Integrasi Nasional Sebagai Kunci Persatuan Bangsa

Oleh : Franky William | 2602189915  | PPTI 15 |

Integrasi Nasional merupakan proses penyatuan berbagai perbedaan – perbedaan yang ada pada masyarakat sehingga menjadi selaras dalam sebuah bangsa. Saffroedin Bahar (1996) mengemukakan bahwa Integrasi Nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya. Sementara Howard Wriggins mengemukakan bahwa integrasi berarti penyatuan bangsa-bangsa yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi sesuatu yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak menjadi satu bangsa. Perbedaan yang dimaksud itu seperti suku, budaya, bahasa, ras, agama, dan faktor kebangsaan lain. Integrasi nasional sendiri menjadi hal yang penting bagi negara heterogen seperti Indonesia.

Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan kekayaannya yang berlimpah, baik sumber daya alamnya ataupun keberagaman suku, budaya, bahasa, ras, agama, dan lainnya. Dengan keberagaman itu menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang berhasil menyatukan dan meyakinkan penduduk-penduduk Indonesia yang beragam itu. Adapun keberhasilan tersebut juga terbukti dengan terpenuhinya syarat dari integrasi nasional yang berisi: persamaan hak bagi setiap warga negara, jaminan keadilan bagi setiap warna negara, dukungan partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaraan negara, sikap keterbukaan yang dapat menumbuhkan saling pengertian, menghormati, dan kerja sama.

Proses yang panjang telah dilalui oleh Bangsa Indonesia demi tercapainya integrasi. Sejak merdeka di tahun 1945, Indonesia sudah mulai memperjuangkan integrasi Indonesia. Banyak peristiwa yang telah terjadi dan mempengaruhi perjalanan Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang terintegrasi. Salah satu peristiwa yang menjadi pemicu terjadinya integrasi bangsa adalah Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Dengan diumumkannya kedaulatan wilayah Indonesia yakni lebar laut teritorial seluas 12 mil diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau negara Indonesia, menyebabkan laut tidak lagi menjadi pemisah antar pulau-pulau di Indonesia dan wilayah Indonesia menjadi suatu kesatuan yang utuh. Peristiwa integrasi juga tergambar dari peristiwa perumusan Pancasila sebagai dasar negara. Seluruh perbedaan prinsip dan nilai-nilai yang terdapat pada tiap daerah tergambar dan menjadi satu dalam Pancasila.

Pembentukan integrasi di Indonesia pastinya tidak luput dari berbagai tantangan yang terjadi dari dahulu sampai dengan masa kini. Tidak semua orang yang menerima proses integrasi tersebut. Seperti contohnya yang terjadi pada masa reformasi di tahun 1998. Saat itu, terjadi konfliik horizontal antar sesama masyarakat dimana banyak warga Tionghoa yang ditindas dan dihancurkan usahanya. Di samping itu, juga terjadi konflik vertikal dimana melemahnya otoritas pemerintah di pusat dan diakhiri dengan mundurnya Soeharto sebagai Presiden Indonesia.

Di masa kini, tantangan yang terjadi menjadi tak kasat mata dan kadang tidak disadari oleh masyarakat. Kehadiran globalisasi yang perlahan memudarkan budaya Indonesia, kemajuan teknologi dan sosial media yang menyebabkan isu-isu di Indonesia ’digoreng’ habis-habisan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, serta banyaknya fanatisme di antara masyarakat yang menyebabkan bahkan sampai saat ini SARA menjadi salah satu topik yang dihindari karena sangat sensitif bagi banyak bagian masyarakat.

Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa integrasi tidak hanya terkait dengan bagaimana Indonesia bisa melawan ancaman dari luar, baik yang ingin menjajah wilayah, mengakui kebudayaan milik Indonesia, dan mengadu domba antar golongan, suku, dan ras di Indonesia. Hal-hal tersebut memang penting, tetapi integrasi termasuk dalam hal yang lebih jauh lagi. Tantangan terbesar integrasi terdapat pada bagaimana untuk mengontrol kehidupan serta pemikiran antar warga masyarakat. Tanpa keinginan masyarakat untuk bersatu, maka perjuangan untuk mencapai integrasi tidak akan memiliki pengaruh apapun.

Dengan hadirnya integrasi, kita juga bisa menghadirkan masyarakat yang damai dan saling bertoleransi. Seperti yang tertuang dalam sila ke-3 Pancasila yaitu Persatuan Indonesia pastinya akan membuat kita kuat sebagaimana yang telah pendahulu kita lakukan untuk mengusir para penjajah. Tantangan memang akan terus terjadi, tetapi asal tiap warga memegang prinsip integrasi dan persatuan, maka tidak akan ada tantangan yang tidak mungkin untuk dilawan.

Referensi

Bahar, Saffroedin dan A.B Tangdililing. 1996. Integrasi Nasional Teori, Masalah Dan Strategi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hasoloan, Jimmy dkk. 2016. Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Deepublish.

Saravistha, Deli Bunga, dkk. 2022. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Widina Bhakti Persada.

Harruma, I. (2022, July 19). Integrasi Nasional: Pengertian, Syarat, Dan Faktor Penentu. KOMPAS.com. https://nasional.kompas.com/read/2022/07/20/02000051/integrasi-nasional–pengertian-syarat-dan-faktor-penentu

WATUWAYA, E. R. (2021). Integrasi Nasional Sebagai Salah Satu Parameter Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Negara Republik Indonesia. https://doi.org/10.31219/osf.io/hwe8v

Franky William