Dampak Membandingkan Diri Dengan Orang Lain

Oleh: Simon Mangatur

Menjadikan orang lain sebagai panutan  atau teladan bagi diri kita sendiri adalah baik. Namun, di era media social yang penuh dengan status-status yang seakan menggambarkan kesuksesan diri seseorang, panutan bukan lagi panutan atau teladan, namun menjadi ukuran dan pembanding. Menjadikan orang lain sebagai pembanding untuk ukuran suksesnya diri kita, sejatinya tidaklah benar dan baik. Mengapa menjadikan orang lain sebagai pembanding diri kita tidaklah baik, karena hal itu akan membawa beberapa dampak yang tidak kontraproduktif. Antara lain dampak kontraproduktif itu adalah:

  1. Merasa tidak puas

Membandingkan diri dengan orang lain dan menjadikan orang lain sebagai ukuran akan menjebak kita dalam ketidak puasan. Kita akan terus merasa kurang, karena akan selalu ada yang lebih baik dibandingkan diri kita. Proses membandingkan diri dengan orang lain adalah proses yang tidak akan usai, sehingga kita tidak akan pernah menggapai kepuasan diri. Di lain pihak, khususnya pihak yang kita jadikan pembanding diri kita, akan terjadi juga proses pengembangan diri atau sebaliknay kemunduran diri, sehingga ketika kita membandingkan diri dengannya kita tidak puas, karena kita pihak itu makin meningkat dan sebaliknya bila pihak itu menurun, maka kita kecewa.

  1. Kehilangan kebahagiaan.

Kebahagiaan seseorang itu selalu sempurna pada dirinya sendiri, oleh karena itu ketika kita membandingkan diri dengan orang lain secara sadar atau tidak sadar kita sedang membandingkan kebahagian kita. Dalam hati kecil kita, muncul perkataan: “Sepertinya dia lebih bahagia deh,”  ketika kita membadingkan diri dengan orang lain. Akhirnya kebahagiaan yang sudah kita nikmati berlahan hilang digantikan dengan iri hati.

  1. Menyalahkan

Sikap menyalahkan keadaan, diri dan orang lain akan muncul mengikuti kegagalan kita untuk menjadi lebih baik dari orang lain. Dan tentu sikap ini akan membuat diri semakin terpuruk dan demotivasi. Ini menjadi mekanisme pertahanan diri, dalam hati kita mulai akan berujar: “kan dia memang udah anak orang kaya,” “Wajarlah dia pintar dan dari perguruan tinggi hebat,” dan lain sebagainya.

  1. Insecure

Puncak dari semua itu adalah perasaan tidak aman. Ketika kita sudah merasa tidak puas, kehilangan kebahagiaan dan menyalahkan, maka alhasil kita merasa diri kita tidak baik-baik saja, kita tidak ada dalam posisi aman.

Dampak-dampak membandingkan diri dengan orang lain adalah dampak yang destruktif, dimana akan ada kehancuran terhadap motivasi diri dan harapan diri. Oleh karena itu janganlah kita membandingkan diri dengan orang lain, cukuplah mengambil hal yang menjadi prinsip atau nilai dari orang yang kita teladani. Sementara itu ukuran-ukuran material dan artifisial yang ada pada orang lain, janganlah kita jadikan sebagai ukuran.

Simon Mangatur