Sumpah Pemuda Bagai Tali Pengikat Sapu Lidi
Oleh: I Kadek Perry Bagus Laksana | 2502040676 | PPTI 13 |
“Sebatang lidi tidak berarti apa-apa, tapi bila diikat jadi satu, akan menyapu segalanya”, begitulah peribahasa yang sering kita dengar ketika membahas pentingnya persatuan. Pada kehidupan manusia, satu individu saja tidak akan bisa untuk meneruskan kehidupannya. Terdapat dorongan – dorongan yang menyebabkan manusia hidup berkelompok yakni dorongan untuk bertahan hidup, dorongan untuk meneruskan garis keturunan, dan dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan. Maka dari itu, individu – individu mulai berkumpul dan membentuk keluarga, keluarga berkumpul membentuk etnis atau kelompok, hingga akhirnya etnis – etnis bersatu membentuk bangsa dan negara.
Sebelum bangsa Indonesia terbentuk, tiga setengah abad lamanya tanah ini terjajah oleh kolonial Belanda. Melihat hak-hak dan kekayaan dirampas perlahan – lahan secara paksa tentu bukan hal yang mudah dilalui. Kesengsaraan pun menjadi pemandangan biasa pada masa itu. Tentunya, masyarakat dulu tidak tinggal diam ketika haknya dirampas seperti itu, terdapat berbagai macam perlawanan yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita. Satu persatu daerah mulai mencoba mengusir penjajah dari tanah mereka. Namun sayang, banyak dari mereka gagal menghadapi kuatnya persenjataan dan permainan politik pemecah belah Belanda.
Sejarah sudah menjadi bukti bahwa perjuangan – perjuangan yang bersifat kedaerahan tidak akan bisa membebaskan tanah ini dari tangan penjajah. Seperti sebatang lidi yang digunakan untuk menyapu dedaunan yang banyak, tentu saja perjuangan daerah itu tidak akan cukup melawan kekuatan besar Belanda kala itu. Melihat itu, pemuda – pemudi masa itu mulai menyadari persatuan bangsa harus digapai sesegera mungkin untuk membebaskan negeri ini dari tangan penjajah.
Seperti membuat sapu lidi, lidi – lidi harus dikeringkan terlebih dahulu agar tidak lembab dan berjamur. Menyatukan berbagai macam kalangan masyarakat dengan berbagai latar yang berbeda bukanlah merupakan hal yang mudah dan instan. Terdapat persiapan yang harus dilakukan agar persatuan yang ingin dicapai tidak mudah rusak dan hancur. Selanjutnya setelah lidi – lidi itu kering, lidi – lidi tersebut harus diratakan terlebih dahulu. Maka pola pikir dan rasa persatuan harus diselaraskan dan merata di seluruh penjuru Indonesia. Tahap terakhir dalam sapu lidi adalah mengikatnya dengan tali yang kuat, tali yang akan menyatukan semua lidi menjadi satu sapu yang kokoh. Maka dari itu diciptakan lah Sumpah Pemuda itu sebagai tali pengikat kelompok – kelompok masyarakat daerah menjadi sebuah bangsa yang satu dan kokoh. Sehingga lidi – lidi yang tadinya lemah menjadi satu kesatuan kokoh yang dapat mengusir penjajah sekalipun.