Penemuan Mayat Pasutri Lansia dalam Konteks Kemanusiaan

Oleh: Nikodemus Thomas Martoredjo

Berita mengenai penemuan pasangan lansia Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa yang meninggal di kediamannya tanpa ada anggota keluarga lain yang menemani menyingkapkan beberapa isu mendasar terkait nilai-nilai kemanusiaan (tempo.co). Dari kejadian yang sangat memilukan ini, kita dapat melihat tentang kepedulian sosial dan tanggung jawab kolektif dalam masyarakat.

Kasus ini menyoroti tentang kepedulian sosial yang dialami oleh pasangan lansia tersebut. Mereka ditemukan meninggal setelah beberapa hari tidak bertemu dengan tetangga yang ada lingkungan sosialnya. Di usia mereka yang memasuki usia senja tidak ada perhatian dari keluarga khususnya dari anak-anak sehingga mereka harus menghadapi masa akhir hidupnya dengan sangat tragis. Syukurlah masyarakat di sekitarnya masih peduli terhadap kondisi tetangga mereka ini, terutama karena mereka telah berusia lanjut dan sangat memerlukan bantuan untuk kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks ini, perlu dikedepankan terkait dengan aspek kemanusiaan untuk lebih empati pada orang tua apalagi berusia lanjut. Mereka, tidak boleh terabaikan atau ditinggalkan sendirian. Ini memerlukan kesadaran kolektif dan sistem dukungan yang memadai dari pihak keluarga terdekat dan lingkungan masyarakat sehingga para lansia dapat menikmati masa tuanya dengan baik.

Ketidakhadiran keluarga dekat dalam kehidupan sehari-hari pasangan lansia ini menyoroti pentingnya peran keluarga dalam mendukung anggota yang lebih tua. Namun, ketika keluarga tidak hadir, peran masyarakat menjadi sangat penting. Dalam kasus ini, jemaat gereja mengambil peran penting dalam mengunjungi dan mengurus pasangan tersebut. Ini menunjukkan bahwa institusi sosial seperti gereja dapat berperan besar dalam mendukung kesejahteraan individu yang mungkin diabaikan oleh keluarganya.

Penegakan nilai-nilai kemanusiaan juga melibatkan penguatan komunitas dan jaringan sosial yang dapat memberikan dukungan emosional dan fisik kepada anggota masyarakat yang paling rentan. Masyarakat harus didorong untuk aktif terlibat dalam kehidupan bertetangga dan menjadi anggotanya yang baik, untuk memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal atau terabaikan.

Dalam hal ini juga peran pemerintah menjadi hal yang penting. Karena pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan kesejahteraan semua warganya, terutama mereka yang rentan seperti anak-anak dan juga lansia. Penemuan pasangan lansia ini menunjukkan adanya celah dalam sistem dukungan sosial yang seharusnya ada. Program-program pemerintah yang dirancang untuk mendukung lansia harus lebih dioptimalkan dan diterapkan secara efektif. Penegakan kemanusiaan juga berarti adanya kebijakan dan tindakan nyata dari pemerintah untuk memastikan bahwa lansia memiliki akses ke layanan kesehatan, bantuan sosial, dan dukungan komunitas yang memadai. Pemerintah harus bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah dan masyarakat untuk membangun jaringan dukungan yang kuat bagi para lansia.

Reaksi cepat tetangga dan ketua RT dalam mendobrak rumah dan melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang menunjukkan kepedulian dan respons masyarakat yang baik. Ini adalah contoh baik dari kemanusiaan yang beradab, di mana masyarakat merespons dengan cepat terhadap situasi darurat. Namun, ini juga menunjukkan bahwa tindakan reaktif ini harus diimbangi dengan tindakan preventif yang lebih sistematis untuk mencegah kejadian serupa di kemudian hari.

Dari peristiwa ini menunjukkan bahwa penegakan nilai-nilai kemanusiaan membutuhkan upaya kolektif dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Isolasi sosial yang dialami oleh anggota masyarakat harus menjadi peringatan bahwa masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa setiap individu, terutama yang rentan, mendapatkan perhatian dan dukungan yang layak. Kesadaran dan kepedulian sosial harus ditingkatkan, dan sistem dukungan yang ada harus diperkuat untuk menciptakan masyarakat yang benar-benar adil dan beradab.

Nikodemus T. Martoredjo