Misteri Kematian? (Yohanes 3:16)
Oleh: Christian Siregar
Apakah kematian masih merupakan misteri bagi Anda? Jika Anda seorang Kristen dan percaya bahwa Yesus, Tuhan, adalah Juruselamat Anda, maka jawabannya adalah tidak. Mengapa? Sebab seperti firman Tuhan mengatakan:
KARENA BEGITU BESAR KASIH ALLAH AKAN DUNIA INI, SEHINGGA IA TELAH MENGARUNIAKAN ANAKNYA YANG TUNGGAL, SUPAYA SETIAP ORANG YANG PERCAYA KEPADANYA TIDAK BINASA, MELAINKAN BEROLEH HIDUP YANG KEKAL.
Sebagai orangtua, seberapa besar kasih kita kepada anak? Pepatah mengatakan: Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah. Artinya kasih ibu kepada anaknya tidak terbatas dan selamanya, sementara kasih anak begitu terbatas. Saat seorang anak menikah, ia harus berbagi kasih dengan keluarga yang dibentuk dan keluarga mertuanya. Jika terjadi masalah, tidak jarang si anak membela pasangan atau pihak keluarga pasangannya. Sementara, seorang ibu akan selalu dan tetap mencintai anaknya sekalipun anaknya itu tidak berbakti kepada orangtua.
Contoh: Seorang ibu secara naluriah cenderung akan membela anaknya saat ada orang lain yang mengejek si anak. Meskipun anaknya punya kekurangan atau si anak ternyata melakukan kesalahan, hati seorang ibu tidak akan tega ikut menghukum anaknya. Tidak pernah saya lihat seorang ibu sejati yang rela anaknya dihina atau dilecehkan, ibu itu akan membela si anak mati-matian. Mengapa? Sebab ia sangat sayang pada anaknya. Buah rahim bagi seorang ibu is always the best.
Namun kasih Allah kepada kita lebih besar dan hebat dari kasih seorang ibu. Firman Tuhan menggambarkan kasih Allah begitu besar; artinya, terlampau besar untuk dapat dilukiskan dengan kata-kata. Allah rela memberikan nyawa PuteraNya, Yesus, demi menyelamatkan manusia berdosa, ciptaanNya. Kasih Allah inilah yang menjadi penghiburan, pengharapan sekaligus kekuatan bagi kita saat diperhadapkan dengan peristiwa dukacita.
Ya, benar bahwa setiap manusia akan mengalami kematian. Benar juga bahwa kematian akan memisahkan kita secara fisik dengan orang yang kita kasihi, yang telah berpulang lebih dahulu. Tetapi jangan lupa, adalah benar seutuhnya bahwa perpisahan kita dengan mereka yang meninggal tidak berarti perpisahan kita dan orang yang telah berpulang lebih dahulu dengan Allah. Di dalam Dialah kita dipersatukan oleh kasih Kristus yang telah rela meregang nyawa di kayu salib demi keselamatan kita, baik yang masih hidup atau sudah meninggal.
Allah di dalam Kristus telah menyelamatkan kita. Tugas kita yang masih hidup adalah mewartakan kasih Allah ini, agar tiada lagi orang yang terperangkap dalam suasana duka tak berkesudahan.