Bhinneka Tunggal Ika di Masa Kini

Oleh: Nikodemus Thomas Martoredjo, S.S., M.M

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa dan negara Indonesia yang tertulis secara jelas pada lambang negara Indonesa, Garuda Pancasila. Frasa Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang dapat diartikan sebagai  “Berbeda-beda namun tetap satu”. Suatu semboyan yang sangat nyata menggambarkan tentang kehidupan dan semangat dari bangsa dan negara Indonesia yang terbentuk dan berdiri di atas beraneka ragam suku bangsa, kebudayaan dan lain sebagainya. Meski beraneka ragam namun mereka telah berikrar menyatakan diri sebagai satu kesatuan utuh, bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa yang satu yaitu Indonesia.

Pada masa kini teknologi komunikasi kini telah mengubah cara komunikasi dari yang bersifat konvensional menjadi modern dengan menggunakan media massa, internet ataupun teknologi sebagai media komunikasi. Sasarannya tentu saja terkait pada bidang ketahanan ekonomi, pertahanan dan keamanan, budaya, ideologi, lingkungan, dan politik.

Dalam rangka membentengi diri dari perpecahan kesatuan yang telah dibangun dengan susah payah menuju kehancuran akibat pesatnya perkembangan teknologi serta beragam dampaknya yang negatif, maka masyarakat Indonesia harus kembali kepada nilai-nilai Pancasila, dan menegakkan kembali semboyan bangsa, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”, diikuti dengan meningkatkan pemahaman yang kuat terhadap identitas nasional bangsa, agar semangat juang sebagai rakyat Indonesia tidak mudah dikalahkan.

Bhinneka Tunggal Ika secara tidak langsung merupakan gambaran nasionalisme bangsa Indonesia. Makna Bhinneka Tunggal Ika menjadi prinsip warga negara Indonesia untuk membangun nasionalisme. Berikut ini penerapan Bhinneka Tungga Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama dalam menghadapi arus perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat:

  1. Perilaku Inklusif

Artinya seseorang diharuskan tidak melihat dirinya lebih penting dari yang lain. Seseorang harus melihat keragaman sebagai kekayaan yang harus dijaga dan dirawat bersama-sama. Hanya dengan melibatkan orang atau kelompok lain, masyarakat akan semakin kuat.

  1. Mengakomodasi keberagaman

Semangat bhinneka tunggal ika sangat nyata menjunjung tinggi nilai toleransi. Tanpa adanya sikap toleran yang ada pada suku bangsa, agama, budaya, dan lain sebagainya, semua dapat menjadi satu. Satu tidak harus berarti seragam, melainkan sikap saling menghargai perbedaan yang ada dan hidup rukun berdampingan.

  1. Tidak Menang sendiri

Di tengah keberagaman dan pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana pengungkapan pendapat, patut untuk saling menghormati kebebasan berpendapat yang dimiliki orang lain dan bertanggung jawab atas pendapat yang akan disampaikan. Tidak perlu mengorbankan orang lain demi kepentingan pribadi atau kelompok.

  1. Musyawarah untuk Mufakat

Hidup dalam keberagaman pasti akan terjadi gesekan yang dapat memicu masalah. Maka perlu mengedepankan sikap mencari solusi bersama-sama secara bermusyawarah. Hindari kekerasan atau saling fitnah yang dapat memicu persoalan makin besar dan tidak terselesaikan di tengah perbedaan yang ada baik secara individu maupun secara kelompok.

Masyarakat Indonesia pada dasarnya adalah masyarakat adat yang memiliki ikatan dalam kelompok (suku atau etnik) yang sangat kuat. Namun, gelombang globalisasi yang kian deras telah membawa serta nilai-nilai baru yang tidak sepenuhnya dapat diterima atau dipahami oleh sebagian besar masyarakat. Nilai-nilai baru cenderung melonggarkan ikatan kebangsaan, dan mengkhawatirkan bagi masa depan persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan wilayah nasional Indonesia.

Karenanya sangat dibutuhkan upaya untuk menyadarkan dan memantapkan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika, sebagai ajaran moral tentang sikap toleran, adil dan bergotong royong merupakan strategi yang tepat untuk mengatasi nilai-nilai baru yang cenderung tidak sesuai dengan nilai nilai dari Bhinneka Tunggal Ika.

Nikodemus T. Martoredjo