Wawasan Nusantara: Membangun Identitas dan Masa Depan Indonesia yang Berdaulat

Oleh: Kezia Revalina Tan | PPTI 16 | 2602191522 |

 Wawasan nusantara bukan hanya merupakan sebuah konsep geografis yang menyatukan berbagai pulau di wilayah Indonesia. Wawasan nusantara juga merupakan fondasi utama pembentukan identitas nasional dan pandangan hidup bangsa. Konsep ini mengandung nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 sebagai pilar penting dalam memahami dan juga mengenal Indonesia. Pentingnya pemahaman terhadap Wawasan Nusantara tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi landasan dalam Pendidikan, terutama bagi generasi muda, sehingga nantinya dapat menanamkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air.

Wawasan Nusantara tidak muncul secara tiba-tiba setelah Indonesia merdeka. Konsep ini terbentuk akibat pengaruh kuat dari faktor geografis, geopolitik, geostrategi, historis, dan yuridis formal. Sejak zaman Kerajaan Majapahit, istilah “nusantara” telah dikenal, mencakup seluruh wilayah Indonesia.

Mochtar Kusumaatmadja, seorang diplomat dan intelektual, ialah sosok yang memberikan kontribusi penting dalam perkembangan konsep wawasan nusantara.  Pengalamannya sebagai diplomat dan wawasannya dalam hubungan internasional membuka perspektif unik terhadap posisi Indonesia dalam geopolitik global. Kontribusinya mencakup perjuangan bangsa Indonesia dari masa penjajahan hingga merdeka, yang membentuk nilai-nilai persatuan dan kedaulatan di konsep wawasan nusantara. Konsep wawasan nusantara diperkaya oleh tokoh seperti Kusumaatmadja yang memberikan landasan yang kokoh untuk menjaga kesatuan dan keberlanjutan Indonesia sebagai negara berdaulat dan bermartabat. Melalui Deklarasi Djuanda, pengembangan dari konsep wawasan nusantara berhasil dicetuskan oleh Mochtar Kusumaatmadja.

Dengan populasi yang besar, penduduk Indonesia menjadi sumber daya yang strategis, namun perlu pengelolaan yang bijak. Investasi dalam Pendidikan dan Kesehatan menjadi kunci pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing global. Begitu pula dengan kekayaan alam Indonesia, seperti tambang, perkebunan, dan tanah pertanian, yang perlu dikelola dengan optimal kesejahteraan rakyat dan kemajuan negara.

Kasus sengketa perbatasan dengan Timor Leste merupakan cerminan keberhasilan atau kegagalan dalam penerapan konsep wawasan nusantara. Diperlukan kerja sama intensif antara pemerintah Indonesia dan Timor Leste untuk mencegah eskalasi konflik dan memastikan kesejahteraan masyarakat di kedua negara. Selain itu, kasus kuda lumping yang diakui oleh Malaysia memperlihatkan perlunya perlindungan dan promosi terhadap warisan budaya tradisional.

Wawasan nusantara bukan hanya sebuah konsep teoritis melainkan juga merupakan landasan untuk pembangunan nasional dan juga cara pandang masyarakat Indonesia terhadap negara Indonesia itu sendiri. Melalui pemeliharan persatuan, pengelolaan sumber daya manusia dan alam yang bijak, serta pembelajaran dari sejarah, Indonesia dapat terus berkembang sebagai negara yang merdeka, bermartabat, dan berdaulat sesuai dengan tujuan dari adanya konsep wawasan nusantara.

Refrensi

https://kwikkiangie.ac.id/home/2023/10/23/wawasan-nusantara-sebagai-sarana-memahami-indonesia/#:~:text=Wawasan%20Nusantara%20adalah%20pandangan%20yang,penting%20untuk%20memahami%20negara%20ini.

https://fahum.umsu.ac.id/wawasan-nusantara/

https://www.unpad.ac.id/2021/09/usulan-prof-mochtar-kusumaatmadja-sebagai-pahlawan-nasional-dapat-dukungan-pemprov-jabar/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5633291/latar-belakang-wawasan-nusantara-dan-pengertiannya

https://nasional.kompas.com/read/2019/07/22/19233951/indonesia-dan-timor-leste-sepakati-penyelesaian-sengketa-perbatasan-darat

https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20171005163849-241-246404/hikayat-kuda-lumping-yang-diklaim-malaysia

Kezia Revalina Tan