Politik Identitas

Jakarta, Character-Building – Unit Character Building Development Center (CBDC) mengadakan seminar yang bertema “Demokrasi Elektoral berbasis Pancasila versus Identitas” (22/6/2023). Seminar yang berlansung secara daring ini diselenggarakan dalam rangka merayakan hari lahir Pancasila yang jatuh pada setiap tanggal 1 Juni setiap tahunnya.

Seminar ini menghadirkan tiga pembicara yaitu  Prof. Dr. Firman Noor, S.IP.,MA (Penelitia Utama Pusat Riset Politik BRIN),  Agus Wahyudi, Ph.D (Kepala Pusat Studi Pancasila UGM) dan Halili Hasan (Direktur Eksekutif Setara Institute, Jakarta)

Dalam kata sambuatannya, Dr. Frederikus Fios, selaku Manager Character Building Development Center, Universitas Bina Nusantara, menerangkan bahwa Unit Character Building Development Center Universitas Bina Nusantara  mendukung pencapaian Visi dan Misi Universitas Bina Nusantara. Selain itu, ia melanjutkan, CBDC juga mengembangkan kurikulum pembelajaran karakter melalui Character Building Pancasila, Character Building Kewarganegaraan dan Character Building Agama.

Seminar ini dibuka langsung oleh Prof. Dr. Prof. Dr. Engkos Achmad Kuncoro, S.E., M.M, selaku Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Bina Nusantara. Dalam sambutannya, Prof. Kun, begitu ia biasa disapa menjelaskan urgensi dari seminar ini. Berikut adalah sambutan Prof. Dr. Engkos Achmad Kuncoro, S.E., M.M.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa 1 Juni setiap tahun diperingati sebagai hari lahir Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia. Perayaan Hari Lahir Pancasila yang terjadi setiap tanggal 1 Juni memiliki makna yang penting di Tahun 2023 ini. Hal itu karena pada Februari 2024 Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi elektoral untuk memilih calon-calon pemimpin terbaik untuk bangsa ini baik di bidang eksekutif maupun legislatif. Meskipun masih menyisakan beberapa bulan, dinamika kontestasi elektoral sudah mulai panas terasa saat ini. Ada banyak isu yang memanasi dinamika kontestasi tersebut seperti isu keberlangsungan pembangunan, perubahan arah pembangunan dan koalisi partai politik di negeri ini. Di tengah isu-isu tersebut, salah satu isu juga yang paling sering mengemuka adalah politik identitas. Politik identias menjadi menjadi konten untuk mengkritisi calon-calon tertentu atau partai-partai politik tertentu.

Secara akademik-teoretik, politik identitas bukan konsep asing dalam ilmu-ilmu sosial. Dalam ilmu-ilmu sosial, politik identitas relevan dengan gerakan sosial transformatif yang berbasis pada identitas seperti: gender, disabilitas, budaya, kelas sosial dan lain sebagainya. Pada satu sisi kelompok-kelompok sosial tersebut mendefinisikan dirinya sebagai yang termajinal, lalu di sisi lain, mereka membangun sebuah gerakan sosial dan gerakan politik yang berbasis identitas untuk mencapai kesetaraan di dalam politik. Politik identitas adalah instrument sosial dan politik yang digunakan oleh kelompok marginal untuk mencapai kesetaraan yang inklusif.

Indonesia memiliki pengalaman yang distorsif terkait dengan politik identitas. Politik identitas yang terjadi dalam konteks kontestasi elektoral di Indonesia cenderung bertentangan dengan nilai-nilai kesetaraan yang inklusif. Politik identitas di Indonesia diasumsikan bertentangan dengan nilai demokrasi yang menuntut kesetaraan (equality) dan keterbukaan (inclusive).

Berdasar pada praktik demokrasi elektoral yang pernah ada, politik identitas di Indonesia menggunakan symbol-simbol agama untuk memobilisasi massa pada demokrasi electoral demi meraih kekuasaan atau kemenangan. Argumentasi demokratisnya adalah bahwa mobilisasi berbasis identitas agama juga merupakan ekspresi dari hak sipil dan politik warga negara yang tidak secara tegas ditolak oleh Konstitusi Republik Indonesia. Namun bagaimana kita menilai hal ini secara kritis dalam konteks akademik dan praksis kebangsaan untuk Indonesia yang lebih baik?

Untuk itulah Character Building Development Center mengadakan Webinar hari ini yang berjudul “Demokrasi Elektoral berbasis Pancasila versus Identitas”. 

Semoga para narasumber Bapak Prof. Dr. Firman Noor, S.IP.,MA, Bapak Agus Wahyudi, Ph.D dan Bapak Halili Hasan dapat memberikan wawasan kebangsaan kepada peserta webinar ini khususnya para dosen dan karyawan di Lingkungan Universitas Bina Nusantara.

Terima kasih banyak juga untuk Unit Character Building Development Center yang telah memprakarasi terselenggaranya kegiatan webinar ini.***

Seminar ini dihadiri oleh 112 peserta yang terdiri dari staf pengajar di lingkungan Universitas Bina Nusantara dan masyarakat umum.

Yustinus Suhardi Ruman