Hadapi Era Digital, Warga Negara Harus ‘Turun Tangan’

Oleh: William Suryadharma | PPTI 12

Saat ini kita dapat mengakses media digital apapun melalui handphone di genggaman kita berkat berkembangnya teknologi digital yang pesat. Sayangnya, kemudahan akses media digital menimbulkan dampak buruk yang harus dihadapi. Contoh nyata yang dapat diamati adalah penyebaran berita hoaks. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan pencegahan dan penanggulangan dari dampak buruk itu melalui literasi digital.

Kemudahan akses media digital berkat berkembangnya teknologi membantu kita dalam memenuhi kebutuhan dan keingintahuan. Seluruh kalangan dapat menikmati kemudahan akses media digital dengan bebas. Sayangnya, kemudahan akses ini menimbulkan kejahatan digital, seperti penyebaran berita hoaks, meliputi ujaran kebencian, berita informasi palsu, dan lain-lain. Sangat disayangkan kemudahan akses media digital di mana kita dapat memperoleh dampak positif sedemikian rupa harus terhalang oleh kejahatan digital. Maka, sebagai warga negara, kita harus ‘turun tangan’ dalam mengatasi kejahatan digital melalui pendekatan digital, yaitu literasi digital.

Pentingnya Literasi Digital

Literasi digital menurut Yudha Pradana (2018) terdapat empat prinsip dasar, yaitu pemahaman, saling ketergantungan, faktor sosial, dan kurasi. Pemahaman berarti kemampuan dalam memahami informasi yang diberikan media. Saling ketergantungan berarti media saling bergantung dan berhubungan dengan media lainnya. Faktor sosial berarti media saling berbagi pesan atau informasi kepada masyarakat. Dan kurasi berarti kemampuan masyarakat dalam mengakses, memahami, serta menyimpan informasi untuk diakses di lain hari.

Memberi edukasi mengenai literasi digital kepada warga negara sangat diperlukan untuk menyaring informasi dan konten yang diakses. Kebenaran informasi dan konten tersebut harus ditelusuri dari berbagai sudut pandang. Tujuan penelusuran ini untuk memastikan informasi yang diakses tidak mengarah pada kejahatan digital. Karena, kejahatan digital seringkali terjadi dalam bentuk berita hoaks yang menimbulkan salah paham sehingga mengakibatkan perpecahan. Dari sinilah peran literasi digital dibutuhkan untuk menjembatani kebutuhan informasi dan konten yang sehat.

Contoh dari penerapan literasi digital yang sehat terdiri atas tiga ruang lingkup, yaitu sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat. Penerapan literasi digital di sekolah seperti melakukan pembelajaran secara online, berkomunikasi dengan pengajar atau teman melalui media sosial, dan mencari materi pembelajaran dari internet. Penerapan literasi digital di rumah meliputi mengerjakan tugas atau pekerjaan melalui internet. Sedangkan, penerapan literasi digital di lingkungan masyarakat berupa melakukan promosi penjualan melalui media sosial.

Berkarakter Digital

Meskipun perkembangan teknologi digital dapat menimbulkan kejahatan digital, kita tetap harus memaksimalkan peluang dan dampak positif dari kemudahan akses media digital. Oleh karena itu, adalah hal yang penting untuk menanamkan karakter digital yang cerdas dan bijaksana dalam memanfaatkan teknologi. Karakter digital yang dimaksud adalah memiliki keterampilan berupa menganalisis informasi yang diterima, yaitu tidak menelan informasi secara mentah. Sementara itu, pemikiran yang terbuka juga penting dalam menelaah informasi yang diterima terkait kebenarannya.

Warga negara dengan karakter digital adalah mereka yang telah terbiasa dan terlatih dalam menggunakan teknologi digital. Menggunakan teknologi untuk mengakses informasi dan konten yang serba bebas. Namun, disertai juga dengan literasi digital yang sehat sehingga manfaat teknologi digital dapat disalurkan dengan baik. Dengan demikian, tantangan dari literasi digital dengan banyaknya arus informasi yang negatif bisa dicegah. Jadi, inilah pentingnya literasi digital yang sehat dalam menghadapi era digital bagi warga negara.

 

William Suryadharma