Siapakah Identitas Kita, Pemuda Indonesia?

Oleh: Winita T. Priyanto | 2502040594 | PPTI 12

“Di mana kita berada, identitas adalah hal yang paling penting untuk dijaga.”

Begitulah kutipan yang tiba-tiba terpampang pada salah satu situs internet beberapa waktu lalu. Saya suka dengan frasa “identitas adalah hal yang paling penting untuk dijaga.” Ya, kalimat ini sangatlah bermakna. Usia remaja dan masa muda merupakan masa-masa di mana seseorang mencari jati diri, menentukan identitas dirinya. Tidak sedikit insan muda yang kesulitan untuk menemukannya. Padahal, generasi teratas percaya bahwa insan muda memiliki karakter yang dinamis, optimis, dan pemimpin perubahan, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Seringkali kita mendengar kata-kata bahwa pemuda adalah harapan bangsa, generasi penerus bangsa. Benarkah itu? Bisa benar, bisa juga salah. Semua ini bergantung pada karakter insan muda tersebut.

Salah satu aksi nyata yang menunjukkan bahwa generasi muda adalah penerus bangsa dapat kita kilas balik pada peristiwa Kongres Pemuda II, di mana para pemuda Indonesia dari seluruh penjuru nusantara Bersatu dan membulatkan tekad dalam sebuah ikrar yang kita kenal dengan “Sumpah Pemuda” yang mengikrarkan mengakui bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda merupakan momentum, tonggak sejarah, dan turning point yang mengubah pola pandang masyarakat Indonesia akan semangat persatuan. Semangat ini merupakan kekuatan besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, peringatan Sumpah Pemuda seharusnya menjadi pengingat bagi insan muda masa kini untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk maju, sejahtera, adil, dan makmur.

Setiap tahun kita memperingati peristiwa Sumpah Pemuda. Namun, tidak banyak insan yang menghayati makna dari Sumpah Pemuda ini. Ketika ditanya, “Apa yang diikrarkan pada Sumpah Pemuda?” Mirisnya, hanya sedikit yang mampu menjawab dengan tepat. Bagaimana kita mampu menunjukkan peran dan dedikasi dalam membangun bangsa dan negara jika seperti ini? Kita sebagai insan muda harus berpegang teguh pada identitas pemuda yang tangguh, kreatif, inovatif, nasionalis, religius, berkarakter, dan memiliki fighting spirit yang tinggi agar dapat menjadi nahkoda yang handal dalam membawa bangsa ini menuju zaman keemasan.

Tentu, hal ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semakin berkembangnya zaman, semakin jauh kita dari nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia. Kita sebagai insan muda masa kini harus menghadapi ancaman kehilangan arah akibat culture shock dan krisis identitas yang kapan saja bisa memakan jiwa generasi muda. Seringkali kita menyalahkan globalisasi ketika krisis identitas melanda pada diri kita. Kendati demikian, kita seharusnya memiliki awareness akan identitas diri kita guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Kita harus bangkit membangun kesadaran bersama. Lihatlah orang Tionghoa dan orang Jepang yang begitu bangga dengan bahasanya, bagaimana orang Arab dan India sangat bangga dengan budaya dan pakaian adatnya. Bagaimana dengan kita? Banyak dari kita yang lebih bangga dengan bahasa asingnya, lebih menyukai budaya luar daripada budaya sendiri sehingga mengikis nilai-nilai yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Kita sangat boleh mempelajari bahasa asing, budaya luar, saling toleransi guna memperkaya ilmu dan wawasan. Memang benar, kita tidak boleh menutup diri dari perbedaan dan budaya baru. Namun, jangan sampai kita lengah. Jangan sampai kita melupakan jati diri kita dan meninggalkannya bagai kacang lupa dengan kulitnya. Melainkan, kita juga harus mampu memperkenalkan budaya kita ke orang luar. Kita belajar budaya asing, orang asing belajar budaya kita. Indah, bukan?

Melalui momentum Hari Sumpah Pemuda tahun 2022 ini seharusnya kembali mengingatkan kita akan kesadaran kolektif untuk memiliki paradigma baru dalam menghadapi tantangan krisis identitas dan disrupsi teknologi yang berkembang begitu cepat dan pesat. Tiba saatnya bagi kita sebagai insan muda untuk memegang jati diri dan identitas kita sebagai generasi penerus bangsa. Tanamkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam diri guna mendukung diri kita untuk dapat memanfaatkan teknologi guna memajukan bangsa ini. Peringatan Sumpah Pemuda setiap tahun bukan sekadar acara atau ritual tahunan, melainkan merupakan suatu pengingat bagi insan muda guna membulatkan tekad untuk berkreasi, berinovasi, dan berprestasi untuk kemajuan bangsa dan negara.

Winita T. Priyanto