Sifat Asli Manusia Menurut Konfusius
Oleh: Kristan
Konfusius mengatakan bahwa sifat asli manusia adalah baik adanya dan itu merupakan yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia sejak dilahirkan dan Tuhan berkehendak dengan itulah manusia kembali kepadaNya. Manusia membawa benihbenih mulia dan baik dalam dirinya, namun mengapa selalu ada perbuatan buruk dalam diri manusia? Hal ini karena keterlibatan manusia dengan prinsip Yin Yang, manusia lalai dan lengah sehingga benihbenih kebajikan sifat asli manusia menjadi tidak harmonis dengan hukum Tuhan.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam kitab Zhongyong [bab utama]:1 berikut: “Firman Tuhan itu dinamai sifat asli manusia (watak sejati). Hidup mengikuti sifat asli manusia dinamai menempuh jalan benar. Bimbingan untuk menempuh jalan benar dinamai agama.
Sifat asli manusia menurut konfusius adalah baik ia bersemi di dalam hati nurani manusia yang terdiri dari ren, yi, li, zhi dan xin.
- Cinta Kasih (ren).
Ren bisa diartikan hubungan kemanusiaan, ren juga diartikan sebagai rasa berbelas kasihan yang bermaksud rasa dan hasrat kecenderungan guna memberi dan menerima kasih sayang sesama manusia. Ren merupakan simpati dan empati perasaan paling dalam dari diri manusia yang murni dan tulus, ikhlas dan selaras dalam kemanusiaan. Ren juga merupakan hal yang paling patut yang ada dalam hubungan antar manusia. Ren juga sering diterjemahkan sebagai kebajikan, kemanusiaan, dan moral.
- Kebenaran (yi)
Yi dapat diartikan sebagai paduan yang selaras dalam unsur Yin Yang yang menembusi tritunggal Tian (Tuhan), Di (Bumi), dan Ren (Manusia), yang wajib dijunjung oleh tiap pribadi manusia. Yi bermaksud sebagai rasa kewajiban moral dasar manusia. Yi juga berarti rasa malu dan tidak suka yaitu rasa untuk ingkar dari kewajiban moral dan tidak bisa menerima apabila tidak begitu ada panggilan naluri dan tidak mau melanggar. Yi juga merupakan dasar acuan dan hukum hubungan antar manusia, kewajiban akan sesuatu dan sebagain jalan utama dalam menempuh kehidupan. Yi harus dijunjung tinggi dan menjadi pegangan hidup manusia dalam bermasyarakat dengan sesama.
- Kesusilaan (li)
Li dapat diartikan hal yang berkenaan dengan peribadahan, doa, dan harapan serta yang bersifat spriritual. Li berarti tatanan peribadahan melingkupi penggenapan kodrati kemanusiaan dalam seluruh aspek kehidupan manusia sebagai insan Tuhan. Li juga merupakan rasa hormat untuk membedakan dalam bertingkah laku dengan mengacu pada tatanan peringkat guna mewujudkan hubungan manusia dengan pencipta. Li juga berarti tata karma, sopan santun yang menjadi kepatutan manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya dan peradaban manusia. Li bisa menjadi upacara untuk bersembahyang kehadirat Tuhan, leluhur sebagai perwujudan iman dan taqwa dalam seluruh kehidupan manusia.
- Kebijaksanaan (zhi)
Zhi bisa diartikan sebagai pengetahuan akan pola kebenaran konsep Tuhan dan alam semesta. Zhi sebagai perwujudan tingkah harmonis dengan Tuhan yang menjadikan perbuatan, pembicaraan dalam kehidupan sehari-hari manusia menjadi tepat dan tidak keliru sehingga menjadi manusia yang benar. Zhi merupakan rasa nurani membedakan mana yang benar dan salah, untuk kemudian memegang yang benar. Zhi juga merupakan naluri belajar dan berlatih untuk mencapai kebenaran hakiki menjadi kebijaksanaan. Zhi menjadi kearifan dan kepandaian sebagai bekal manusia untuk sinergi antara jasmani dan rohani sesuai dengan hukum Tuhan.
- Dapat Dipercaya (xin)
Xin berarti berlaku jujur terhadap diri sendiri, rasa konsekuen dan bertanggung jawab sesuai dengan firman Tuhan. Xin juga merupakan ketulusan total akan prinsip moral kebajikan, membangun hubungan dengan manusia atas dasar saling percaya dan dapat dipercaya, yakin untuk tidak tergoyahkan oleh segala godaan
Menurut penulis aspek ren, yi, li, zhi dan xin adalah merupakan sifat-sifat dasar yang dimiliki manusia dan wajib dilatih dan dikembangkan agar manusia menjadi manusia yang berbudi junzi. Proyek menjadi junzi inilah merupakan cita-cita pembentukan manusia bagi ajaran Khonghucu sehingga menjadi manusia yang berguna dan berkontribusi bagi keluarga, masyarakat, negara, dan dunia.