Menggali Akar dari Ketahanan Nasional
Oleh: Jonathan Lee | PPTI 13 | 2502041470
Soekarno pernah mengatakan, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” Hal ini terbukti dari maraknya kejadian-kejadian yang mengancam ketahanan bangsa, justru lebih banyak datang dari negeri ini sendiri. Hal ini berasal dari kurangnya kebangsaan oleh masyarakat Indonesia, terutama golongan muda. Terdapat banyak perilaku yang menunjukkan kurangnya rasa cinta negara. Pemberontakan, terorisme, korupsi, penggelapan, tindakan ilegal, hingga kejadian sederhana seperti kurangnya cinta produk dalam negeri.
Pemberontakan dan gerakan separatis sudah sering terjadi selama sejarah perkembangan NKRI. Misalnya, Pemberontakan PKI di Madiun, DI/TII, Pemberontakan RMS, Pemberontakan APRA, PRRI/Permesta, Pemberontakan Papua Merdeka. Gerakan separatis ini masih bersambung hingga saat kini, misalnya pada Organisasi Papua Merdeka. Diperlukan pendekatan dan sosialisasi agar adanya kesadaran untuk tetap bersama. Misalnya, bahwa jika papua berdiri sendiri, maka mereka belum tentu masyarakatnya lebih bahagia. Contohnya, seperti Timor Timur yang setelah merdeka, mereka banyak yang cenderung menderita. Namun, tentunya, diperlukan kesadaran dari seluruh masyarakat Indonesia juga, untuk tidak menganaktirikan orang Papua.
Korupsi yang dilakukan oleh banyak pejabat-pejabat negara, mencerminkan kurangnya kesadaran nasional, dibutakan oleh kekayaan individu. Korupsi tentu saja merugikan, karena akan menurukan kualitas pelayanan publik yang diberikan. Tidak mungkin masyarakat papua bisa percaya pada pemerintah jika Gubernur Papua saja sering tertangkap korupsi. Hal ini berdampak pada kurang puasnya masyarakat terhadap pelayanan yang ada, yang dapat menyebabkan efek domino, yaitu mereka tidak percaya dan tidak bangga menjadi orang Indonesia. Dengan demikian, korupsi harus diberantas dengan hukuman yang jelas. Sistem keuangan harus dibuat lebih accountable. Dengan hilangnya kesempatan mereka, diharapkan korupsi ini tidak lagi menjadi sebuah kebiasaan buruk dari pejabat Indonesia. Selain itu, mereka harus memiliki wawasan kebangsaan yang baik sebelum menjadi pelayan publik. Sebuah tes atau sosialisasi mungkin dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
Dengan memperbaiki kepercayaan masyarakat, maka tumbuh suatu kesadaran dan kebanggaan terhadap negeri. Dengan demikian, tumbuhlah kesadaran nasional, yang memperkuat ikatan warga dengan bangsanya. Hal ini menjadi dasar dari ketahanan sebuah bangsa. Sebuah kekuatan nasional berbasis kesatuan warga negara, siap menghadapi segala tantangan dan ancaman internal terhadap ketahanan nasional.
Ketahanan nasional terhadap ancaman internal ini, dapat juga berdampak pada ketahanan nasional dari ancaman eksternal. Setelah kesadaran itu muncul, maka bisa ditanamkan pada masyarakat sebuah konsep untuk memilih, mencintai, dan menggunakan produk dalam negeri. Hal ini adalah hal yang penting karena dengan demikian, kita akan lebih tidak tergantung (independen) terhadap produk dari luar negeri. Maka dari itu, ketahanan nasional di bidang ekonomi terhadap ancaman eksternal. Kesadaran nasional juga berarti warga mau untuk membela negara, dan lebih sulit untuk diadu-domba (divide et impera) oleh pihak eksternal. Maka di bidang ancaman militer pihak eksternal juga ketahanan nasional meningkat.
Kesimpulannya, akar dari ketahanan nasional adalah berasal dari rakyatnya sendiri. Negara yang kuat berasal dari bangsa yang kuat, bangsa yang berani membela negaranya. Diperlukan adanya sebuah timbal balik antara negara dan rakyatnya untuk mencapai ketahanan nasional ini.