Teori Pembenaran Nama-nama (Zhengming) Menurut Konfusius
Oleh: Kristan
Dalam bidang politik pemikiran Konfusius dianggap konservatif karena merujuk pada ajaran para raja Tiongkok kuno (3000-2205 SM). Menurut Konfusius, keadaan kacau pada zaman Chunqiu disebabkan oleh kelemahan sistem feodal yang tidak lagi mendapat sambutan positif dari rakyat. Diskursus, nasehat dan ajaran dari Kofusius dirangkum di dalam kitab Lunyu. Konfusius mendiskusikan pandangan zhengming dengan muridnya yang bernama Zilu, ketika mereka dalam perjalanan kembali dari negara Wei. Zilu bertanya jika raja Wei memberi guru peluang sebagai penasehat politik, apa langkah pertama yang akan diambil oleh guru? Sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Lunyu [13]:3 sebagai berikut:
“Akan kubenarkan terlebih dahulu namanama. Bila nama-nama tidak benar, maka pembicaraan tidak sesuai dengan hal yang sesungguhnya, maka segala urusan tidak dapat dilakukan dengan baik-baik. Bila pekerjaan tidak dapat dilakukan baik-baik, kesusilaan dan musik tidak dapat berkembang. “Bila kesusilaan dan musik tidak berkembang, hukumpun tidak dapat dilakukan dengan tepat. Bila hukum tidak dapat dilakukan dengan tepat, maka rakyat akan kehilangan tempat untuk meletakan kaki dan tangannya.”
Pandangan di atas menekankan bahwa Konfusius hendak menekankan konsep zhengming dalam bidang politik. Pandangan beliau tentang zhengming sesungguhnya berdasarkan situasi politik di negara Wei yang tengah mengalami situasi pemberontakan, sehingga beliau menjawab sesuai konteks di negara Wei. Zhengming bisa dikatakan sebagai penyusunan disiplin politik. Sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Lunyu [12]:11 tertulis: “Qi Jinggong suatu hari pernah bertanya kepada Konfusius tentang bagaimana cara pemerintahan dan Konfusius menjawab, golongan pemerintah haruslah melaksanakan tanggung jawab sebagai pemerintah, golongan menteri haruslah melaksanakan tugasnya sebagai seorang menteri, begitu juga dengan tanggung jawab ayah dan anak dalam keluarga.
Konfusius berharap agar golongan pemerintah, menteri, ayah, dan anak-anak berbuat sesuai dengan kedudukannya masing-masing. Beliau berpendapat jika wujud peraturan seperti ini diterapkan maka akan timbul pemerintahan yang baik. Zhengming bermaksud untuk membenarkan status sosial masing-masing individu sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Jika hal ini tidak terjadi maka akan timbul kekacauan dalam sebuah pemerintahan. Semasa kelahiran Konfusius, sistem feodalisme telah merosot. Masyarakat sudah kehilangan segala peraturan dan golongan atasan dan bawahan sudah tidak mematuhi peraturan, arahan dan tugas masing-masing. Maka Konfusius memperkenalkan konsep zhengming untuk menyelamatakan kondisi masyarakat yang sudah kacau balau.
Menurut penulis konsep tentang zhengming merupakan salah satu yang menjadi pemikiran utama di dalam ajaran Khonghucu. konsep zhengming memainkan peranan yang amat penting dalam ajaran Khonghucu. Zhengming bertujuan mengutamakan pembenaran nama-nama sesuai jabatan terlebih dahulu sebelum memastikan soal kebaikan dan keburukan. Faktor-faktor yang menyebabkan Konfusius mengungkapkan konsep zhengming dikaitkan dengan latar belakang zaman Chunqiu (770-476 SM) yang mana fenomena kacau balau saling berkhianat antara atasan dan bawahan sering terjadi. Menurut Konfusius hal tersebut adalah akibat dari tidak adanya pembenaran nama-nama. Jika masalah tersebut dapat diatasi maka keteraturan dalam masyarakat akan dapat diatasi dengan baik. Pendek kata tanpa zhengming maka kepemimpinan dan teladan politik dalam pemerintahan akan sulit terwujud.