Keseimbangan antara Ibadah Ritual dengan Ibadah Sosial

Oleh: Dr. Sukron Ma’mun, S.Ag., M.A

Ada pandangan yang kurang tepat yang berkembang di sebagian umat Islam yaitu bahwa ibadah kepada Allah hanya bersifat ritual belaka dan bersifat khusus. Sementara aktivitas non ritual dianggap bukan aktivitas ibadah.  Dengan pandangan seperti ini, mereka menilai hanya ibadah ritual yang menjadi sarana penyembahan kepada Allah Swt, sedangkan amalan selainnya, bukanlah bentuk penyembahan kepada-Nya, sehingga mereka tidak berharap ganjaran pahala dari amalan tersebut.  Pandangan seperti ini, tentu saja keliru dan sempit. Karena dalam agama Islam, hakikat dari ibadah adalah kepatuhan dan ketundukan hanya kepada Allah Swt. Ibnu Taimiyah mengartikulasi ibadah dengan segala yang mencakup perbuatan yang disukai dan diridhai oleh Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan maupun tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya.

Ibadah dalam agama islam terbagi menjadi dua jenis, yaitu ibadah individual dan ibadah sosial. Ibadah individual, manfaat dan pahalanya hanya dirasakan oleh pelaku ibadah itu saja. Ibadah individual lebih identik dengan ibadah mahdhah. Ibadah mahdhah merupakan ibadah yang secara khusus telah ditetapkan ketentuannya oleh Allah Swt dan Rasulullah Saw yang lebih berorientasi pada hablum minallah. Ibadah yang masuk dalam kategori ini, yakni ibadah shalat, puasa, zakat, haji, umrah, thaharah dan lain-lain. Sebaliknya ibadah sosial, pahala dan manfaatnya bukan hanya dirasakan pelakunya tetapi juga orang lain. Ibadah sosial lebih identik dengan ibadah ghair mahdhah yang berorientasi pada hablum minannas. ibadah ghair mahdha merupakan ibadah yang tidak berkentuan khusus pelaksanaannya dari Allah Swt dan Rasulullah Saw. Amalan yang masuk kategori ini adalah amal-amal shaleh, seperti tolong menolong, kesabaran, nasehat menasehati, menuntut ilmu pengetahuan, saling menghormati, jujur dan lain-lain.

Memosisikan kedua ibadah tersebut secara proporsional dan adil menjadi penting sehingga dua tugas pokok manusia ketika hidup di dunia ini menjadi terwujud dengan baik, yaitu tugas menjadi hamba Allah dan menjadi khalifah di muka bumi ini. Agama Islam menghendaki tawazunitas (keseimbangan terhadap kedua macam ibadah tersebut).

Dr. Sukron Ma'mun, S.Ag., M.A