Pentingnya Membangun Kesadaran Kaum Muda Terhadap Integrasi Nasional

Oleh: Daniel Zerge Wijaya | PPTI 12

Negara Indonesia merupakan negara persatuan, namun pengetahuan masyarakat Indonesia saat ini sangatlah kurang. Para generasi muda atau anak muda zaman sekarang lebih mengetahui mengenai modernisasi dibandingkan dengan hal-hal yang berbau tradisional. Budaya dari luar pun sangat berpengaruh terhadap pengetahuan mengenai proses kebudayaan yang ada di Indonesia. Kurangnya pengetahuan mengenai hak dan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia, hal ini dapat menimbulkan hilangnya rasa persatuan kita baik terhadap sesama maupun negara. Masing-masing individu lebih mementingkan kepentingan serta keperluannya pribadi, tanpa ada rasa peduli terhadap orang lain. Sifat individualisme inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya jiwa persatuan dan kesatuan bangsa, maka dari itu perlu ditanamkan khususnya pada generasi muda untuk menumbuhkan serta memiliki rasa Integrasi Nasional, yaitu sikap peduli terhadap sesama, memiliki rasa persatuan yang tinggi, terhadap bangsa, negara, agama, sosial, budaya, dan keluarga.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Integrasi memiliki arti pembauran sehingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Integrasi Nasional adalah proses penyatuan berbagai perbedaan yang ada di dalam suatu bangsa. Sedangkan secara antropologis, Integrasi nasional merupakan proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat. Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan suku yang berbeda-beda. Kekayaan dan keanekaragaman budaya dan bahasa ini jika disatukan akan benar-benar melahirkan keindahan. Namun disisi lain, hal ini tentu dapat memberikan dampak buruk dikarenakan perbedaan budaya membentuk karakter masyarakat yang berbeda-beda. Hal inilah yang dapat memicu perpecahan dan konflik sosial di Indonesia.

Ada beberapa konflik dalam negeri yang terjadi di Indonesia ini yang bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, hal ini dapat mengakibatkan konflik tersebut berpotensi melumpuhkan integrasi nasional sebagai bangsa yang satu dan berdaulat. Salah satu kasusnya yaitu kasus konflik SARA yang terjadi di Sampit antara Suku Dayak dan Madura. Tragedi ini merupakan kerusuhan antara dua suku yang terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah. Konflik yang terjadi di tahun tersebut bukanlah sebuah insiden pertama yang terjadi antara suku Dayak dan Madura, namun sebelumnya memang sudah pernah terjadi perselisihan antara dua suku tersebut. Hal tersebut dipicu dengan kebiasaan dan nilai-nilai yang berbeda yang dimiliki keduanya. Salah satunya yaitu adat Madura yang membawa parang atau celurit kemana pun membuat orang Dayak berpikiran bahwa mereka siap untuk berkelahi. Konflik Sampit sendiri diawali dengan perselisihan antara dua etnis ini sejak akhir tahun 2000. Pertengahan Desember 2000, bentrok antara etnis Dayak dan Madura yang terjadi di Desa Kereng Pangi, hal ini membuat hubungan kedua suku tersebut menjadi bersitegang. Ketegangan semakin memuncak setelah terjadi perkelahian di sebuah tempat hiburan di desa pertambangan emas Ampalit. Seorang etnis Dayak Bernama Sandong, tewas akibat luka bacok yang ia dapat. Kejadian ini kemudian membuat keluarga dan tetangga Sandong merasa sangat marah. Hal tersebut membuat warga Dayak mendatangi lokasi tewasnya Sandong dan mencari pelaku dari peristiwa tersebut. Namun, dikarenakan tak berhasil menemukan pelakunya, kelompok warga Dayak melampiaskan kemarahannya dengan merusak sembilan rumah, dua mobil, lima motor dan dua tempat karaoke, miliki warga Madura. Penyerangan ini membuat 1.335 warga Madura mengungsi.

Faktor penyebab dari kasus konflik SARA ini dikarenakan rendahnya toleransi dan sikap saling menghormati satu sama lain, tidak memahami pentingnya keberagaman, serta adanya fanatisme terhadap suatu kelompok yang berbeda, dan mengedepankan egoisme. Oleh sebab itu dampak yang muncul yaitu timbulnya kesalahpahaman, perpecahan antar masyarakat, runtuhnya rasa persatuan dan kesatuan pada masyarakat, dan hilangnya rasa aman. Maka dari itu para masyarakat harus memiliki sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap warga negara dalam rangka terwujudnya integrasi nasional yaitu rasa persatuan yang tinggi serta kepedulian terhadap sesama manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Beberapa cara yang bisa dilakukan warga Indonesia untuk menciptakan serta menumbuhkan integrasi nasional diantaranya yaitu:

  • Menghormati perbedaan yang ada.
  • Menyadari setiap masyarakat memiliki kebebasan beragama dan beribadah.
  • Menjunjung tinggi keadilan bagi semua orang tanpa memandang perbedaan status sosial.
  • Patuh pada peraturan yang diterapkan di sekolah, masyarakat, ataupun negara.
  • Membudidayakan tenggang rasa.
  • Menerapkan sikap penuh empati dan toleransi sesama manusia.
  • Menjalankan kewajiban sebagai anggota masyarakat dengan menjaga kerukunan.
  • Tidak menciptakan kelompok-kelompok tertentu yang bisa memicu perpecahan dalam masyarakat.
  • Menjauhi sikap semena-mena terhadap orang lain.

Inilah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendorong terjadinya integrasi nasional dalam masyarakat yang penuh dengan keberagaman suku, bahasa, dan budaya. Perbedaan budaya yang ada dalam masyarakat tentu bisa menjadi resiko konflik jika tidak ada kesadaran dari masyarakat untuk menerima dan saling menghormati perbedaan yang ada.

Daniel Zerge Wijaya