Krisis Makna Sumpah Pemuda Pada Zaman Modern

Oleh: Cecilia Audrey Herli | 2502040461 | PPTI 12/ 06

Menurut Tri Karyanti (2010), Sumpah Pemuda merupakan bukti konkrit nasionalisme bangsa Indonesia pada abad ke 20. Pada masa itu, kalangan bangsa Hindia Belanda (Indonesia) tumbuh kesadaran bahwa bangsa yang berada di bawah kolonialisme Belanda adalah satu bangsa yang diwujudkan melalui ikrar yang menyatakan adanya persatuan bangsa, tanah air dan persatuan bahasa. Ikrar ini merupakan suatu pengakuan pemuda-pemudi dari berbagai daerah Indonesia yang menunjukkan semangat nasionalisme yang kemudian akan berkembang lebih tegas lagi menuju Negara Indonesia merdeka. Ikrar tersebut dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 sebagai hasil rumusan dari Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Isi dari sumpah pemuda adalah sebagai berikut:

  1. Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia.
  2. Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia.
  3. Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.

Peristiwa bersejarah ini menjadi inspirasi untuk membuat negara menjadi lebih baik dan mengajarkan nilai persatuan bangsa yang seharusnya diwujudnyatakan oleh semua masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Namun, ternyata kenyataannya berbeda. Banyak peristiwa menunjukkan bahwa makna Sumpah Pemuda semakin hilang di kalangan masyarakat Indonesia pada zaman modern ini.

Krisis Makna Sumpah Pemuda Pada Anak Muda

Pada zaman modern ini, teknologi semakin berkembang dan canggih sehingga banyak berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia, terutama anak muda. Anak muda rentan terhadap pengaruh lingkungan luar karena mereka berada pada usia yang mengalami perubahan hormonal dan masih belum memiliki pengalaman yang cukup untuk menilai perilaku yang benar dan tidak. Pada saat ini, anak muda harus menghadapi cepatnya perkembangan zaman, bukan lagi ancaman kolonialisme bangsa lain yang menjajah Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi, anak muda dapat mengakses berbagai hal di internet, termasuk hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku mereka secara negatif.

Hal ini merusak pembentukan moral anak muda sehingga mereka beranggapan bahwa tindakan buruk merupakan sesuatu yang dapat mereka lakukan, mulai dari kenakalan remaja hingga tindakan kriminal seperti asusila dan pembunuhan. Rusaknya moral pemuda akan mengancam negara karena pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang menentukan nasib dan mewujudkan cita-cita negara Indonesia. Pada kasus ini, terlihat memudarnya makna Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda seharusnya bukan hanya untuk mengingat peristiwa bersejarah, namun menjadi semangat untuk bangkit berjuang melawan pengaruh negatif (dahulu penjajah) yang dapat mengancam negara.

Krisis Makna Sumpah Pemuda Pada Bahasa Indonesia

Berdasarkan artikel pada Direktorat Sekolah Menengah Pertama (2021), bahasa merupakan ciri khas dan menjadi pengenal suatu negara. UUD 1945 pasal 36 yang berbunyi, “Bahasa negara adalah bahasa Indonesia.” memiliki makna yang sama dengan ikrar ketiga Sumpah Pemuda bahwa bahasa persatuan adalah bahasa Indonesia. Namun, kenyataannya bahasa Indonesia semakin tergeser oleh bahasa lain atau bahasa gaul (pencampuran bahasa Indonesia dengan bahasa lain).

Masyarakat lebih memilih menggunakan bahasa lain atau bahasa gaul karena dianggap sebagai sesuatu yang menantang dan seru di kalangan masyarakat saat ini. Bahkan, terdapat anak-anak Indonesia yang belajar di sekolah internasional dimana mereka belajar menggunakan bahasa lain, seperti bahasa Inggris dan mereka tidak mempelajari bahasa Indonesia. Walaupun nantinya mereka dapat tetap belajar bahasa Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa orangtua mereka lebih mementingkan pembelajaran bahasa lain dibandingkan bahasa Indonesia.

Selain itu, sering terjadi peristiwa dimana masyarakat Indonesia sering menggunakan istilah dengan bahasa lain dan tidak mengetahui istilahnya dalam bahasa Indonesia. Bukannya tidak ada istilah tersebut dalam bahasa Indonesia, namun istilah dalam bahasa lain lebih populer sehingga banyak orang yang tidak mengetahuinya. Contohnya, kata ‘gadget’ yang berarti gawai dan kata ‘mouse’ (berkaitan dengan perangkat komputer, bukan hewan) yang berarti tetikus. Sebenarnya, bahasa gaul tidak menjadi ancaman karena kata-kata tersebut dapat diserap dengan selektif dan dimodifikasi membentuk kata baru di bahasa Indonesia. Ancaman terhadap eksistensi bahasa Indonesia sebenarnya berada pada jarangnya penggunaan bahasa Indonesia.

Krisis Makna Sumpah Pemuda Pada Masyarakat Indonesia

Berdasarkan artikel dari CNN Indonesia (2020), masyarakat Indonesia kebanyakan tak lagi ingat mengenai sejarah Sumpah pemuda serta maknanya bagi kemerdekaan RI walaupun mereka mengingat tanggal peringatannya, yaitu 28 Oktober. Banyak yang mengaku bahwa mereka pernah mendengar tentang Sumpah Pemuda saat sekolah, namun sekarang sudah tidak mengingatnya serta tidak ada kegiatan khusus yang dilakukan untuk memaknai peringatan tersebut.

Penyebab terjadinya hal tersebut adalah kurangnya publikasi sejarah seperti penanda hari Sumpah Pemuda pada kalender sehingga menjadi lebih tidak populer serta sikap masyarakat Indonesia yang mulai kurang peduli akan sejarah. Kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia akan peristiwa, isi, dan makna Sumpah Pemuda merupakan salah satu ancaman terhadap negara karena seharusnya Sumpah Pemuda menjadi patokan semangat berjuang melawan pengaruh negatif. Sumpah Pemuda mengajarkan nilai-nilai persatuan yang seharusnya menjadi panutan pemuda Indonesia.

Cara Mengatasi Krisis Makna Sumpah Pemuda

Untuk mengatasi krisis makna Sumpah Pemuda pada zaman modern ini, dibutuhkan partisipasi dan Tindakan nyata dari seluruh masyarakat Indonesia, baik pemerintah, guru, orangtua, pelajar, dan masyarakat luas. Berikut merupakan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperkuat makna Sumpah Pemuda di Masyarakat Indonesia:

  • Memberikan sosialisasi. Pemerintah dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai pentingnya memaknai Sumpah Pemuda untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia sehingga menciptakan lingkungan yang mendukung terwujudnya semangat Sumpah Pemuda. Menurut Meissa Putri (2014), lingkungan sangat berpengaruh bagi remaja, terutama teman sebaya, orang-orang yang dianggap idola atau panutan. Secara kognitif sebenarnya di usia remaja akhir, yakni 17-18 tahun, remaja sudah dapat berpikir logis tentang konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya. Sehingga, dukungan yang sifatnya positif dari orang-orang di sekitar remaja sangat berperan dalam pembentukan pribadi anak tersebut.
  • Memberikan pendidikan dari usia dini untuk mencintai tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia. Menurut Meissa Putri (2014), pembentukan kepribadian seseorang sudah terbentuk sejak bayi, maka faktor-faktor yang berkaitan dengan masa kecil seseorang juga mempengaruhi struktur kepribadiannya. Orangtua dan guru merupakan orang yang sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang sehingga mereka seharusnya mengajarkan anak-anak untuk mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta bangga akan bangsa Indonesia karena mereka merupakan calon penerus bangsa. Mereka akan menentukan nasib bahasa Indonesia yang semakin terancam punah dan merupakan aktor pembangun negara Indonesia menjadi lebih baik.
  • Menggunakan bahasa Indonesia. Masyarakat Indonesia seharusnya sebisa mungkin untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam segala kondisi sebagai wujud nyata rasa cinta akan bangsa Indonesia. Selain itu, mereka juga dapat berperan sebagai penyebar bahasa Indonesia dengan mengajarkan bahasa Indonesia ke orang lain sehingga hal ini dapat melestarikan bahasa Indonesia. Salah satu contoh warga negara Indonesia yang telah melakukan hal tersebut adalah Jerome Polin, seorang warga Indonesia yang berkuliah di Jepang dan mengajarkan bahasa Indonesia kepada teman Jepang-nya. Ia juga membuat berbagai konten Youtube mengenai bahasa Indonesia serta kompetisi bahasa Indonesia bersama temannya. Konten tersebut dilihat oleh banyak orang yang menjadi contoh baik dalam melestarikan bahasa persatuan kita, bahasa Indonesia.

Isi dari ikrar Sumpah Pemuda seharusnya diwujudnyatakan oleh semua kalangan masyarakat kebangsaan Indonesia. Makna Sumpah Pemuda menjadi penegas bahwa masyarakat Indonesia wajib menjunjung tinggi persatuan Indonesia berdasarkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika dan mencintai tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia.

Daftar Pustaka

Admin SMP. 2021. Eksistensi Bahasa Indonesia di Tengah Ancaman Bahasa Asing dan Bahasa Gaul, Direktorat Sekolah Menengah Pertama, dilihat dari 29 Oktober 2022, https://ditsmp.kemdikbud.go.id/eksistensi-bahasa-indonesia-di-tengah-ancaman-bahasa-asing-dan-bahasa-gaul/

CNN Indonesia. 2020. Sumpah Pemuda di Mata Warga: Ingat Tanggal, Lupa Makna, dilihat dari 29 Oktober 2022, https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201028123614-20-563667/sumpah-pemuda-di-mata-warga-ingat-tanggal-lupa-makna

Karyanti, Tri. 2010. Sumpah Pemuda dan Nasionalisme Indonesia. Majalah Ilmiah Informatika, Vol. 1, No. 3, hh. 1-2. Putri, Meissa. 2014. Alasan Remaja Rentan Terpengaruh Dampak Buruk Lingkungan, Berita Satu, dilihat dari 30 Oktober 2022, https://www.beritasatu.com/gaya-hidup/173183/alasan-remaja-rentan-terpengaruh-dampak-buruk-lingkungan

Cecilia Audrey Herli