Rambutan Rapiah di Pekarangan Rumah!

Oleh: Oki Hermawati

Suatu malam sewaktu saya sampai di halaman rumah, saya melihat ada segugus rambutan yang tergeletak di pekarangan rumah. Dugaan saya ada seseorang yang mengantarkan rambutan kepada kami tetapi saat itu kami tidak ada di rumah, sehingga ia meletakkan rambutan di halaman rumah. Saya memunguti rambutannya dan menyimpannya sambil menunggu seseorang memberikan informasi. Akhirnya kami mendapat kabar jika ada seorang ibu yang menitipkan hasil panen pohon rambutan rapiah dan membagikannya kepada kami.

Salah satu buah yang saya tidak tertarik untuk mencobanya adalah rambutan. Pemberian segugus rambutan rapiah dan mengingat kami dirumah hanya berdua saja maka mulailah saya bergumul untuk memakannya. Hari pertama, rambutan itu hanya saya pandangi saja. Hari kedua, saya mengambil empat rambutan, mencucinya dan meletakannya di meja makan. Hari itu kulkas saya tidak terisi dengan kue atau roti sehingga kudapan yang saya bisa nikmati sore itu hanya buah rambutan. Saya mengambil satu rambutan, memandanginya, memperhatikan rambut yang mengelilingi buah itu yang bewarna merah dan kulit luarnya yang bewarna merah dan sebagian merah berpadu kehijau-hijauan. Bentuk buah didalamnya agak bulat menyerupai leci dan membuat saya berani mencobanya. Saya belah rambutan menjadi dua dan tampaklah buahnya yang tidak melekat dengan bijinya. Menikmati buah rambutan beserta lembaran biji kulit yang masih menempel di dagingnya. Rasa manis dan renyah terasa dalam buah itu. Lembaran biji kulit yang awalnya menguatirkan saya untuk menelannya, saya telan juga dan menghabiskan tiga rambutan lainnya. Dalam tiga hari saya menghabiskan segugus rambutan itu tanpa sisa. Rambutan itu telah menjadi kudapan sore yang menyehatkan dan mendampingi saya dalam pengerjaan tugas-tugas yang menumpuk di minggu itu.

Apa yang saya pelajari dari pengalaman rambutan ini? Ada 3B yang ingin saya bagikan sbb:

  1.    Berani mencoba sesuatu yang baru!

Urusan pakaian saya berani mencoba model-model yang baru tetapi urusan makanan saya tidak seberani seperti urusan pakaian. Pengalaman memakan rambutan sebanyak satu gugus merupakan pengalaman baru. Rasa yang dihadirkan rambutan rapiah ini tergolong rasa yang enak, legit dan manis meskipun saya sedikit terganggu dengan kulit biji yang masih menempel di dagingnya. Rambutan buah khas dari Indonesia menjadi salah satu buah tropis favorit yang saya akan dengan senang hati memakannya.

  1.    Bertahan dalam segala kondisi!

Kondisi tidak ada kudapan lain di rumah selain buah rambutan membuat saya harus beradaptasi dan memakan apa yang ada. Kondisi setiap orang tentu berbeda satu sama lain. Sama seperti rambutan yang ada di musim tertentu maka hidup manusia juga ada di berbagai macam kondisi atau musim kehidupan tertentu, entah saat itu dalam keadaan susah, senang, sehat, sakit, kaya, bangkrut dsb. Bertahanlah dalam semua kondisi dan lalui saja dengan pandangan yang positif!

  1.    Berubah menjadi dewasa!

Pengalaman mendewasakan orang. Pengalaman memakan rambutan segugus tentu tidak sekaligus langsung mendewasakan saya. Pengalaman itu menambah keberlanjutan proses pendewasaan yaitu bahwa ada banyak hal yang semula kita anggap tidak baik, tidak suka, tidak mau rupanya ada banyak kebaikan yang ada di dalamnya.

Nah itulah pengalaman saya, bagaimana dengan Anda? Mari makan rambutan! Rasakan manisnya, rasakan legitnya, rasakan pengalaman indah di dalamnya!

Oki Hermawati