BERCERMIN

Dr. Madya Andreas Agus Wurjanto, S.Th., M.Th.

 Kebiasaan Bercermin

Bercermin atau berkaca merupakan aktifitas yang biasa dilakukan oleh seseorang saat mereka hendak menghadiri sebuah acara tertentu. Entah itu sekedar bertemu dengan teman atau rapat, pernikahan seseorang, atau yang lainnya. Kebiasaan bercermin menjadi kebiasaan yang secara alami pasti dilakukan. Terlebih lagi jika acara tersebut adalah acara-acara yang memiliki pengaruh penting di dalam kehidupan kita. Misalnya, menentukan diterimanya kita bekerja di sebuah perusahaan, pernikahan kita, atau anak-anak kita, atau acara-acara penting lainnya. Kegiatan bercermin menjadi sesuatu yang urgent, penting, dan menentukan untuk kita lakukan.

Biasanya kita akan melihat, bagaimana penampilan rambut saya, alis saya, mata saya, bibir saya? Bagaimana dengan baju saya, cocokkah mengenakan baju warna putih, atau lebih baik merah? Yang mana yang paling cocok? Celana panjang, rok, atau celana pendek yang cocok? Belum lagi sepatu dan kaos kaki yang ingin kita kenakan, rasanya tidak ingin lepas dari perhatian kita. Bahkan kita rela pergi ke salon berjam-jam demi menata penampilan luar kita. Semua itu demi melihat seperti apa penampilan kita saat hendak bertemu dengan orang-orang yang kita anggap penting dalam kehidupan kita. Kita melakukan semua itu demi terlihat PERFORM, tampan, cantik, dan menarik di hadapan semua orang.

Pada awal perjumpaan kita dengan seseorang yang baru saja kita kenal, maka saling memperhatikan penampilan luar antara kita dan mereka adalah sebuah kewajaran. Namun pada giliran/pertemuan-pertemuan berikutnya, maka kita akan cenderung memperhatikan apa yang ada di dalam dari diri orang lain tersebut. Penampilan luar sudah tidak lagi dianggap penting untuk terlalu kita perhatikan. Mengapa demikian? Karena orang lain menunggu kualitas hidup kita, bisa dipercaya tidak? Mampu menyelesaikan permasalahan yang ada tidak? Betulkah kita ahli sesuai dengan gelar yang kita sandang? Dan lain sebagainya.

Pakailah ‘Cermin’ dengan Benar

Untuk itu, kebiasaan bercermin yang seyogyanya kita lakukan setiap hari, bukanlah hanya dalam tujuan mempercantik atau mempertampan penampilan fisik kita, namun bercerminlah untuk bathin kita, sehingga bathin kita semakin cantik, tampan, dan rupawan. Inilah cara bercermin yang benar.

Selain cermin kaca asli kita jadikan alat bercermin bathin, namun terdapat beberapa ‘cermin’ lain yang dapat kita jadikan sarana memperbaiki diri kita.

  1. Pengalaman Masa Lalu

Dengan menggunakan masa lalu kita dapat bercermin agar masa yang akan datang dari kehidupan kita dapat lebih baik adanya. Seluruh kesalahan, kebaikan, kegagalan, dan juga keberhasilan kita di masa lalu itu dapat menjadi cermin yang efektif bagi kita. Jika masih banyak yang buruk, mari segera perbaiki. Jika banyak yang baik, mari terus dipertahankan, bahkan semakin ditingkatkan lagi.

  1. Orang Lain

Melalui hidup dan juga nasihat orang lain kita dapat bercermin demi perbaikan diri kita. Banyak contoh-contoh kehidupan orang lain yang menegur dan mengingatkan kita untuk menjadi manusia yang semakin bermartabat dan mulia. Banyak pula nasihat, teguran, dan didikan orang tua kita, paman, bibi, saudara-saudara seiman, atau siapapun yang peduli kepada kita, yang ternyata bermanfaat bagi kita agar meraih kehidupan yang semakin bertanggung jawab. Mari pergunakan itu dengan baik!

  1. Ajaran Agama

Cermin yang satu ini tentulah cermin paling utama yang dapat menasihati kita dengan tepat. Agama bukanlah hanya menjadi tempat kita menemukan keteduhan dan keselamatan, namun mampu menjadi alat bagi kita untuk bercermin, sehingga karakter dan kehidupan kita semakin hari semakain matang, dewasa, dan berguna bagi sesama.

Dr. Madya Andreas Agus wurjanto, S.Th., M.Th.