Selamat Datang Paus Fransiskus. Kami Binusian Juga Menyambutmu

Paus Fransikus mengunjungi Indonesia (3 – 6 September 2024). Kunjungan ini mendapat peliputan yang luar biasa, baik oleh media di Indonesia maupun media-media internasional. Selain itu, eforia haru terhadap kunjungan Paus ke Indonesia juga hadir dalam berbagai ruang. Eforia itu hadir dalam ruang perjumpaan tatap muka, virtual dan juga dalam media-media sosial.

Paus di sambut dengan hangat, tidak hanya oleh umat Katolik, tetapi juga oleh masyarakat lintas identitas sosial baik dari aspek agama, ras maupun budaya. Ada seminar, diskusi dan dialog yang dibuat oleh komunitas-komunitas lintas agama menjelang kunjungan Paus di Indonesia.

Dalam berbagai dialog dan seminar itu, ada banyak kesan yang sematkan pada pribadi Paus yang kini berusia 87 tahun itu. Ada yang mendeskripsikannya  sebagai pribadi yang sederhana, ada juga yang mendeskripsikannya sebagai pribadi yang inklusif, ada juga yang mengaguminya sebagai pribadi yang konsisten mendorong dialog untuk mencapai perdamaian dunia. Ia dilukiskan sebagai pribadi yang rendah hati dan terbuka kepada setiap kalangan dan generasi.

Tentu saja, gambaran-gambaran karakter pribadi Paus yang sangat beraneka ragam itu lahir dari model kepemimpinan Kepausannya. Ia adalah sosok pemimpin yang autentik. Seorang pemimpin yang dapat menjadi teladan bagi para pemimpin dunia dewasa ini.

Gambaran model kepemimpinan Paus Fransiskus yang autentik tersebut diungkapkan oleh Agustinus Bandur, Ph.D dalam buku karyanya yang berjudul Kepemimpinan Autentik Paus Fransiskus, Teladan Dunia Abad XXI. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Obor (2024).

Menurut Agus, begitu ia biasa di sapa,  Kepemimpinan autentik berbasis pada kesadaran diri yang kuat, internalisasi standar moral yang tinggi, pemerolehan informasi yang seimbang sebelum mengambil keputusan dan transparansi dalam membina hubungan interpersonal. Selain itu, kepemimpinan autentik juga ditandai dengan penyerahan diri seutuhnya kepada organisasi, kesadaran diri dan mengatur diri sendiri.

Hal itu dikemukakan Agus dalam diskusi bulanan yang diselenggarakan oleh Unit Character Building Developmente Center (CBDC), pada tanggal 2 September 2024 di Kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara.

Dikusi ini dihadiri oleh para dosen di lingkungan Universitas Bina Nusantara dari berbagai Kampus, seperti Kampus Binus Kemanggisan, Binus Alam Sutera, Binus Bekasi, Binus Bandung, Binus, Malang dan Binus Semarang.

Dalam pemaparannya, penulis mendeskripsikan Paus Fransiskus merupakan seorang pemimpin autentik yang patut diteladani pada abad XXI ini.  Kepemimpinan atutentik Paus Fransiskus tercermin pada sikapnya yang transparan, penuh kasih dan keterbukaan, dan menghayati persaudaraan universal. Berkaitan dengan semangat persaudaraan ini, penulis menggambarkan bahwa persaudaraan adalah sumber sukacita rohani. Persaudaraan lahir  dari iman yang sejati. Persaudaraan adalah fondasi dari hidup bersama, persaudaraan mengatasi perpecahan, persaudaraan ialah kekayaan sejati, persaudaraan adalah jalan menju  perdamaian.

Yustinus Suhardi Ruman