Pengembangan Toleransi Beragama Melalui Dialog Agama

Oleh: Dr. Sukron Ma’mun, S.Ag., M.A

Dialog agama adalah pembicaraan langsung antara dua orang atau lebih penganut agama yang berbeda tentang berbagai macam persoalan, baik yang berkaitan langsung dengan persoalan agama atau tidak agar tercapai saling pengertian antara kedua belah pihak dan mengurai berbagai persepsi yang keliru. Tujuan dari dialog adalah agar terwujud saling pengertian antarsesama umat beragama hingga tercipta kerukunan, terjalinnya kerjasama dan persaudaraan nasional.

Sampai saat ini diskursus tentang dialog antarumat beragama masih menjadi pro dan kontra. Ada masyarakat yang pro dan menerima dengan tulus hati, melalui kesadaran akan pentingnya dialog untuk mencapai persatuan dan kesatuan. Disamping itu ada Sebagian masyarakat yang karena alasan-alasan teologis menolaknya. Meskipun demikian pandangan dan pilihan kedua belah pihak mesti dihormati agar persaudaraan dalam suasana yang serba plural dapat terwujud. Oleh karena itu dalam rangka membangun kehidupan yang penuh dengan kebersamaan para tokoh agama harus terus mendorong umat untuk tergabung dalam forum-forum dialog hingga terjadi perjumpaan antarumat beragama secara intensif.

Perlu dimengerti bersama bahwa dialog agama berbeda dengan debat, karena umumnya berdebat adalah beradu argumentasi untuk mempertahankan pendapat sendiri dan mencari kesalahan serta berupaya mengalahkan pendapat orang lain. Dialog juga berbeda dengan polemik, karena polemik artinya tidak jauh berbeda dengan debat. Dialog pada intinya adalah suatu percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dilakukan dengan bebas, terus terang dan bertanggung jawab, berdasarkan sikap saling mengerti dalam upaya mencari jalan keluar atau penyelesaian masalah kehidupan bangsa, baik material maupun spiritual. Oleh karena itu, agar dialog dapat berjalan dengan baik para peserta harus memiliki sikap “agree in disagreement” (setuju dalam perbedaan). Dalam praktiknya setiap peserta dialog harus berlapang dada dalam sikap dan perbuatan.

Ada beberapa manfaat yang bisa dihasilkan dari pelaksanaan dialog antarumat beragama, antara lain:

  1. Dialog antarumat beragama dapat mendorong para pemeluk agama lebih mengerti dan paham tentang agamanya.
  2. Dialog antarumat beragama dapat membentuk sikap mau mendengarkan, mempertimbangkan dan menghormati pandangan pihak lain.
  3. Dialog antarumat beragama tidak bertujuan untuk mempengaruhi orang lain kepada kepercayaan yang diyakini seseorang.

Dialog antarumat beragama yang dilakukan dengan kesungguhan hati, kejujuran dan keterbukaan akan menjadikan seseorang mudah memahami kepercayaan orang lain. Dengan begitu akan mudah dicari kesamaan atau titik temu dan perbedaan yang ada pun tidak akan menjadi persoalan serius. Titik temu atau persamaan yang sudah ditemukan seharusnya dikembangkan dengan Tindakan nyata bersama dalam bentuk kerjasama. Dialog hanya menjadi retorika belaka jika tidak ada tindakan nyata dalam bentuk Kerjasama antarumat beragama.

Dr. Sukron Ma'mun, S.Ag., M.A