Konsep Literasi Digital dalam Pendidikan Literasi
Oleh: Shaquille Ditama Putra – 10 LA | PPTI 14 | | 2602192292 |
Literasi adalah istilah yang tidak asing bagi banyak orang. Literasi merupakan sebuah konsep yang memiliki makna kompleks, dinamis, terus ditafsirkan dan didefinisikan dengan beragam cara dan sudut pandang. Menurut kamus online Meriam-Webster berasalah dari istilah latin ‘literature’ dan bahasa inggris ‘letter’. Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis. Lalu, juga ada literasi digital yang merupakan kemampuan untuk memahami dan memakai informasi dari berbagai sumber yang diakses dari internet maupun perangkat lainnya. Namun, Pendidikan literasi di Indonesia menjadi salah satu masalah penting yang sedang dihadapi saat ini. Berdasarkan laporan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), nilai budaya literasi Indonesia sebesar 57,4 poin pada 2022. Nilai tersebut tercatat meningkat 5,7% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 54,29 poin.
Untuk meningkatkan literasi digital, masyarakat harus paham konsep mengenai literasi digital. Yang pertama adalah mulai berpikir kritis, Langkah pertama sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan literasi digital adalah dengan berpikir kritis. Dengan berpikir kritis, masyarakat menjadi tahu bahwa informasi yang bertebaran di internet itu tidak selalu terpercaya(hoax). Selanjutnya, menguasai Finding Information, keterampilan dalam berpikir kritis dan menganalisa sebuah informasi diinternet adalah salah satu cara meningkatkan kemampuan literasi. Finding information artinya bisa memilah dan mengevaluasi informasi yang diterima. Selanjutnya, memanfaatkan media social untuk belajar dan berkolaborasi dengan memanfaatkan media social dengan baik. Selanjutnya, memahami Digital Culture, masyarakat perlu memahami bagaimana keberadaan internet mepengaruhi cara berinteraksi dan berkomunikasi seseorang. Pada umumnya, penggunaan internet sering kali membawa dampak positif dan negative. Yang terakhir, menjadi aman di Internet, saat mengakses internet, masyarakat perlu membiasakan diri untuk mendeteksi potensi-potensi yang bisa membahayakan diri, misal ketika anda membuka situs “http”, masyarakat perlu tahu bahwa situs “http” tidak memiliki lapisan yang aman seperti “https”
Selain meningkatkan literasi digital, beberapa sekolah sudah membuat program yang dapat membantu mengembangkan pendidikan literasi. Salah satu programnya adalah pojok literasi atau sudut literasi, merupakan suatu program literasi sekolah dengan membuat sebuah ruangan yang terletak di pojok atau sudut dengan mengisi buku dan perlengkapan untuk membaca dan menulis. Lalu, ada Gerakan membaca buku 15 menit sebelum belajar, program ini dibuat agar siswa sudah memiliki pemahaman atau sudah membaca materi pembelajaran terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran. Tujuan dari program ini agar siswa sudah memiliki pemahaman sehingga cepat dan tanggap di dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, masyarakat harus lebih berhati-hati dalam menggunakan informasi yang beredar di Internet. Dengan memahami konsep dalam literasi digital, masyarakat akan lebih waspada terhadap informasi-informasi yang beredar. Selain memahami konsep dalam literasi digital, masyarakat juga perlu mengembangkan literasi secara langsung, dengan membuat/mendukung program pojok literasi atau gerakan 15 menit membaca, Indonesia akan mengalami peningkatan dalam pendidikan literasi secara drastic.
Bacaan:
https://katadata.co.id/agung/berita/62ff30f100f81/5-cara-meningkatkan-kemampuan-literasi-digital
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/33273/mod_resource/content/1/materi%20topik%206.pdf