Pengakuan Sebagai Kunci Emas Gerbang Integrasi Nasional Demi Mewujudkan Angan Keharmonisan Nasional

Oleh : Oleh: Alexandro Alvin Valentino, Annastasia Aswie, Christina, Made Adhiaksena Wikrama Putra, Surya Dharma Setiawan, Valentina Tiara Cahyaningtyas

“Kelamnya masa lalu dapat menjadi satu pijakan untuk memperbaiki satu keping pertanyaan di masa depan” – kelompok 2

Pengakuan Presiden Jokowi terhadap terjadinya pelanggaran HAM berat yang dilakukan oleh negara menimbulkan potongan-potongan pertanyaan atas apa yang mendasari pengakuan tersebut. Menilik perspektif integrasi nasional terhadap peristiwa tersebut, terdapat beberapa kunci yang dapat membuka teka-teki tersebut. Mengawali pandangan dengan memahami intisari dari integrasi nasional yang mengisyaratkan proses penyatuan dari kebhinekaan masyarakat Indonesia dalam usaha mencapai keselarasan dan keharmonisan bagi bangsa ini. Dimana sejalan dengan pengertian tersebut, masyarakat yang terintegrasi dengan baik menjadi angan bagi setiap negara yang berdaulat. Integrasi yang dibangun di atas masyarakat dapat membangun kejayaan nasional dalam usaha mencapai tujuan yang cita-citakan, yaitu keharmonisan nasional.

Pengakuan Atas Peristiwa Lalu Demi Mencapai Bangsa Yang Satu

Dua belas peristiwa pelanggaran HAM berat menimbulkan stigma negatif bagi masyarakat terhadap keluarga pelaku dan korban yang tentunya dapat memperkeruh tujuan utama dari integrasi nasional. Dengan satu langkah yang dipijak oleh Presiden Jokowi, mengisyaratkan bahwa nilai-nilai integrasi nasional harus dibangkitkan kembali oleh negara dengan memberikan pengakuan sebagai bentuk kompensasi harapan. Terdapat beberapa atensi yang menjadi acuan terhadap pengakuan yang diberikan pada momen tersebut. Hak sipil warga negara menjadi salah satu hal yang diperhatikan oleh negara dengan mengupayakan pemulihan hak-hak korban. Pemberian kompensasi, rehabilitasi, restitusi, dan penghormatan secara finansial maupun non-finansial dimaksudkan agar dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah bahwa negara tidak tutup mata terhadap tragedi yang telah terjadi.

Setiap insan masyarakat Indonesia tentu mendambakan keadilan dalam kehidupan berwarganegara. Dengan digaungkannya pelanggaran HAM berat yang terjadi di masa lampau serta aksi nyata yang diberikan terhadap pelaku kejahatan HAM menjadi angin sejuk bagi masyarakat dan menumbuhkan benih kepercayaan dari masyarakat terhadap pemerintah. . Sebagai negara hukum, negara menjunjung tinggi adanya penyetaraan hak semua insan tanpa memandang identitas sosial tertentu. Hadirnya penuntasan secara yudisial terhadap pelaku tindak kejahatan sebagai respon aktif negara terhadap kelamnya tragedi ini. Dengan menyeret pelaku ke pengadilan, penyelesaian pelanggaran HAM berat tidak dinilai hanya “basa-basi”. Upaya ini juga memberikan perspektif yang tepat bahwa negara tidak hanya diam terhadap ketidakadilan yang terjadi bahkan apabila ketidakadilan tersebut terjadi di masa lampau. Tindakan ini juga sebagai langkah preventif terhadap pelanggaran yang akan datang sebagai wujud peringatan kepada masyarakat yang berpotensi meretakan cita-cita integrasi nasional. Pengakuan tersebut juga menjadi prasasti bahwa warga negara akan terjamin dan terintegrasi. Segala tindakan yang telah diberikan diatas sebagai bentuk negara untuk membuat masyarakatnya percaya kepada jalannya pemerintahan secara adil dan merata.

Mengambil Pijakan Bersama Segenap Jiwa Bangsa Indonesia

Partisipasi oleh setiap warga negara sebagai usaha bersama memajukan bangsa adalah langkah utama yang harus dilakukan demi mencapai cita-cita bangsa. Dengan adanya pengakuan ini, masyarakat berani untuk ikut andil dalam jalannya pemerintahan dengan cara menyampaikan aspirasi tanpa perlu takut hak berpendapatnya dibungkam oleh pihak yang tidak bertanggung jawab karena telah dilindungi oleh undang undang yang berlaku di Indonesia. Tersirat secara pasti bahwa tujuan dari integrasi nasional adalah untuk menyatukan berbagai macam perbedaan dalam sebuah negara. Maka pengakuan ini merupakan salah satu kunci untuk mencapai tujuan tersebut.

Dengan adanya pengakuan ini, rasa curiga antar masyarakat dan masyarakat dengan pemerintah akan hilang serta akan muncul rasa keterbukaan yang menumbuhkan rasa saling pengertian, menghormati, dan tentunya persatuan kesatuan. Dengan adanya sikap keterbukaan dalam masyarakat, toleransi dalam masyarakat juga akan meningkat dan pandangan negatif terhadap pihak lain pun akan terminimalisir sehingga kemungkinan munculnya konflik dalam masyarakat pun secara tidak langsung dapat terminimalisir.  Dengan adanya keterbukaan pula, jalannya pemerintahan dapat berkembang. Masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya, pemerintah dapat menjalankan aksinya, sehingga dengan berjalan beriringan tujuan mulia integrasi nasional dapat dicapai.

Presiden Jokowi berdiri sebagai wakil dari segenap jiwa masyarakat Indonesia menyesalkan adanya penyelewengan terhadap hak sipil serta jaminan keadilan bagi setiap warga negara di masa lampau. Dengan pengakuan yang diberikan memberikan cerminan bagi kita bahwa implikasi dari pelanggaran tersebut menimbulkan keretakan bagi integrasi nasional. Maka diharapkan dengan seruan ini, setiap jiwa dan raga bangsa Indonesia dapat mengambil setiap hembusan nilai agar peristiwa kelam tidak terulang kembali dan integrasi nasional dapat berjalan selaras dengan kebhinekaan bangsa demi mencapai keharmonisan nasional.

Alexandro Alvin Valentino, Annastasia Aswie, Christina, Made Adhiaksena Wikrama Putra, Surya Dharma Setiawan, Valentina Tiara Cahyaningtyas