Pemuda Pembangun Pendidikan di Indonesia

Oleh: Rachel Fanggian | 2502041520 | PPTI 13 |

 Pada 28 Oktober 1928, para pemuda mengikrarkan Sumpah Pemuda yang menegaskan cita-cita ‘Tanah Air Indonesia’, ‘Bangsa Indonesia’, dan ‘Bahasa Indonesia’. Sumpah pemuda tentu bukan momen spontan tanpa refleksi mendalam. Para pemuda saat itu menyadari bahwa negara tidak berjalan dengan baik dan mendambakan kemerdekaan dari kolonialisme fisik negara kolonial. Maka dari itu, hingga kini bulan Oktober dikenal sebagai Bulan Perjuangan Pemuda dimana memperingati Hari Sumpah Pemuda merupakan titik balik bagi generasi muda untuk menemukan kembali jati dirinya sebagai agen perubahan, pembangunan, dan pembaharuan demi kemajuan negara baik dari aspek sosial maupun ekonomi.

Generasi pemuda merupakan generasi penerus bangsa, ditangannyalah masa depan bangsa ini akan dibawa. Maka dari itu, kita dapat membangun bangsa ini mulai dari hal yang kecil tapi berarti, seperti membangun pendidikan di Indonesia. Sebagai penerus bangsa, kita wajib untuk berpendidikan dengan memenuhi kewajiban kita mengikuti sekolah dari jenjang dasar hingga menengah atas. Tetapi sesungguhnya tak hanya itu yang dapat kita lakukan, kita juga dapat terlibat dalam pembangunan pendidikan di Indonesia dengan menjadi tenaga didik. Sekarang sudah tak asing lagi melihat guru yang masih berusia 20an, dan bahkan sudah banyak orang tua yang memercayai anaknya untuk diajar oleh seorang siswa maupun mahasiswa muda. Lalu, dengan jiwa sosial yang tinggi, kita sebagai pemuda dapat ikut serta melakukan kerja sukarela ke daerah-daerah terpencil di pulau-pulau yang tersebar di seluruh pelosok bangsa Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Terakhir, pemuda Indonesia harus memberikan usaha terbaiknya untuk mencapai prestasi demi mengharumkan nama bangsa di mata dunia.

Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya 77 tahun yang lalu, namu perlu diingat bahwa kita sebagai pemuda tidak boleh hanya berdiam diri. Kita harus terus menerus membuat bangsa Indonesia menjadi lebih maju dan berkembang lagi di masa yang akan datang. “Jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda tapi warisilah api Sumpah Pemuda. Kalau sekedar mewarisi abu, saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air. Tapi ini bukan tujuan akhir!” – Ir. Soekarno.

Rachel Fanggian