya yang selalu “tidur sambil membawa emosi negatif.” Ketika kemudian sadar, hidup kembali, maka mulailah ia mengubah kebiasaan tidurnya.

Setiap malam, Anita mengevaluasi diri sebelum tidur. Apakah pada siang tadi ada orang yang membuatnya marah? Maka ia segera memaafkan detik itu juga. Apakah pada siang tadi ada peristiwa yang membuatnya kecewa? Maka ia segera merelakan hal itu menjadi bagian dari masa lalu. Demikianlah semua emosi negatif seperti marah, dendam, kecewa, frustasi, dan sebagainya harus sudah dibuang dari pikirannya sebelum tidur.

Anita hanya akan tidur jika ia sudah penuh dengan emosi positif seperti tenang, damai, memaafkan, optimis, dan sebagainya. Katanya, Saya sendiri pernah mendapatkan informasi ilmiah tentang hal ini, ternyata benar menurut pendapat banyak ilmuwan berdasar hasil penelitian di beberapa Universitas di Inggris dan China, bahwa tidur dengan emosi negatif menyebabkan sel-sel otak tak bekerja dengan baik. Anda bisa mulai menutup mata sambil memaafkan semua orang yang berbuat salah pada Anda. Diakhiri dengan mendoakan keluarga, saudara dan sahabat dengan kebahagiaan dan keberkahan. Tidurlah seperti bayi yang tenang dan damai, niscaya Anda akan mendapatkan healthy and quality sleep.

Pikiran positif memang menawarkan banyak manfaat. Namun, membiasakan diri berpikir positif terkadang sulit untuk dilakukan, terlebih jika Anda cenderung berpikir negatif karena sedang menghadapi masalah yang terkesan tidak ada jalan keluarnya. Untuk dapat berpikir positif, berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan:

  • Bicaralah kepada diri sendiri mengenai hal-hal positif yang ada di dalam diri, layaknya Anda memuji atau memberikan masukan positif kepada teman atau kerabat.
  • Habiskan waktu dengan orang-orang yang juga punya pikiran positif karena lingkungan akan memengaruhi pola pikir Anda.
  • Alihkan pikiran negatif ke hal-hal yang positif. Berhentilah menyalahkan diri sendiri terhadap situasi buruk yang tidak dapat Anda kendalikan.
  • Jagalah kesehatan fisik dengan rutin berolahraga. Memiliki kesehatan fisik yang baik membuat Anda dapat berpikir jernih dan terhindar dari stres.
  • Lakukanlah meditasi supaya pikiran dan tubuh menjadi lebih relaks. Kegiatan ini dapat meningkatkan suasana hati, sehingga Anda lebih mudah berpikir positif.

(Tidur yang sehat dan berkualitas) .

Iwan Irawan