Cinta Sebagai Anugerah

Oleh: Murty Magda Pane, ST., M.Si

Banyak orang mengidentikkan bulan Februari dengan cinta atau kasih sayang. Padahal kapanpun kita bisa merasakan dan memberikan cinta dan kasih sayang kepada siapapun, bukan? Dan, jika berbicara tentang cinta, memang tidak akan ada habisnya. Pasti semua orang pernah merasakan cinta entah itu cinta kepada orang tua, cinta kepada pasangan, ataupun cinta kepada pencipta alam semesta. Cinta bisa dikatakan luapan emosi yang timbul ketika seseorang memiliki perasaan suka kepada apapun yang menarik baginya dan itu bertahan lama dalam hatinya.

Dapat dikatakan bahwa cinta adalah salah satu anugerah yang diberikan oleh Tuhan. Dimana perasaan ini membuatmu mencintai seseorang dengan tulus dan penuh cinta. Bahkan orang-orang dengan perasaan tulus ini berbuat baik dan rela mengorbankan diri untuk orang yang mereka cintai.

Cinta adalah bahasa pertama yang diketahui orang sebelum bahasa lain. Seorang ibu menyusui anak yang baru lahir adalah pengenalan bahasa cinta untuk anak dan praktik cinta untuk seorang ibu. Hubungan antara bayi dan ibu sangat jelas menggambarkan bagaimana cinta memberikan kehangatan, perlindungan dan kebahagiaan bagi kedua belah pihak. Dengan kata lain, cinta adalah bahasa kuno dan sekaligus bahasa masa depan dan bahasa kelangsungan hidup dan peradaban manusia. Hidup tidak bisa berkelanjutan, itu berlangsung lama tanpa cinta.

Siapapun dapat memiliki perasaan cinta ini. Baik perasaan cinta dari orang tua kepada anak, dari anak kepada orang tua, maupun perasaan cinta yang muncul dari ketertarikan lawan jenis. Tapi apa sebenarnya arti cinta, bisakah kita mendefinisikan arti cinta hanya dari satu sudut pandang? Tentu tidak karena ada berbagai macam pandangan dan jenis cinta yang ada di dunia ini.

Cinta adalah suatu ungkapan emosi yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta juga bisa diartikan sebagai  perasaan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang timbul dalam diri seseorang. Dalam konteks filsafat, cinta adalah kualitas baik yang mewarisi semua perasaan kebaikan, simpati dan kasih sayang. Ada juga pendapat lain yang menyatakan bahwa cinta adalah tindakan/kegiatan aktif yang dilakukan seseorang terhadap objek lain berupa pengorbanan, empati, perhatian, cinta, pertolongan, ketaatan pada perkataan, menurut, patuh dan kesediaan melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.

Cinta juga merupakan  perasaan  positif dan diberikan kepada orang atau hal lain. Semua makhluk bisa mengalami ini. Waktu juga mempengaruhi penggunaan kata cinta. Makna kata selalu berubah sesuai dengan reaksi, pemahaman, dan penggunaan  dalam kondisi sosial, posisi, dan generasi  yang berbeda. Ada yang menyatakan bahwa hakikat cinta di abad 21 mungkin berbeda dengan abad-abad sebelumnya (sumber: https://www.gramedia.com/best-seller/arti-cinta/#:~:text=Dapat%20dikatakan%20bahwa%20cinta%20adalah,untuk%20orang%20yang%20mereka%20cintai).

Tapi saya pribadi, tidak setuju akan pendapat terakhir.

Menurut ajaran agama saya, cinta merupakan suatu hal yang penting. Karena saya yakin bahwa Tuhan adalah Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, maka saya pun yakin bahwa perasaan cinta merupakan pemberian Sang Pencipta. Karena itu, tidak mengherankan jika dikatakan bahwa cinta merupakan bagian dari fitrah semua makhluk hidup. Karena itulah, saya yakin bahwa cinta adalah cinta. Tetap sama dari zaman Adam & Hawa sebelum turun ke bumi hingga akhir zaman.

Hal ini saya rasa bisa dibuktikan, karena menurut ilmu psikologi umum, emosi sudah embedded di dalam otak manusia, dan cinta merupakan salah satu jenis emosi tersebut. Karena merupakan salah satu jenis emosi, maka tidak mengherankan jika ada orang yang bisa tergila-gila akan seseorang yang lain karena cinta. Sehingga muncul istilah, misalnya, si A tergila-gila dengan si B.  Contoh kasus seperti ini disinyalir terjadi karena seseorang tidak dapat mengontrol emosinya (dalam contoh kasus ini si A), dalam hal ini emosi cintanya, kepada orang lain (si B).

Membicarakan cinta memang tak ada habisnya. Karena cinta merupakan bagian dari dalam diri manusia yang indah terasa, jika tidak bercampur dengan emosi lain yang tidak nyaman dirasakan.

Tetapi saya juga yakin, bahwa, karena cinta berasal dari Tuhan Sang Pencipta, maka cinta yang hakiki merupakan cinta kepada-Nya dan hal-hal serta orang-orang yang harus saya cintai menurut aturan-Nya.

Murty Magda Pane, ST., M.Si