Refleksi Peran Generasi Muda Saat Ini Dalam Sumpah Pemuda

Oleh: Charlene Jovannie | PPTI 12 | 2502040480

Sumpah pemuda merupakan pergerakan para pemuda-pemudi Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tidak hanya itu, sumpah pemuda juga merupakan bentuk dari semangat dan tekad para pemuda-pemudi Indonesia dalam memperjuangkan dan menegakkan kemerdekaan tanah air kita, Indonesia. Sumpah pemuda ini berawal dari Kongres Pemuda II yang diadakan pada tanggal 27 Oktober 1928 sampai tanggal 28 Oktober 1928 yang dipimpin oleh Soegondo Djojopoespito dari PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia), di mana kongres ini diikuti oleh organisasi-organisasi pemuda Indonesia pada saat itu, di antaranya yaitu Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Sekar Rukun, Jong Ambon, dan Pemuda Kaum Betawi.

Sumpah pemuda ini memiliki isi seperti berikut:

  1. Pertama: Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
  2. Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  3. Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Sumpah pemuda ini menjadi bukti bahwa pemuda Indonesia pada masa itu memiliki peran yang sangat penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sejarah inilah yang telah membuktikan bahwa pemuda-pemudi Indonesia dapat membawa perubahan besar bagi Indonesia. Banyak sekali perubahan serta kemajuan zaman yang terjadi diawali oleh keberanian dan pemikiran generasi muda. Kita sebagai generasi muda Indonesia tidak lagi memiliki peran hanya untuk duduk manis dan belajar serta mendengarkan orang tua saja, tetapi kita juga memiliki kewajiban untuk melanjutkan perjuangan dalam mempertahankan dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta berperan sebagai generasi pembaharu yang dapat memperbaiki penyimpangan yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tetapi, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh generasi muda saat ini, salah satunya yaitu krisis identitas. Kuatnya arus globalisasi dan teknologi membuat nilai-nilai budaya Indonesia semakin menipis. Banyak sekali generasi muda Indonesia sekarang ini yang lebih menyenangi budaya negara asing dan produk-produk negara asing daripada budaya dan karya dari dalam negeri. Di tengah kondisi dunia yang penuh dengan ketidakpastian, generasi muda tetap harus optimis bahwa bangsa Indonesia memiliki kelebihan yang tidak ada pada bangsa lain. Dengan semangat Sumpah Pemuda, kita sebagai generasi muda harus membulatkan tekad untuk berkembang, berinovasi, serta berprestasi untuk menjaga dan memajukan bangsa Indonesia.

Charlene Jovannie