Etis atau Tidak Etis : Berbohong Demi Kebaikan

Oleh: Rachel Fanggian | PPTI 13 | 2502041520

Tindakan menyampaikan pernyataan palsu dengan niatan untuk mencegah perasaan seseorang terluka sering kali disebut sebagai kebohongan putih atau white lie.  Jenis kebohongan ini sering kali dianggap sebagai kebohongan kecil yang tidak berbahaya dengan alasan “demi kebaikan”. Banyak orang melakukan kebohongan putih untuk mempertahankan hubungan antara sesama seperti hubungan pertemanan dan asmara. Sebagai contoh, saat teman kita memberikan hadiah kepada kita, kita berbohong mengatakan bahwa kita menyukai hadiahnya meskipun sesungguhnya tidak.

White lie memiliki dua sisi, baik dan buruk, tergantung bagaimana kita menilai tindakan tersebut sehingga kerap kali menimbulkan kontroversi pada masyarakat umum. Kita dapat menggunakan 3 perspektif etika yang berbeda untuk menentukan apakah kebohongan putih benar atau salah secara etis dengan. Berikut cara masing-masing teori memandang kebohongan putih:

  • Utilitarianism

Utilitarianisme (utilitarianism) adalah teori yang memiliki prinsip “the greatest happiness for the greatest number”. Teori ini menyatakan bahwa suatu tindakan adalah benar jika tindakan itu menghasilkan kebahagiaan untuk banyak orang. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa tujuan akhir dari perilaku manusia adalah untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dari perspektif ini, kebohongan putih dapat dianggap etis jika menghasilkan kebahagiaan dan kesejateraan bagi banyak orang.

  • Duty-Based Ethics

Etika berbasis tugas (duty-based ethics) adalah teori yang menyatakan bahwa suatu tindakan dapat dikatakan benar atau jika kewajiban moral tertentu terpenuhi, terlepas dari konsekuensinya. Sumber dari moralitas ini bisa dari agama, masyarakat, atau kehidupan berbangsa dan bernegara dengan pedoman Pancasila. Menurut etika ini berbohong dengan alasan apa pun akan dianggap tidak etis karna melanggar kewajiban untuk selalu berkata jujur yang diakui secara agama dan umum. Bertentangan dengan konsep utilitarianisme, kebohongan putih dipandang sebagai tidak etis meskipun kita berbohong untuk membahagiakan orang lain.

  • Right-Based Ethics

Etika berbasis hak (right-based ethics) adalah teori filosofis dan etis yang menyatakan bahwa sebuah tindakan dapat dikatakan benar atau salah tergantung apakah hak moral yang melekat pada individu, seperti hak untuk hidup, hak atas kebebasan, dan hak atas kebenaran dihormati atau dilanggar.  Dengan menggunakan perspektif teori ini, kebohongan putih dapat dianggap tidak etis jika tindakan tersebut melanggar hak seseorang atas kebenaran atau hak untuk menentukan nasib sendiri.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa etis atau tidak etisnya kebohongan putih bergantung pada pendekatan mana yang dianut seseorang dan keadaan spesifik kebohongan tersebut. Oleh karena itu, keputusan kembali lagi di tangan kita masing-masing. Apa pun keputusan yang kita pilih, perlu dipertimbangkan konsekuensi yang dapat diakibatkan oleh kebohongan.

Rachel Fanggian