Siapakah Aku?

Oleh: Dr. Ramot Peter, S.Pd., M.Th (D4534)

Seseorang yang mengalami krisis identitas akan mempertanyakan “Siapakah Aku?” Lalu, milik siapakah aku ini? Kemudian, mengapa aku harus ada di dunia ini?. Dengan mencari identitas itu maka konsep diri terbentuk tanpa disadari. Terkadang pergaulan membentuk konsepsi identitas diri yang semu dan menyesatkan. Ketidakjelasan identitas diri akan menyebabkan seseorang kehilangan arah hidup dan mudah dipengaruhi lingkungannya. Oleh karena itu, anda perlu mengetahui perihal tentang identitas diri.

Aku diciptakan dalam gambar dan rupa Allah yang menunjukan kualitas dan sifat-sifat yang dimiliki Allah, seperti kasih, pengampunan, rasional, bermoral, dan lain-lain. Gambar dan rupa ini merupakan perbedaan antara manusia dan binatang. Berbeda dengan binatang, manusia mempunyai kesadaran akan Allah sang Pencipta. Setiap kali manusia melakukan dosa makanya hatinya akan gelisah. Ada suara hati yang tidak pernah berhenti menegur dan mengingatkan karena tugas manusia di bumi ini untuk melakukan yang Allah ingin untuk dia lakukan. Allah ingin agar semua orang hidup di dalam damai. Demikianlah mereka harus memancarkan sinar ilahi tersebut setiap saat. Dia tidak boleh membiarkan dirinya dicemari oleh dosa. Dia harus sadar bahwa dirinya bukanlah hamba dosa, melainkan hamba Allah yang membawa damai dan bukan kekacauan. Gambar dan rupa Allah yang ada di dalam dirinya merupakan bukti dari utusan tersebut.

Aku diciptakan tidak untuk sendirian. Ada dorongan dari dirinya untuk mengusir kesepian dan kesendirian. Adam tidak menemukan adanya penetralisir jiwanya yang sedang kesepian itu di antara binatang-binatang yang sudah Tuhan ciptakan. Sampai Tuhan memberi Hawa kepadanya, Adam baru menjadi tenang dan tidak gelisah lagi. Adam pada hakikatnya adalah makhluk sosial dan dia tak dapat hidup sendirian tanpa orang lain. Dia butuh orang yang bisa diajak bekerjasama, bisa saling membagi ide dan gagasan bersama, bisa saling memerhatikan dan menegur. Orang yang kurang suka bergaul patut dipertanyakan apakah ia memiliki gejala kurang sehat di dalam tahap perkembangan kehidupannya. 

Aku makhluk istimewa yang diciptakan dan diberi wewenang serta mandat untuk menguasai, mengolah, dan mendayagunakan seluruh yang ada dalam dunia ini. Tuhan menciptakan bumi dan segala isinya terlebih dahulu, dan memerintahkan pohon- pohon untuk menghasilkan buah, semuanya itu untuk manusia. Bagaimana seandainya Tuhan menciptakan manusia dulu baru segala isinya? Bagaimana manusia bisa hidup tanpa ada makanan dan tempat tinggal? Jadi, bumi diciptakan semata-mata untuk tempat tinggal manusia. Sedangkan segala binatang, tumbuhan, dan alam semata-mata adalah untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan manusia. Manusia sudah Tuhan berikan otak dan otot, sehingga bisa berkarya dan mengelola apa yang ada demi kebutuhannya untuk bertahan hidup di bumi. Itulah sebabnya, Tuhan memberi wewenang kepada manusia untuk menaklukkan atau menguasai alam dan segala isinya.

Aku diberi oleh Tuhan wewenang, berarti tidak ada lagi yang lebih berkuasa dari manusia di bumi ini. Itu berarti manusia tidak perlu takut pada pohon-pohon atau daerah-daerah yang terkesan angker, tak perlu takut sama tempat-tempat gelap karena Tuhan telah memberi kuasa/wewenang. Kalau masih takut, berarti anda ternyata lebih takut pada pohon ciptaan Tuhan daripada Tuhan sendiri. Bersyukurlah kepada Tuhan atas kepercayaan yang begitu besar yang sudah Dia berikan kepada manusia. Aku mengenal diriku sebagai mahluk ciptaan yang sudah diberi kuasa atas bumi dan segala isinya, terpujilah Tuhan.

Dr. Ramot Peter, S.Pd., M.Th