Kerja untuk Hidup
Oleh: Dr. Ramot Peter, S.Pd., M.Th (D4534)
Ada dua prinsip hidup yang dipegang oleh manusia selama bekerja, yaitu “bekerja untuk hidup” dan “hidup untuk bekerja”. Pada dasarnya, manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, meskipun ada yang sebaliknya mengatakan hidup untuk kerja. Artinya ada orang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, ada juga yang bekerja demi mengejar cita-cita dan karier yang bagus. Orang yang “kerja untuk hidup” dapat menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan kehidupan kerja. Meskipun ia tetap mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia tahu pentingnya membagi waktu bersama orang terdekat seperti teman dekat, keluarga, dan saudara. Berbeda dengan orang yang memegang prinsip “hidup untuk kerja” yang sangat memprioritaskan kerja di atas segala-galanya. Salah satunya termasuk membagi waktu untuk berkumpul dengan orang terdekat. Seseorang yang memegang prinsip “hidup untuk kerja”, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan kelancaran finansial adalah fokus utama. Sementara waktu untuk berkumpul dan bercengkrama bersama orang terdekat cenderung terabaikan,
Ada tiga hal perbedaan menyolok tentang orang yang “kerja untuk hidup” dan “hidup untuk kerja”. Pertama, orang yang “kerja untuk hidup” dapat mengatur waktunya untuk makan secara teratur dan benar. Sedangkan orang yang “hidup untuk kerja” memiliki kecenderungan untuk memilih makanan cepat saji agar cepat memakannya, bahkan ada yang mengabaikan makan siang demi menuntaskan pekerjaan. Kedua, orang yang “kerja untuk hidup” akan memilih profesi secara hati-hati dan cenderung memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan. Sedangkan orang yang “hidup untuk kerja” menghabiskan seluruh hidupnya untuk bekerja dan mengejar target pekerjaan dengan berbagai cara. Ketiga, orang yang mengutamakan “kerja untuk hidup” dapat membagi waktu seusai bekerja, misalnya: berkumpul bersama orang terdekat, menonton TV, makan di luar, memasak, olah raga, dan aktivitas-aktivitas me time (kegiatan pribadi untuk kesenangan sendiri) lainnya yang menyehatkan mental dan fisik. Sedangkan orang yang “hidup untuk kerja”, seusai jam kantor, biasanya masih melakukan pekerjaan-pekerjaan sampingan lainnya sehingga waktu untuk bersama dengan kerabat dekat, keluarga bahkan me time sering terabaikan.
Dari penjelasan di atas, kedua hal tersebut bukan tertuju untuk mencari pilihan. Gamabaran dua pola tersebut sangat bergantung pada pola hidup yang dijalankan. Mulai untuk memeriksa diri anda sendiri, apakah Anda menerapkan keseimbangan hidup dan kerja? Atau, mendedikasikan seluruh hidupnya untuk bekerja? Semua kembali pada kebutuhan masing-masing dan tujuan yang jelas dalam menjalani hidup. Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk sosial, homo homini lupus, yang memerlukan sahabat meskipun di tengah kesibukan. Sesibuk-sibuknya manusia bekerja, ambillah waktu untuk beristirahat dengan baik dan berbincang-bincang dengan teman dekat untuk menjaga keseimbangan hidup. Keseimbangan hidup sangat berguna untuk meningkatkan kesehatan tubuh dan mental, sehingga terhindar dari stres, cemas, depresi bahkan psikosomatis lainnya. Selamat bekerja untuk hidup.