Sayap Generasi Masa Depan : Pentingnya Menyempurnakan Pendidikan Indonesia

Oleh: Ryan Christian Henlin | PPTI 16 | 2602189650 |

Pendidikan merupakan aspek yang penting dan salah satu fondasi dari semua negara, termasuk Indonesia. Dengan meraihnya Pendidikan, Indonesia dapat menjadi negara republik yang berkembang dan menjadi negara yang dapat mempersatukan keberagaman dan bersaing dengan negara lain. Bahkan, Indonesia tidak akan ada jika pahlawan kita tidak memiliki pendidikan yang cukup untuk dapat menyatakan kemerdekaan dan bebas dari penjajah secara diplomatis. Hal tersebut dikarenakan oleh kemampuan intelektual dan akademik yang dimiliki oleh tokoh – tokoh tanah air agar dapat memastikan negara kita dapat meraih kemenangan yang mutlak. Sustainable Development Goals (SDG) juga menegaskan untuk mengembangkan kualitas pendidikan, yaitu memastikan pendidikan inklusif dan berkualitas yang setara dan mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan peran aktif pemerintah dalam memberikan bantuan serta dorongan dari masyarakat sendiri.

Saat ini, meski berbagai upaya telah dilakukan oleh bangsa, kesenjangan akses dan kualitas pendidikan masih menjadi tantangan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 menunjukkan bahwa rasio guru terhadap murid di tingkat SD masih mencapai 1:28, jauh dari standar ideal 1:15. Kondisi infrastruktur sekolah di berbagai daerah juga timpang. Sekolah-sekolah di daerah terpencil dan miskin seringkali kekurangan fasilitas, tenaga pengajar yang berkualitas, dan sumber daya belajar yang memadai. Hal ini berdampak pada prestasi belajar siswa dan pada akhirnya membatasi peluang mereka untuk meraih masa depan yang lebih baik. Sebuah studi oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) masih bervariasi antar provinsi. Provinsi DKI Jakarta, misalnya, memiliki nilai rata-rata UN yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi-provinsi di Indonesia Timur. Kesenjangan ini diperparah oleh faktor-faktor seperti infrastruktur pendidikan yang tidak merata, distribusi guru yang tidak adil, dan dukungan finansial yang tidak seimbang.

Pendidikan disini tidak hanya bersifat formal dan akademik yang dilakukan di sekolah saja, namun termasuk karakter dari setiap masyarakat serta kepribadian individu dalam kehidupan sehari – hari. Damayanti menyatakan bahwa peran guru sangatlah penting dikarenakan masa depan sebuah bangsa ditentukan oleh seorang guru. Kualitas pendidik yang baik dapat membentuk karakter dan mengubah perilaku anak. Sehingga kelak dimasa depan anak-anak yang terdidik dengan baik akan membuat bangsa lebih maju.

Meskipun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia mengalokasikan sekitar 20% untuk pendidikan, kesenjangan kualitas pendidikan masih terjadi antara sekolah di perkotaan dan pedesaan, serta antara sekolah negeri dan swasta. Sekolah-sekolah di daerah terpencil seringkali kekurangan fasilitas dasar seperti perpustakaan, laboratorium, dan akses internet. Selain itu, banyak guru yang masih kekurangan pelatihan dan gaji yang layak, sehingga berdampak pada kualitas pengajaran. Hal ini menyatakan bahwa pemerintah juga belum sempurna dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk memaksimalkan hasil yang didapatkan. Pendidikan yang diperlukan tidak hanya dalam segi kuantitas, namun dalam kualitas dan penjaminan setiap proses dapat diserap dan diterapi secara efektif dan benar. Walaupun pendidikan dapat didistribusikan dengan kuantitas yang banyak, jika tidak dilakukan secara merata akan semakin meningkatkan kesenjangan sehingga memperburuk masalah saat ini. Dengan kuantitas yang besar namun kualitas yang kurang juga dapat memberikan kerugian yang signifikan kepada negara karena tidak efektif dalam penyampaian dan mewujudkan tujuan yang ditetapkan.

Kondisi ini berakibat pada rendahnya capaian pembelajaran siswa dan tingginya angka putus sekolah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menunjukkan bahwa Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah masih di bawah 90%. Anak-anak dari keluarga kurang mampu turut merasakan dampak kesenjangan ini. Berdasarkan SDG, 300 juta anak akan memiliki ketidakmampuan dalam kemampuan literasi dan numerik dasar pada tahun 2030 jika tidak ada perubahan. Biaya pendidikan yang terus meningkat dan minimnya bantuan biaya pendidikan kerap memaksa mereka putus sekolah atau terpaksa bekerja untuk membantu orang tua. Akibatnya, lingkaran kemiskinan sulit terputus. Hal ini juga menjadi ancaman yang sangat besar di era globalisasi yang membutuhkan kemampuan literasi untuk membaca informasi terbaru secara tertulis dan tidak selalu difasilitas secara verbal. Dirujuk dari statista bahwa pengguna internet sudah mencapai 5 Milliar dari seluruh dunia. Dengan terdapat angka yang memprihatinkan dan tidak dapat menggunakan internet dimana sudah setengah dari seluruh manusia di dunia menggunakan akses ini setiap hari adalah krisis yang harus diatasi segera. Akumulasi dari masalah – masalah tersebut tentu menghambat Indonesia dalam mencapai SDG pendidikan dan pembangunan berkelanjutan secara keseluruhan.

Pemerintah memiliki peran krusial dalam mengatasi kesenjangan pendidikan. Peningkatan anggaran pendidikan memang diperlukan, namun tidak cukup hanya dengan menggelontorkan dana secara besar-besaran. Pemanfaatan anggaran dan kebijakan yang tepat adalah solusi yang terbaik.

Pertama, Pemerintah harus mengalokasi anggaran secara adil dan transparan. Dana bantuan harus diprioritaskan untuk sekolah-sekolah di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) serta sekolah dengan jumlah siswa kurang mampu yang tinggi. Penerapan sistem transfer daerah bersyarat dapat mendorong pemerintah daerah untuk mengalokasikan anggaran pendidikan secara lebih optimal. Kedua, Pemerintah perlu memperbaiki sistem distribusi guru agar guru-guru yang berkualitas tidak hanya terkonsentrasi di sekolah-sekolah tertentu, tetapi juga menyebar secara merata ke seluruh pelosok negeri. Hal ini dapat dilakukan melalui program-program insentif dan pengembangan karir guru di daerah terpencil. Selain itu, dibutuhkan pemenuhan infrastruktur dan sarana prasarana sekolah. Pemerintah perlu memastikan ketersediaan ruang kelas yang cukup, perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di seluruh sekolah. Program bantuan biaya pendidikan juga menjadi solusi yang ideal. Beasiswa dan bantuan biaya pendidikan lainnya harus diperluas jangkauannya dan dipermudah aksesnya bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan program-program pendidikan inklusif untuk memastikan bahwa semua anak, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus dan anak-anak dari keluarga miskin, memiliki akses pendidikan yang berkualitas. Dapat diterapkan juga program yang bertujuan untuk penguatan peran partipasi dari masyarakat. Kerjasama dengan organisasi masyarakat sipil (OMS) dan komunitas lokal dapat membantu pemerintah dalam mengidentifikasi kebutuhan sekolah dan menyalurkan bantuan secara efektif.

Dengan adanya solusi – solusi yang selalu diterapkan, diawasi, dan dikelola dengan benar, pendidikan di Indonesia dapat dijamin kualitasnya dan menghasilkan pelajar yang elit dan memiliki nilai baik secara akademik maupun kepribadian individu. Dengan pemerataaan yang adil juga memberikan kemampuan kohesif Indonesia sehingga tidak ada ketergantungan di satu pulau dominan saja, hal ini bisa menjadi pelindung yang kokoh sekaligus sayap untuk mempersiapkan generasi muda agar tidak kalah dari pengetahuan luar, sehingga dapat terus berkembang dan memberikan terobosan – terobosan serta inovasi agar Indonesia menjadi negara maju. Selain menjadi roda penggerak untuk memajukan negara, kualitas pendidikan juga mempengaruhi ekonomi ikut meningkat. Berdasarkan penelitian Subroto, rekomendasi terhadap perbaikan dan perluasan akses secara berkeadilan dan bermutu merupakan keharusan bagi semua warga negara.

Pendidikan adalah dasar dari kemajuan setiap negara. Peningkatan bantuan pemerintah untuk sekolah di Indonesia adalah langkah krusial untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan inklusif. Selain itu, dibutuhkan keterlibatan dan dukungan dari masyarakat untuk mendorong pendidikan menjadi salah satu kebutuhan utama negara dan turut serta meningkatkan pengetahuan baik umum maupun terspesialisasi agar cita – cita untuk mencerdaskan bangsa Indonesia dilakukan bersama – sama. Dengan kebijakan yang tepat dan pemanfaatan anggaran yang optimal, kesenjangan pendidikan dapat dijembatani dan cita-cita SDG dapat dicapai. Jika terwujud, maka pelajar bangsa akan memiliki sayap yang dapat membuat mereka berkembang dan bertanding di dunia modern ini, dan dapat melompat jauh memberikan hasil yang pasti dan memuaskan. Mari bersama-sama wujudkan pendidikan yang berkualitas dan merata untuk generasi muda Indonesia, demi masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.

Referensi :

Badan Pusat Statistik (BPS). (2020). Angka Partisipasi Sekolah (APS) Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. https://www.bps.go.id/id/publication/2022/11/25/a80bdf8c85bc28a4e6566661/statistik-pendidikan-2022.html

Damayanti, Dea. Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. 2021. Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. https://osf.io/rbm42/download?format=pdf

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2021). Rencana Strategis

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2020-2024. https://www.kemdikbud.go.id/main/tentang-kemdikbud/rencana-strategis-renstra

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan. (2019). Laporan Hasil Ujian Nasional Tahun 2019. https://hasilun.pusmendik.kemdikbud.go.id/

Statista. Jumlah Pengguna Internet di Dunia. 2023. https://data.goodstats.id/statistic/agneszefanyayonatan/indonesia-peringkat-4-ini-dia-7-negara-pengguna-internet-terbesar-di-dunia-FLw6V#:~:text=Melansir%20Statista%2C%20di%20tahun%202023,telah%20mencapai%205%20miliar%20pengguna.

Subroto, Gatot. Hubungan Pendidikan dan Ekonomi:Perspektif Teori dan Empiris. 2014. Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Balitbang Kemendikbud. Vol 20 No. 3 https://doi.org/10.24832/jpnk.v20i3.318

United Nations Sustainable Development Goals. (n.d.). Goal 4: Quality Education. https://sdgs.un.org/goals

Ryan Christian Henlin