PROFESI HUKUM (Bagian-4)

D3104 – Catarina Natasha Manurung

Bagaimana cara membentuk integritas di tempat kerja? Selain menerapkan beberapa kebiasaan baik untuk menciptakan integritas, ternyata ada juga beberapa cara yang dapat membantu kita dalam membentuk integritas di tempat kerja. Mari kita simak penjelasannya berikut ini.

1. Beri penjelasan yang rinci tentang apa arti integritas di tempat kerja

Bagi rekan-rekan Career Advice yang berperan sebagai seorang pemimpin atau pemilik perusahaan dan sangat ingin para karyawannya memiliki integritas yang tinggi, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah menjelaskan arti integritas yang sesungguhnya di dalam perusahaan.

Integritas artinya konsep konsistensi tindakan, nilai, metode, ukuran, prinsip, harapan dan hasil. Dalam etika, integritas dianggap sebagai kejujuran dan kebenaran atau ketepatan tindakan pada diri seseorang. Para ahli banyak memberikan pengertian atau defenisis tentang integritas. Salah satu ahli memberikan definisi integritas sebagai tiga hal yang selalu dapat kita amati yaitu, memenuhi komitmen, menunjukkan kejujuran, dan mengerjakan sesuatu dengan penuh konsisten.

Dengan penjelasan tentang integritas yang disampaikan secara jelas dan rinci, maka anggota tim atau karyawan kita akan memahami apa yang perusahaan harapkan dari mereka, terutama dalam hal kejujuran dan transparansi. Dalam hal ini, kita perlu membuat serangkaian standar etika untuk para karyawan dan bersama-sama menerapkan etika kerja tersebut.

2. Ciptakan lingkungan kerja yang terbuka dan transparan.

Menciptakan lingkungan kerja yang terbuka dan transparan akan membuat para karyawan merasa menjadi lebih nyaman, karena mereka dapat mendiskusikan berbagai masalah secara bebas tanpa takut melanggar hukum. Saling berdiskusi tentang masalah secara transparan akan membuat karyawan merasa dirinya dihargai dan diakui kehadirannya dalam suatu perusahaan. Hal ini justru akan membuat mereka semakin tertantang untuk memberikan kinerja terbaik untuk perusahaan dan berusaha untuk terus menjaga integritas mereka.

3. Memimpin dengan memberi contoh yang baik adalah kunci utama.

Banyak pemimpin yang hanya menyusun etika kerja yang perlu dijalani oleh para karyawan, namun mereka sendiri tidak bertindak sesuai dengan etika kerja yang berlaku. Dalam hal ini, para pemimpin harus bisa memimpin dengan memberi contoh yang baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan. Karyawan membutuhkan role model untuk dijadikan sebagai panutan. Dengan kata lain, bukan hanya karyawan saja yang harus menjaga integritas mereka. Namun, para pemimpin juga perlu melakukan hal yang sama. Perhatikan apa yang kita ucapkan, maka itulah yang harus kita terapkan.

4. Terapkan penilaian mandiri dalam hal integritas secara reguler.

Cara keempat ini, karyawan harus memberikan umpan balik pada diri mereka sendiri. Misalnya, bagaimana mereka menilai kinerja yang telah dilakukan dalam beberapa minggu atau beberapa bulan terakhir. Dorong para karyawan untuk merefleksikan dan menilai kinerja mereka sendiri, sehingga mereka tahu apa yang kurang dan apa-apa saja yang belum dimaksimalkan dalam kinerja mereka. Cara ini akan mendorong para karyawan untuk bersikap jujur dengan diri mereka sendiri, sehingga integritas akan tercipta di dalamnya.

5. Bersikap tegas pada karyawan perihal integritas di tempat kerja.

Kita perlu memberikan apresiasi atau penghargaan pada karyawan yang secara konsisten mematuhi dan bertindak sesuai dengan etika kerja yang diharapkan. Namun sebaliknya jika karyawan melanggarnya, kita juga perlu bertindak untuk meluruskan pelanggaran tersebut. Misalnya, memberi peringatan atau sanksi.

Setelah kita mengetahui pengertian integritas, kebiasaan-kebiasaan yang dapat membentuk integritas diri dan cara-cara yang dapat membentuk integritas di tempat kerja, maka kita akan semakin bersemangat lagi untuk terus-menerus berpegang teguh dengan integritas yang ada di dalam diri.

Catarina Natasha Manurung