Amerika Serikat: Mencintaimu dengan Segala Kelebihan dan Kekurangannya (1)

Oleh: Kartika Yulianti

Sebetulnya sudah lama saya ingin menulis tentang pengalaman saya hidup di Amerika Serikat selama 2 tahun sekitar satu dekade yang lalu, namun baru kesampaian sekarang.

I came across an article written by Uly Siregar sekitar 1 tahun yang lalu. Di artikel itu Uly menceritakan pengalamannya menetap di Amerika Serikat setelah menikah dengan pria Amerika. Saat membaca artikel berjudul “Amerika yang Saya Kenal” yang ditulis oleh Uly yang juga penulis buku “Nyanyi Sunyi: Catatan Personal tentang Cinta, Keluarga dan Romantika Hidup di Amerika”, saya tertawa sendiri sambil berkata dalam hati: “haha, saya juga pernah mengalaminya dan suatu saat saya juga akan menuangkan pengalaman hidup di sana ke dalam tulisan.”

Kota pertama di Amerika Serikat di mana saya pernah tinggal adalah Boston, sebuah kota di New England dan ibu kota dari Massachussets. Ada enam negara bagian di wilayah New England antara lain: Maine, Vermont, New Hampshire, Massachussets, Connecticut dan Rhode Island. Boston adalah salah satu kota tertua dan terkaya di Amerika Serikat. Di kota yang kaya ini, kita bisa mendapatkan barang bekas yang masih seperti baru dengan harga yang sangat murah di toko barang bekas bernama Goodwill. Bagi saya, mahasiswa kere yang mengandalkan stipend dari beasiswa, keberadaan toko ini sangat membantu untuk bertahan hidup di kota yang living costnya tinggi itu.

Ada banyak kenangan yang menyenangkan dari Boston selain pengalaman belanja barang bekas di Goodwill, misalnya mengunjungi kampus Harvard University dan Massachussets Institute of Technology (MIT) di daerah Cambridge yang sangat dekat dengan Boston dan hanya dipisahkan oleh Charles River. Di kampus Harvard, seperti para turis atau pengunjung lain, saya juga ikut rubbing  the left shoe of John Harvard statue, the iconic figure di kampus itu. Itu dua contoh pengalaman yang menyenangkan. Pengalaman yang tidak menyenangkannya apa? Di Boston saya tidak mengalami langsung. Tetapi, di kota inilah saya pertama melihat bahwa orang Amerika kulit putih dan kulit hitam itu tidak berbaur. Ternyata, Amerika Serikat tidaklah sebaik yang digambarkan oleh film-film Hollywood.

Kartika Yulianti