Tawuran di Indonesia, Lunturnya Norma Sosial

Oleh: Matthew Albert Setiawan | 2602200281 | PPTI 14 |

Tawuran, kegiatan yang melibatkan bentrokan fisik antara kelompok-kelompok individu, semakin menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Fenomena ini tidak hanya terbatas pada satu daerah, tetapi menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Melihat maraknya tawuran, kita perlu menggali penyebabnya, dan salah satu sudut pandang yang perlu diperhatikan adalah lunturnya norma sosial di Indonesia

Salah satu faktor yang dapat menjadi pemicu maraknya tawuran adalah tergesernya nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Norma-norma yang selama ini dijunjung tinggi, seperti gotong royong, toleransi, dan sikap saling menghormati antar sesama, semakin tergeser oleh budaya Individualisme, Globalisasi, dan kecenderungan untuk menyelesaikan konflik dengan kekerasan. Pergeseran ini mungkin terkait dengan pengaruh Globalisasi dan perkembangan teknologi yang membawa perubahan perilaku masyarakat.

Perubahan nilai sosial menjadi salah satu pemicu terjadinya tawuran. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, terdapat penurunan dalam parsitipasi Masyarakat dalam kegiatan gotong royong. Penurunan parsitipasi gotong royong ini disebabkan oleh tergesernya nilai norma sosial dengan budaya asing yang merusak atau negatif. Hal ini juga menjadi salah satu dampak dari maraknya tawuran yang tersebar di Indonesia.

Adanya tekanan sosial, terutama dari lingkungan sekitar, juga dapat menjadi pemicu tawuran. Terkadang, individu atau kelompok merasa terpinggirkan atau tidak diakui oleh masyarakat, sehingga mencari identitas atau pengakuan melalui kegiatan-kegiatan negatif, termasuk tawuran. Hal ini menciptakan lingkungan di mana norma sosial yang seharusnya mencegah perilaku konflik malah melemah.

Selain itu, media sosial juga dapat memainkan peran dalam merangsang terjadinya tawuran. Penggunaan media sosial untuk menyebarluaskan konflik atau bahkan memprovokasi tindakan kekerasan dapat menyebabkan keributan bahkan tawuran. Informasi yang salah atau tendensius dapat menciptakan persepsi negatif terhadap suatu kelompok, memperburuk kondisi sosial, dan memperbesar kemungkinan tawuran terjadi.

Menanggapi maraknya tawuran ini, masyarakat perlu lebih aktif dalam mengedepankan nilai-nilai budaya dan norma sosial yang selama ini menjadi dasar kehidupan bersama. Pendidikan nilai-nilai moral dan etika sedini mungkin sangat diperlukan, seperti dengan adanya pembelajaran Character Building juga dapat membantu meningkatkan pemahaman dan mengedepankan nilai budaya dan nilai sosial.

Sumber Referensi:

  1. https://media.neliti.com/media/publications/121923-ID-pengembangan-pendidikan-karakter-dan-bud.pdf
  2. https://www.kompasiana.com/lindafatiah1581/64884f944d498a20ba3f03a3/pengaruh-media-sosial-menjadi-penyebab-tawuran-antar-pelajar
  3. https://junetbungsu.wordpress.com/2012/12/05/norma-atau-kaidah-sosial/
  4. https://repositori.unud.ac.id/protected/storage/upload/repositori/ID5_19730528199802100113081411842luaran-penelitian,-kekerasan-antar-mahasiswa.pdf
  5. https://www.bps.go.id/id
Matthew Albert Setiawan