Pemuda Sebagai Nahkoda Dari Kapal Revolusi

Oleh: Steven Matthew | 2502040814 | PPTI 13 |

            “Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”

Seperti yang sudah terucap secara lantang pada Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928, tentunya hal yang keluar dari mulut pemuda Indonesia pada Kongres Pemuda tersebut memiliki makna yang sangat mendalam bagi kita pemuda-pemudi Indonesia, sebagai refleksi diri dalam memperbaiki kondisi tanah air Indonesia, yang tentunya memiliki tantangan yang besar di masa sekarang. Proses dalam membangun bangsa ini, pastilah tidak akan habisnya sampai kapanpun. Maka dari itu, persatuanlah yang dibutuhkan dalam membangun bangsa ini. Terkadang, sulit bagi kita untuk Bersatu di tengah keberagaman dan perbedaan yang sangat banyak, namun percayalah bahwa, perbedaan inilah yang membuat negeri tercinta Indonesia, memiliki ciri khasnya tersendiri. Butuh diingat juga, bahwa pemuda akan selalu menjadi kunci dalam kemajuan bangsa ini, dimana banyak peristiwa dan perubahan yang terjadi di negeri ini, yang dikarenakan oleh inisiatif para pemuda.

Di tengah tantangan-tantangan kebangsaan yang muncul di zaman sekarang, kita sebagai pemuda-pemudi Indonesia harus punya karakter dan komitmen kuat dalam menjaga persatuan dan kesatuan, dimana hal tersebut menjadi kunci penting dalam membangun bangsa ini. Selain persatuan dan kesatuan, rasa cinta terhadap tanah air juga harus dimiliki oleh pemuda Indonesia. Pemuda, jangan mau menjadi peran figuran dalam membangun bangsa ini. Kita sebagai pemuda harus menunjukkan eksistensi dalam berbagai bidang. Jika kita sebagai pemuda lemah, maka negeri ini akan kandas dan hanyut. Momen sumpah pemuda inilah, yang seharusnya menjadi titik balik perjuangan pemuda di era sekarang, untuk mengenali jati diri masing-masing, sehingga nantinya akan menjadi pemuda masa depan yang memiliki visi kebangsaan. Namun dibalik semua itu, saya merasa bahwa masih sedikit pemuda yang mau bersikap kritis, serta memiliki kemauan dan keberanian yang besar dalam memajukan bangsa ini.

Sudah menjadi hal yang mutlak, bahwa pemuda harus berdaulat terhadap dirinya sendiri. Pemuda harus tampil mengambil posisi sebagai pembawa perubahan. Pemuda tidak boleh berpangku tangan. Pemuda harus menyalakan pelita semangatnya dan tidak boleh terus-terusan mengutuk kegelapan, dalam kata lain tidak boleh menggantungkan peran sebagai pembangun bangsa kepada pemerintah saja. Sebagaimana hal yang terjadi pada peristiwa-peristiwa sejarah, dimana pemuda Indonesia berjuang habis-habisan dalam memperebutkan dan membangun kemerdekaan Indonesia dengan segenap pikiran, jiwa, dan raga mereka, sangat menjadi inspirasi dan semangat bagi saya dalam berjuang di hidup ini, untuk menggapai apa yang saya inginkan, serta menggunakan pencapaian saya tersebut untuk mengharumkan ataupun memberi dampak positif bagi bangsa ini. Pemuda, bukan hanya tercerminkan dari umur saja, melainkan pemikiran dan akal yang sehat, serta tekad yang kuatlah yang mencerminkan, bahwa kita adalah pemuda Indonesia yang berada di negeri pemuda. Akhir kata, dalam mewujudkan sumpah saya sebagai pemuda Indonesia, saya akan membuktikan jati diri saya sebagai pemuda Indonesia yang pantang menyerah dalam hidup ini, dan tetap terus maju untuk mengukir sejarah yang baik dalam hidup saya, serta dalam tanah air beta, Indonesia.

Steven Matthew