Belajar dari Insiden Bentrokan Maut PT GNI

Oleh: Marsella | PPTI 11 | 2502041035

PT. GNI (Gunbuster Nickel Industry) merupakan perusahaan pengolahan bijih nikel yang didirikan oleh pengusaha asal Cina, yaitu Tony Zhou Yuan dan terletak di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Presiden Joko Widodo menyetujui dan meresmikan perusahaan ini pada 27 Desember 2021 karena perusahaan tersebut sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan nilai nikel setelah melarang ekspor bijih nikel secara mentah sejak Januari 2020. Selain itu, pendirian perusahaan ini juga diprediksi dapat menyediakan 27 ribu lapangan pekerjaan bagi warga lokal dan mendorong perekonomian di daerah tersebut.

Semua hal yang diharapkan tersebut memang terwujud dengan sempurna. PT GNI telah mempekerjakan 11.000 pekerja lokal dan 533 orang tenaga kerja Cina untuk meningkatkan nilai jual bijih nikel. Menurut Fortune Indonesia, PT GNI telah berhasil mengekspor produk olahan nikelnya, yaitu feronikel ke Cina dan menghasilkan uang setara dengan US$23 juta dolar. Sayangnya, sampul buku yang baik tidak menjamin bahwa isinya akan baik pula. Ternyata, keselamatan kerja, keadilan, dan hak para pekerja tidak hadir di dalam perusahaan tersebut. Hal inilah yang menyebabkan peristiwa bentrokan maut di Morowali pada tanggal 14 Januari 2023 dapat terjadi.

Akar utama dari peristiwa tersebut adalah adanya dua karyawan yang berperan sebagai operator alat berat meninggal dunia pada Kamis, 22 Desember 2022 akibat ledakan tungku milik PT GNI. Hal tersebut diduga karena adanya pelanggaran K3 yang dilakukan oleh perusahaan dan berujung pada kecelakaan kerja. Sebenarnya, peristiwa tersebut telah memperoleh titik tengah dan tuntutan para pekerja, seperti peningkatan fasilitas keamanan dan kenaikan gaji juga sudah disampaikan kepada perusahaan. Mirisnya, hak para pekerja Indonesia tersebut tidak kunjung direalisasikan saat tahun baru telah tiba. Perusahaan seakan-akan hanya memperdulikan tenaga kerja Cina saja. Akibatnya, para pekerja Indonesia pun melakukan mogok kerja pada tanggal 14 Januari 2023. Aksi mogok tersebut semakin ricuh karena para tenaga kerja Cina tersebut ikut memukuli para demonstrator, sehingga aksi baku hantam pun tak terelakkan. Bahkan, peristiwa ini juga memakan dua korban jiwa.

Dari kisah ini, kita dapat melihat bahwa apabila seseorang tidak memperoleh keadilan dan haknya, mereka akan cenderung memberontak dan tidak dapat terintegrasi dengan seseorang yang memperoleh keadilan dan haknya. Para TKA yang merasa bahwa mereka diperlakukan adil, sedangkan para TKI merasa bahwa mereka tidak diperlakukan dengan adil karena mereka tidak diberikan fasilitas keselamatan dan gaji yang layak. Dengan begitu, para TKA akan terintegrasi dengan para TKA lainnya dan perusahaan, sedangkan para TKI akan terintegrasi dengan para TKI, tetapi tidak dengan perusahaan. Apabila hal serupa terjadi di Indonesia pada lingkup yang lebih besar, maka Indonesia dapat hancur. Persatuan dan kesatuan hanya tinggal impian. Oleh karena itu, pemerintah harus berusaha sebaik mungkin untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan menjamin hak-hak setiap warga negara. Tujuannya agar seluruh masyarakat di Indonesia dapat terintegrasi secara horizontal maupun dengan pemerintahan, sehingga persatuan dan kesatuan di Indonesia tidak akan pernah runtuh.

Tanpa kita sadari, bentrokan maut ini juga dapat menyebabkan perpecahan yang berbasis pada etnis. Seperti yang kita ketahui, PT. GNI merupakan perusahaan Cina yang mana mereka memberikan keuntungan lebih kepada para pekerja asing yang berasal dari Cina. Takutnya, hal ini membuat para pekerja Indonesia dan seluruh rakyat Indonesia membenci orang yang etnisnya Tionghoa. Padahal, hal tersebut bukanlah kesalahan mereka. Apabila ketakutan ini terjadi, integrasi nasional tidak akan pernah terwujud. Indonesia akan terpecah belah dan kerusuhan akan terjadi dimana-mana. Perekonomian di Indonesia juga mungkin bisa hancur karena faktanya, sebagian besar perekonomian di Indonesia juga ditopang oleh orang-orang yang etnisnya Tionghoa. Bersikap adil kepada semua orang, berpikiran terbuka, tidak menggeneralisasi seseorang berdasarkan satu hal, dan toleransi merupakan cara untuk mencegah hal tersebut terjadi.

Selain itu, peristiwa ini mungkin akan membuat masyarakat Indonesia semakin tidak suka dengan kehadiran perusahaan asing dan tenaga kerja asing. Sebab, banyak sekali perusahaan asing yang bersikap semena-mena kepada tenaga kerja Indonesia di luar dari PT GNI. Namun, rasa tidak suka tanpa adanya aksi untuk mengatasi hal tersebut sama saja dengan nol besar. Aksi demo juga tidak akan menyelesaikan masalah yang ada. Jika kita ingin membasmi perusahaan asing dan tenaga kerja asing di Indonesia, kita harus memiliki pendidikan yang tinggi. Bekal ini dapat membuat kita mengolah sumber daya kita sendiri dan meningkatkan perekonomian di Indonesia. Perusahaan asing dan tenaga kerja asing tersebut juga akan hilang dengan sendirinya. Dengan modal manusia yang baik, kita pun dapat meningkatkan ketahanan nasional negara tercinta kita.

Kesimpulannya adalah pemerintah Indonesia harus memberikan keadilan sosial dan menjamin hak-hak warga negaranya agar masyarakat dapat saling terintegrasi satu dengan yang lainnya serta dapat terintegrasi dengan pemerintah. Sebagai warga negara, kita juga harus memiliki pikiran terbuka dan toleransi kepada sesama agar integrasi secara horizontal dapat berlangsung dengan baik. Persatuan dan kesatuan pun dapat terwujud. Selain itu, meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia melalui pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan nasional.

Marsella