Pentingnya Kerja Sama Tim

Oleh: Dr. Sukron Ma’mun, S.Ag.,M.A

Arus globalisasi yang semakin deras mengantarkan pada suatu situasi dimana perjumpaan profesional dengan pihak-pihak dari latar belakang yang beragam menghadirkan tuntutan yang semakin besar atas keterampilan berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain. Perkembangan telekomunikasi dan transportasi serta perdagangan internasional yang didukung oleh kerjasama antarbangsa yang semakin mengglobal mengarahkan manusia-manusia modern untuk berinteraksi secara lebih intens dengan pihak-pihak asing. Sekat-sekat antarnegara semakin kabur. Lalu lalang orang dan barang semakin mudah menembus batas-batas negara.

Salah satu konsekuensi dari fenomena ini adalah kemajemukan komposisi pelaku profesi dan bisnis di dunia kerja atau yang kita sebut sebagai ‘globalisasi tenaga kerja’. Human movement terjadi secara lebih pesat menghadirkan potret yang telah dianggap wajar tentang komposisi kepegawaian yang bersifat multinasional, multietnis, multireligius, multilingual dan seterusnya. Orang-orang yang terlibat dalam dunia kerja dan bisnis dituntut untuk sanggup menjalani hidup dalam keanekaragaman, tidak hanya secara pasif melainkan terlibat aktif membangun komunikasi dan kerjasama maupun jaringan profesional yang efektif dan produktif.

Dalam konteks dunia yang mengglobal sebagaimana telah digambarkan di atas, keterampilan berkomunikasi dan bekerjasama semakin dituntut. Penelitian yang dilakukan oleh USA National Association of Colleges and Employers pada tahun 2007 menegaskan bahwa communication and teamwork skills merupakan suatu keterampilan yang bersifat ‘very-to-extremely important’ yang dicari dan dituntut dari para pekerja dan pencari kerja. Setiap pekerjaan telah terbentuk sedemikian rupa sehingga tidak dapat dijalankan oleh seorang pekerja secara individual. Pekerjaan seolah terberi sedemikian rupa sehingga selalu berisi tuntutan untuk bekerjasama dengan yang lain, baik antarrekan sejawat, dengan atasan maupun bawahan, baik dalam perusahaan yang sama maupun antarperusahan, baik dalam negara maupun antarnegara.

Daniel Goleman pernah mencatat survey yang diadakan oleh Robert Kelley dari Carnegie-Mellon University selama bertahun-tahun. Terhadap pertanyaan yang sama, “Berapa persentase pengetahuan yang Anda perlukan untuk mengerjakan tugas Anda yang sudah ada dalam benak Anda sendiri?”, muncul persentase yang terus menurun. Pada tahun 1986, umumnya orang menjawab sekitar 75% namun pada tahun 1997 persentase menurun secara drastis yakni antara 15-20%. Menurut Goleman hal ini mencerminkan meledaknya pertumbuhan informasi yang diperhitungkan bahwa selama abad ke-20 pengetahuan yang tersingkap, konon, lebih banyak daripada seluruh pengetahuan sepanjang sejarah sebelumnya, dan laju pertambahannya terus meningkat menjelang abad kedua puluh satu . Goleman kemudian mencatat bahwa para ahli pada bidangnya masing-masing masing mengakui bahwa mereka membutuhkan kerjasama dengan orang lain dan tidak sanggup menyelesaikan tugas tanpa partisipasi pihak lain.

Referensi:

Daniel Golemen, Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, Penerjemah: Alex Tri Kantjono

Widodo, dari buku: Working with emotional intelligence, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999.

Ferguson, Career Skills Library: Teamwork Skills, 3RD Edition, New York: Ferguson Publishing, 2009.

Dr. Sukron Ma’mun, S.Ag.,M.A