Mempererat Persatuan di Tengah Kebhinekaan
Oleh: Nikodemus Thomas Martoredjo, S.S., M.M
Persatuan dan kebhinekaan adalah dua konsep yang saling berkaitan yang merujuk pada ide penting dalam konteks kehidupan masyarakat yang beragam. Persatuan, yakni merujuk pada keadaan atau kondisi di mana individu atau kelompok yang berbeda-beda secara suku, agama, ras, budaya, atau latar belakang lainnya bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Dalam persatuan, perpecahan dan konflik sering menjadi tantangan, namun persatuan akan terus diperjuangkan. Persatuan melibatkan penggabungan kepentingan, upaya bersama, dan solidaritas antara individu atau kelompok yang berbeda latar belakang.
Kebhinekaan merujuk pada keberagaman yang ada dalam suatu masyarakat, baik dalam hal suku, agama, ras, budaya, bahasa, adat istiadat, atau faktor identitas lainnya. Kebhinekaan mengakui bahwa setiap individu atau kelompok memiliki perbedaan, keunikan dan kekhasan dalam pandangan mereka. Kebhinekaan atau perbedaan bukan merupakan suatu hal yang kontra, bagi kelompok ikatan persatuan yang saling menghargai dan toleran. Justru kebhinekaan dianggap sebagai suatu keunikan dari setiap individu yang beragam di dalam suatu ikatan persatuan.
Menjaga persatuan di tengah kebhinekaan adalah tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat di seluruh dunia, dan bahkan di Indonesia sendiri. Dalam era globalisasi ini, komunitas manusia di Indonesia, dan di luar negeri semakin terlihat keberagamannya dari segi budaya, agama, ras, bahasa, dan latar belakang lainnya. Meskipun kebhinekaan ini merupakan keunikan dan kekhasan yang patut disyukuri keberadaannya, namun juga menjadi sumber utama potensi konflik dan perpecahan di era global jika tidak dikelolah dengan baik.
Kunci utama dalam menjaga persatuan di tengah kebhinekaan adalah toleransi yang harus ditanamkan sejak dini kepada komunitas manusia di seluruh dunia. Karena dunia ini sangat luas dan komunitas manusia, serta keberagaman budayanya terus bertambah, maka dari itu, penting bagi generasi muda untuk mengembangkan sikap toleran kepada setiap perbedaan dan kebhinekaan di Indonesia, dan bahkan sampai ke luar negeri.
Kunci yang lainnya adalah komunikasi yang efektif. Hal ini juga menjadi elemen krusial dalam menjaga persatuan. Melalui komunikasi yang terbuka dan tidak menjerumuskan, masyarakat dapat memahami pandangan, kebutuhan, dan aspirasi satu sama lain. Diskusi yang membangun dan saling mendengarkan akan membantu mengatasi mispersepsi dan membangun pemahaman bersama yang jauh dari kesalahpahaman yang memicu perpecahan dan konflik.
Untuk itu, pendidikan cukup berperan penting dalam menjaga persatuan di tengah kebhinekaan. Melalui pendidikan sikap toleransi dapat ditanamkan kepada generasi-generasi muda untuk mendorong nilai-nilai kesetaraan, toleransi, dan inklusivitas. Masyarakat harus diajarkan tentang pentingnya menghormati dan memahami perbedaan budaya, agama, dan latar belakang lainnya. Dengan pemahaman yang baik tentang kebhinekaan dan toleransi, generasi muda akan menjadi agen perubahan yang membangun komunitas masyarakat yang lebih harmonis.
Selanjutnya, adanya kepentingan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan merangkul keberagaman, serta menjunjung tinggi keadilan social juga akan memperkuat ikatan persatuan di tengah kebhinekaan. Tidak hanya cukup mengakui keberagaman dan toleransi, tetapi juga memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi.
Namun ketika persatuan tidak bisa tercapai di tengah kebhinekaan, dampaknya bisa sangat merugikan dan memiliki konsekuensi negatif yang signifikan bagi komunitas manusia di dalamnya. Dampak yang paling terlihat adalah timbulnya konflik dan ketegangan sosial. Ketidakmampuan mencapai persatuan di tengah kebhinekaan dapat memunculkan konflik dan ketegangan sosial antara kelompok-kelompok yang berlatar belakang berbeda. Perbedaan dalam hal suku, agama, bahasa, budaya, atau pandangan politik dapat menyebabkan permusuhan, kebencian, dan diskriminasi antar kelompok. Hal ini dapat mengganggu stabilitas sosial, memicu ketidakamanan, dan merusak hubungan antarindividu dan antarkelompok.
Selanjutnya, perpecahan dan konflik tersebut akan mengarah kepada perubahan identitas sosial, dimana nantinya akan terjadi pergeseran pada identitas pribadi, kelompok, dan nasional yang akan merubah sudut pandang komunitas manusia dari kelompok luar terhadap kita. Dampak lainnya adalah penurunan pertumbuhan ekonomi. Persatuan yang rapuh dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi. Ketika ada ketidakstabilan sosial akibat konflik antarkelompok, investasi asing dapat berkurang, bisnis bisa terhambat, dan lapangan kerja terancam. Ketidakharmonisan dan perselisihan dapat menghambat kerjasama ekonomi, inovasi, dan pengembangan infrastruktur yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dampak lainnya adalah terhambatnya pembangunan sosial dan budaya. Ketika kebhinekaan tidak didukung oleh persatuan yang kuat, kolaborasi dalam bidang pendidikan, seni, dan ilmu pengetahuan dapat terganggu. Pertukaran budaya dan pengakuan terhadap nilai-nilai masyarakat yang beragam dapat terhambat. Hal ini dapat menyebabkan kekayaan intelektual dan kreativitas terhambat, serta pembatasan akses terhadap kesempatan dan sumber daya bagi kelompok-kelompok tertentu.
Oleh karena itu, penting sekali bagi kita sebagai generasi penerus bangsa untuk bisa semakin meningkatkan semangat toleransi di dalam kebhinekaan yang ada di dalam negeri, maupun di luar negeri, serta mempererat persatuan di tengah kebhinekaan agar nantinya dapat tercipta keharmonisan dan kerukunan pada komunitas manusia di dalam negeri, dan bahkan secara global