Serius Dengan Hal Sepele dan Sepele Dengan Hal Serius
Oleh: Jamson Siallagan
Sikap “serius dengan hal sepele dan sepele dengan hal serius” dapat diartikan sebagai ketidak mampuan untuk memperlakukan sesuatu sesuai dengan tingkat urgensi atau kepentingannya. Sikap yang sering terjebak dalam ketidakproporsionalan atau ketidakkonsistenan dalam penanganan masalah. Dalam beberapa kasus, orang mungkin terlalu serius dalam menghadapi masalah yang sebenarnya sepele, dan akibatnya mereka dapat membuang-buang waktu dan energi pada hal-hal yang tidak signifikan. Sebaliknya, orang mungkin meremehkan masalah yang sebenarnya serius, dan akibatnya, masalah tersebut dapat berkembang menjadi sesuatu yang lebih buruk.
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menangani masalah yang sebenarnya tidak terlalu penting dengan cara yang terlalu serius, sementara masalah yang lebih serius terkadang dianggap remeh. Contohnya, kita mungkin sangat khawatir jika kita terlambat datang ke suatu pertemuan yang sebenarnya tidak terlalu penting, tetapi tidak terlalu memperhatikan kesehatan kita yang mungkin berisiko atau mungkin mengabaikan pengembangan karir kita yang lebih penting dalam jangka panjang.
Dalam dunia kerja, meremehkan masalah penting di kantor dapat berdampak buruk pada produktivitas dan hubungan kerja yang harmonis. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyelesaikan masalah secara tepat dan proporsional. Kadang-kadang orang menghindari masalah di kantor karena tidak ingin menimbulkan konflik atau merasa tidak yakin tentang cara mengatasi masalah tersebut. Hal ini dapat menyebabkan masalah semakin memburuk dan mempengaruhi produktivitas tim. Sebaliknya lebih serius dan memberi perhatian yang banyak untuk menilai cara berpakaian, potongan rambut karyawan yang sebenarnya tidak terlalu berpengaruh signifikan dengan kinerja tim.
Sikap yang sebaliknya, kita dapat membiasakan diri untuk memprioritaskan dan mengatasi masalah dengan tepat, tanpa terjebak dalam kecemasan atau ketidakkonsistenan dalam penanganan masalah. Kita bisa belajar untuk mengevaluasi tingkat kepentingan suatu masalah dan bertindak sesuai dengan itu, sehingga kita dapat mengelola hidup dengan lebih efektif.
Dengan menghindari sikap “serius dengan hal sepele dan sepele dengan hal serius”, seseorang dapat memprioritaskan waktu dan energinya dengan lebih efektif. Ini berarti bahwa mereka dapat menyelesaikan masalah yang sebenarnya penting dengan lebih efisien, sambil menghindari peningkatan stres yang tidak perlu karena masalah yang sebenarnya kecil, sehingga dapat meningkatkan produktifitasnya.
-
Diana Wowww,,, ulasan yang bagus Mr. Jamson,,teruslah berkaryaa,,,God bless you