Media Sosial: Penghancur Demokrasi
Oleh: Vianny Pangesa | PPTI 13 | 2502041552
Pada era digital 4.0 ini, mustahil bagi kita untuk tidak menggunakan sosial media. Media sosial telah menjadi suatu hal yang krusial dalam hubungan sosial manusia. Dengana adanya media sosial, manusia bisa berinteraksi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Media sosial pun juga menjadi wadah untuk penggunanya dalam menyampaikan ide dan pikiran secara terbuka dalam berbagai bidang, seperti budaya, sosial, hukum, ekonomi, dan juga politik. Media sosial pun akhirnya juga memengaruhi Demokrasi di Indonesia. Namun sebelumnya apa itu Demokrasi? Demokrasi merupakan sebuah bentuk pemerintahan dimana seluruh warga negara memiliki hak yang dianggap setara dalam pemilihan. Demokrasi merupakan pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat.
Media sosial memberikan penggunanya kebebasan untuk mengekspresikan dirinya masing-masing. Sosial media pun bisa membawa pengaruh positif dalam mendukung demokrasi dan partisipasi politik. Seperti pembahasan isu-isu public dan memobilisasi aksi kolektif menjadi lebih mudah dengan adanya sosial media. Kemudian dengan askses informasi yang lebih mudah pun juga mendorong transparansi dan akuntabilitas proses politik dan kebijakan publik.
Namun perlu diingat kembali bahwa sosial media juga memiliki resikonya sendiri. Media sosial bisa menjadi “senjata informasi”. Istilah ini mengacu pada penyebaran informasi yang dapat mempengaruhi opini publik atau memicu tindakan tertentu. Misalnya menyebarkan propaganda atau disinformasi untuk memanipulasi persepsi atau pandangan orang terhadap topik atau isu tertentu. Kemudian tentunya akan muncul berita palsu/hoax.
Saat media sosial menjadi sarana komunikasi sosial dan politik, potensi terjadinya konfliks semakin mudah, karena bisa dilakukan secara maya. Bagi beberapa orang, sosial media mungkin juga seperti ruang gema, dimana pengguna seperti di ruang tertutup dimana ia dihantam dengan informasi-informasi yang hanya memperkuat keyakinannya tanpa memberinya kesempatan untuk mendengarkan informasi lain yang beragam. Hal ini bisa terjadi karena adanya pembatasan diskusi dan polarisasi.
Sosial media memungkinkan orang untuk berkumpul dalam kelompok-kelompok yang sepaham, yang dapat memperkuat pandangan mereka sendiri sehingga membatasi mereka untuk berdiskusi dengan orang-orang yang berbeda pandangan. Media sosial dapat diakses secara global, sehingga ini memungkinkan pihak-pihak asing untuk memengaruhi opini public dan memanipulasi hasil pemilihan. Hal ini tentunya mengamcam integritas dari proses demokrasi.
Melihat dari banyaknya pengaruh buruk yang bisa dibawa oleh sosial media, perlu diambil tindakan yang tepat untuk meminimalkan dampaknya. Salah satunya adalah dengan meningkatkan literasi digital dan memastikan integritas dari proses pemilihan dan informasi yang beredar di media sosial.