Konsep Kesusilaan (li) Menurut Xunzi

Oleh: Kristan

Xunzi juga merupakan ahli filsafat yang mementingkan li, dan li hadir untuk memenuhi kebutuhan manusia, li di sini juga dikenal sebagi tata aturan bagi masyarakat. Di dalam kitab Xunzi [15] tertulis: “Li atau tata aturan dan upacara adalah panduan bagi pemerintahan sebuah negara. Li juga merupakan bimbingan dan dasar bagi kemajuan sebuah negara. Maka li adalah aturan yang tertinggi”

Selanjutnya di dalam kitab Xunzi [19]:1 tertulis: “Manusia sejak lahir memiliki hawa nafsu, jika kehendaknya tidak terpenuhi, maka manusia akan pergi mencari keinginan tersebut. Dalam proses pencarian tersebut tanpa adanya aturan tertentu yang jelas mengatur maka akan mengakibatkan pertarungan.: “Pertarungan seperti ini akan menyebabkan kekacauan. Kekacauan akan menyebabkan kemiskinan. Para raja zaman kuno membenci hal ini. Maka li tata susila dibentuk untuk menghindari keinginan yang ada pada manusia. Ini untuk menghindari rakyat berjalan di arah yang sesat akibat keinginannya yang tidak terbatas dan juga untuk menghindari rakyat terjerumus kepada keserakahan. Jikalau hal tersebut dapat dihindari, maka sebuah masyarakat akan menjadi baik. Inilah puncak dari wujud tata susila dan peraturan”.

Li dikaitkan dengan pemahaman bahwa sifat asli manusia adalah jahat. Li adalah aturan tertinggi bagi kehidupan manusia. Di dalam kitab Xunzi [2]:2 “Cara bagi seseorang untuk memiliki semangat dan menyempurnakan diri perilaku diri sendiri adalah harus menurut kehendak li”.

Selanjutnya di dalam kitab Xunzi [1]:5 tertulis: “Maka jika seseorang menyanjung tinggi kesusilaan dan undang-undang, walaupun dia mungkin tidak memahami dengan baik, tetapi sekurang-kurangnya dia masih akan dikenali sebagai cendekiawan yang berdasarkan lifa, jikalau tidak menjunjung tinggi lifa, walaupun seorang itu pandai berdebat, maka dia tidak layak dipanggil sebagai cendekiawan yang mengikuti semangat li”.

Di dalam kitab Xunzi [27] tertulis: “Li adalah bimbingan bagi pemerintah, melaksanakan pemerintahan tanpa menggunakan li, maka pemerintahan itu tidak akan sempurna”. Xunzi menekankan li sebagai hal yang harus diikuti oleh semua orang. Li menjadi aturan dan teladan masyarakat. Jika perbuatan manusia selalu didalam li, maka barulah bisa menjadi manusia yang bijaksana. Li juga merupakan dasar bagi pemerintahan sebuah negara. Xunzi menjelaskannya sebagai berikut:

  1. “Nasib sebuah negara tergantung pada li” (Kitab Xunzi [16])
  2. “Jikalau seseorang menjahui diri dari li, maka dia tidak akan dapat hidup dalam dunia ini, segala perbuatan yang menjauhi li akan mengalami kegagalan, jika sebuah negara menjauhi li, maka negara tersebut tidak akan damai”. (Kitab Xunzi [2]:3)
  3. “Pemerintahan yang menjauhi li, tidak akan berjaya”.(Kitab Xunzi[27])275 4) “Memerintah rakyat tanpa menggunakan li, tingkah laku pemerintah akan selalu gagal.” (Kitab Xunzi [27]).

Li digunakan untuk melindungi sistem jabatan yang digunakan pada zaman feodal untuk membedakan tua dan muda, kaya dan miskin, mulia dan hina. Di dalam kitab Xunzi [10] tertulis: “Li itu akan membuat kaum mulia dan hina memperoleh jabatan tertentu, terdapat jurang antara tua dan muda, kaya dan miskin memperlihatkan status dan jabatan masing-masing”. Xunzi mengatakan bahwa li dapat digunakan oleh golongan pemerintah untuk memilih seorang pegawai kerajaan.

Di dalam kitab Xunzi [12] tertulis: “Cara mengangkat seorang pegawai haruslah berlandaskan li”. Xunzi memperluas pengertian tentang li dari bersifat individu kepada kehidupan bermasyarakat dan pemerintahan.

Kristan