Literasi Digital kepada Warga Negara

Oleh: Heru Widoyo

Di era digital saat ini, literasi digital menjadi komponen penting yang harus dikuasai oleh setiap orang. Literasi digital tidak hanya mencakup kemampuan menggunakan perangkat teknologi, tetapi juga pemahaman tentang cara menggunakan teknologi secara kritis dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari, termasuk sebagai warga negara.

Literasi digital adalah konsep dan praktik yang tidak hanya berfokus pada kemampuan untuk menguasai teknologi tetapi juga kemampuan pengguna media digital untuk melakukan proses mediasi pada media digital. Dilansir dari studiocoding, literasi digital adalah kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, menggunakan, dan membuat informasi dengan menggunakan teknologi digital. Ini mencakup kemampuan untuk mengakses internet, memahami media digital, dan menggunakan media digital.

Literasi digital adalah fondasi untuk membangun kewarganegaraan digital. Literasi digital dalam kewarganegaraan mendorong warga negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi. Masyarakat akan dapat mengakses informasi mengenai kebijakan publik, dan berpartisipasi dalam diskusi online mengenai isu-isu politik. Dengan literasi digital, warga negara dapat membuat keputusan yang lebih kritis dan informasi terkait masalah yang memengaruhi kehidupan mereka. Literasi digital juga membantu orang terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan (organisasi). Melalui media sosial dan alat komunikasi digital lainnya, orang dapat mendukung berbagai inisiatif, mengorganisir gerakan sosial, dan berkontribusi pada kegiatan sosial yang menguntungkan masyarakat. Literasi digital membantu warga negara memahami hak-hak mereka di dunia digital, seperti hak privasi, kebebasan berekspresi, dan hak untuk mengakses informasi. Selain itu, literasi digital membantu mereka mengidentifikasi dan menghindari ancaman keamanan siber dan penipuan online.

Dilansir dari codingstudio, mengutip dari buku yang berjudul Digital Literacies for Engagement in Emerging Online Cultures, Steve Wheeler menyebutkan bahwa literasi digital terdiri dari beberapa komponen, sebagai berikut.

  1. Sosial networking. Di jaman globalisasi dengan perkembangan teknologi, pasti setiap orang mempunyai akun media sosial dan dari sini orang memperolah banyak informasi dari berbagi negara. Kebanyakan orang tidak cermat dalam menyaring informasi yang diperoleh. Sehingga menggunakan teknologi memerlukan kemampuan untuk dapat menggunakannya dengan  bijak, seperti menggunakan alat digital untuk berkomunikasi dengan efektif, berbagi informasi, dan bekerja sama dengan orang lain, baik dalam skala lokal maupun global.
  2. Transliterasi. Dilansir dari digital literacy, transliteracy adalah kemampuan memanfaatkan berbagai platform, terutama untuk membuat konten, mengumpulkan, membagikan, dan berkomunikasi melalui smartphone, berbagai media sosial, grup diskusi, dan berbagai layanan online yang tersedia. Kemampuan berkomunikasi melalui platform ini yang paling penting.
  3. Keamanan data privasi. Keamanan data privasi harus dilindungi, termasuk literasi digital. Jika menggunakan media sosial di berbagai platform, sebagai pengguna media sosial harus mengatahui tentang kejahatan internet. Kejadian seperti ini marak terjadi di dunia digital saat ini, seperti yang diketahui. Sehingga, perlu untu belajar bagaimana berinteraksi di dunia digital, seperti menghormati hak cipta, privasi, dan kebebasan berekspresi.

Tantangan dalam Literasi Digital

Dalam litarasi digital tentunya akan tetap dihadapkan banyak tantanga, beberapa tantangannya sebagai berikut.

  1. Akses terhadap Teknologi: masih banyak orang yang memiliki akses yang kurang terhadap internet, termasuk Indonesia. Hal ini dapat menghambat partisipasi mereka dalam kegiatan digital. Ini menciptakan kesenjangan digital yang dapat menghambat partisipasi mereka dalam kegiatan kewarganegaraan digital.
  2. Kemampuan Evaluasi Informasi: Banyak individu masih kesulitan membedakan antara informasi yang akurat dan misinformasi. Ini bisa mengarah pada penyebaran berita palsu dan pemahaman yang salah mengenai isu-isu penting.
  3. Serangan siber dan penipuan: ancaman keamanan siber dan pelanggaran privasi menjadi tantangan serius dan dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat. Serangan ini dapat mengancam keamanan individu, organisasi dan negara. Sehingga, literasi digital harus dapat memberikan pendidikan tentang cara melindungi data pribadi dan menghindari ancaman online.

Strategi

 Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan literasi digital, sebagai berikut.

  1. Melalui Pendidikan. Hal ini dapat melalui dengan literasi digital yang perlu diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi. Bisa juga melalui pembelajaran informal melalui berbagai sumber, seperti internet, buku, dan pelatihan.
  2. Melalui pemerintah.  Pemerintah dapat juga perlu untuk mengeluarkan kebijakan yang mendukung pengembangan literasi digital.

Literasi digital adalah pilar utama dalam membentuk masyarakat digital yang cerdas dan beradab. Dengan memiliki kemampuan literasi digital, orang dapat melindungi hak-hak mereka, berpartisipasi lebih aktif dalam masyarakat, dan mendukung demokrasi yang lebih transparan dan inklusif. Pada era digital sekarang ini, pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan harus menjadikan peningkatan literasi digital sebagai prioritas utama.

Heru Widoyo